[25 Juli 2020]
Coba deh bacanya yang serius. Siapa tau nagih dan bikin penasaran.💞
________
Akhirnya setelah berbulan-bulan menunggu dengan disertai harap-harap cemas, hari di mana Sayembara Aksa dilaksanakan pun tiba. Sudah sejak subuh Juni duduk di teras. Membaca beberapa buku dengan sudah mengenakan seragam. Tidak ada yang bisa mematahkan antusiasme Juni hari ini. Tidak juga Bima yang berulang kali menyuruh anaknya masuk karena angin pagi yang terasa begitu dingin.
"Ih nggak apa-apa, Ayah. Udara pagi bagus buat paru-paru tau. Mending Ayah diem dulu deh. Juni mau konsentrasi nih."
Begitulah sahutan Juni yang terakhir. Ia melakukannya sambil tersenyum lebar. Seolah mentari pagi yang rekah hari ini adalah momen terbaik sepanjang hidupnya.
Juni yakin, hasil tak akan menghianati usaha. Mau seberapa tinggi tingkat kejeniusan lawannya yang bernama Relly itu, kerja keras Juni dan Ajun selama ini pasti akan menuai hasil yang baik. Mereka pasti menang. Juni yakin seratus persen.
"Juni, psstt!"
Mendengar panggilan lirih itu, sontak Juni menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Didapatinya Ajun yang berjongkok di balik semak-semak. Juni tersenyum girang sebelum menyambar tasnya.
"Ayaahhh, Juni berangkat," pamit Juni sambil melangkah keluar dari teras.
"Ayah anter ya?"
"Nggak usah, Yah. Juni naik bus."
Gadis yang hari ini memakai bandana itu cepat-cepat meninggalkan halaman sebelum ayahnya keluar dan mengetahui keberadaan Ajun. Setelah malam di mana Bima memergoki anaknya dan Ajun di balkon kamar, baik Juni maupun Ajun sepakat untuk merahasikan hubungan mereka alias backstreet.
"Selamat pagi."
Ajun tersenyum dan balas mengacak kepala Juni. Tak dipungkiri jika setelah panggilan mereka beralih menjadi aku-kamu, Ajun menjelma menjadi pria yang lebih manis.
"Kita sarapan dulu?"
"Oke. Aku yang pilih tempatnya."
"Terserah nona cantik aja."
Dua kata yang sontak membuat pipi Juni bersemu merah. Dicubitnya pelan lengan Ajun lalu bersama-sama keduanya bergandengan menuju mobil Ajun yang sengaja diparkir agak jauh.
***
Di tempat lain, sudah sejak pagi buta Awan berada di aula untuk mengkoordinasi penataan mimbar bagi peserta Sayembara Aksa. Hari ini akan menjadi hari yang besar. Setelah acara inti selesai dan Aksa menemukan pemenangnya, konser band sekolah akan dilaksanakan besar-besaran sampai malam hari. Beberapa siswa juga dibebaskan mendirikan outlet makanan berbahan dasar coklat. Sayembara Aksa kali ini memang dilaksakanan bebarengan dengan perayaan valentine.
"Wan, ada yang mau ketemu sama lo."
Seorang pengurus perempuan dengan berbagai macam pita terkalung di leher menghampiri Awan dan menunjuk ke arah pintu.
"Hai Wan!"
Gadis bersurai hitam kecoklatan di ambang pintu itu melambai pada Awan.
"Kok kamu di sini?"
Awan nyaris tak bisa membedakan Lea dengan teman-temannya yang lain karena pakaian yang gadis itu kenakan memiliki warna dan corak yang sama dengan panitia Sayembara Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juni Katastrofe [End]
Teen FictionKatastrofe pertama Juni terjadi tujuh belas tahun selang kelahirannya sebagai bulan yang menahtai hari-hari cerah. Para pewaris Gerodito telah datang. Ibarat satu formasi, Ajun dan Awan adalah guruh dan hujan yang kompak mengacaukan teriknya dataran...