[28 September 2020]
Coba deh bacanya yang serius. Siapa tau nagih dan bikin penasaran.💞
________
Masuknya para peserta ke aula diiringi sorak-sorai anak kelas sebelas yang duduk di barisan paling belakang. Mereka datang untuk mendukung perwakilan angkatan yang tak lain adalah Juni dan Ajun.
Untungnya kegugupan Juni telah menguar, bahkan semenjak ia belum menginjakkan kaki di aula. Alhasil Juni bisa menyapa teman-temannya dengan senyum yang lebar. Rasa gugup itu terdistraksi setelah secara diam-diam Ajun menggenggam tangan Juni di balik mimbar. Perlakuan yang membuat Juni berkali-kali lebih percaya diri. Ya, sebucin itu ternyata seorang Juni. Membaik hanya karena sentuhan tangan dari Ajun.
Ada jeda cukup lama sebelum perlombaan dimulai, yaitu ketika ketua komite menyampaikan sambutannya. Saat-saat itu dimanfaatkan Ajun untuk mengembalikan keadaan. Ia sadar apa yang terjadi di antara dirinya dan Juni beberapa waktu lalu bisa meracuni hubungan mereka seandainya tidak lekas diselesaikan.
"Jun," Ajun mendekatkan bibirnya ke telinga Juni.
Beberapa penonton yang melihat adegan itu sontak berteriak heboh. Dari sisi tertentu, Ajun seolah tengah mengecup pipi Juni meski pada kenyataannya tidak. Ajun hanya ingin berbisik dan beruntung sorakan 'tak tahu tempat' itu tidak memberi efek yang berarti bagi kelangsungan acara. Ketua komite tetap lancar berbicara sementara Ajun kembali melanjutkan niatnya yang sempat tertunda.
Ajun mengulang bisikannya karena tadi Juni justru lebih fokus pada sorakan penonton.
"Juni."
"Ya?"
Juni menoleh dan mendapati wajah Ajun begitu dekat dengannya. Meski sudah lama bersama, ditatap demikian oleh Ajun masih membuat jantung Juni berdebar hebat. Rasanya tak berubah dari pertama kali mereka bertemu.
Setelah berhasil menetralisir gugupnya, Juni menjinjit sebelah alis sebagai pengganti kata 'kenapa'. Bukannya menjawab, Ajun justru merogoh saku dan mengeluarkan sebungkus permen bertuliskan I'm sorry.
"Sorry."
Suasana hening sesaat. Ketua komite yang sejak tadi sibuk berbicara juga ikut berhenti entah untuk apa. Dan ya, perlakuan sesederhana itu sudah cukup untuk membuat senyum Juni merekah cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juni Katastrofe [End]
Fiksi RemajaKatastrofe pertama Juni terjadi tujuh belas tahun selang kelahirannya sebagai bulan yang menahtai hari-hari cerah. Para pewaris Gerodito telah datang. Ibarat satu formasi, Ajun dan Awan adalah guruh dan hujan yang kompak mengacaukan teriknya dataran...