Twenty Three

6.1K 736 147
                                    

"Ekhem..." dehem Jisoo memecah keheningan di kamar Irene. "Aku denger, tadi sore udah ada yang mutusin pilihannya nih."

Malam ini, mereka berdelapan sedang berkumpul di kamar Irene. Kegiatan yang sangat sudah lama tidak mereka lakukan. Mereka juga tidak lupa mengajak Wendy dalam acara mengumpul ini, dengan cara menelepon Wendy. Untungnya Wendy sedang berada di apartemen, jadi panggilan telepon dari saudarinya dapat ia angkat.

"Pilihan apa Ji?" tanya Wendy dari ujung telpon sana.

"Pilihan hidup Wen," jawab Seulgi.

"Maksudnya apa sih Kak?" tanya Jennie.

"Maksudnya milih mau tetep hidup atau mati gitu?" tanya Wendy.

"Ga gitu anjir Wen. Jadi curiga gue kok lo bisa dapet beasiswa S2 tapi pikiran lo itu loh. Bolot," ucap Seulgi.

"Anjirlah, gue beneran pinter woi!! Makanya jelasin maksudnya apa," ujar Wendy.

"Tau Kak jelasin dong," ucap Rosé.

"Tanya saja sama Kakak tertua kita yang diem-diem aja daritadi tuh," ucap Seulgi sambil menunjuk Irene.

"Bukannya kalian udah tau? Kenapa nanya lagi?" tanya Irene.

"Gini nih ciri-ciri Kakak ngeselin. Belum aja dibombardir," ucap Lisa.

"Sabar Li sabar. Faktor U kaya gini jadinya. Suka ngeselin," timpal Joy.

"Heh!" ucap Irene sambil menatap tajam Lisa dan Joy, tapi yang ditatap sangat tidak peduli dengan tatapan Irene.

"Kak ayo lah ceritain. Nahan banget sih," protes Rosé.

"Tau Kak, lagian tujuan kita kumpul disini bukannya kembali berbagi cerita seperti yang dulu sering kita lakuin? Tanpa menutupi antara satu sama lain," ujar Yeri.

"That's right Yerim," ucap Wendy.

Irene sedikit tersentak dengan perkataan Yeri. Irene menjadi ingat dengan pembicaraannya dengan Solar tentang Irene yang harus saling terbuka satu sama lain dengan adik-adiknya.

Ia ingin adik-adiknya terbuka kembali kepada dirinya dan Irene sadar bahwa ia sendiri juga harus memulai kembali untuk terbuka kepada adik-adiknya. Bagaimana pun caranya.

Irene menarik nafasnya pelan lalu menatap wajah satu persatu adik- adiknya. "Kayak yang Jisoo dan Seulgi bilang tadi. Kakak udah mutusin siapa pilihan Kakak. Bisa kalian tebak, siapa pilihan Kakak di antara dua laki-laki yang nunggu Kakak selama tiga tahun ini?"

"Bang Suho," jawab Yeri.

"Bang Suho," jawab Jennie.

"Bang Mino," jawab Rosé.

"Bang Suho," jawab Joy.

"Bang Mino," jawab Lisa.

"Bang Suho," jawab Wendy.

"Bang Suho," jawab Jisoo.

"Mino," jawab Seulgi.

"Lah lah kok Kak Seul dan Kak Ji ikut nebak sih?" tanya Yeri heran.

"Tau nih. Bukannya udah tau duluan ya?" tanya Rosé.

"Tau duluan apaan? Aku aja cuma tau kalo Kak Irene udah nentuin pilihannya, itu juga dari Kak Solar. Soalnya pas aku sampe kantor abis meeting Kak Irene udah pergi," jawab Seulgi.

Indestructible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang