Twenty Eight

5.9K 839 174
                                        

Beberapa hari berlalu, Jennie  diperbolehkan pulang dan kini telah sampai di rumahnya setelah sekian lama menginap di rumah sakit.

"Pada ke mana deh? Kok sepi banget?" tanya Jennie pada Rosé, Lisa, dan Yeri yang bersamanya sejak dia keluar dari rumah sakit.

"Kak Seulgi ada tugas penting di kantornya, Kak Jisoo lagi ada rapat sama atasannya, Kak Joy lagi ada kelas yang wajib dia datengin, Kak Ire—" jawab Yeri terhenti karena tangan Jennie yang meminta dia untuk berhenti.

"Oh oke aku ngerti," ucap Jennie memotong ucapan Yeri tanpa merasa bersalah.

Lagi dan lagi. Lisa, Rosé, dan Yeri hanya bisa saling bertatapan. Lisa disadarkan oleh Rosé dan Yeri, jika saat ini ada kesalahpahaman diantara mereka bersembilan yang masih mereka tidak ketahui. Ia menyadari akan hal ini setelah mengendong Rosé menuju klinik terdekat ketika Rosé pingsan di jalan.

Mereka bertiga juga tidak bercerita pada siapa pun, kalau Rosé sempat pingsan di jalan karena napasnya yang sangat sesak beberapa hari lalu.

Lisa dan Yeri tidak memberitahu Kakak-Kakaknya karena permintaan Rosé sendiri. Katanya, masalah di rumah sudah berat jadi Rosé meminta dua adiknya untuk menyimpan rapat-rapat kejadian yang dialaminya.

"Em...Kakak udah laper belum? Mau makan apa?" tanya Rosé mengalihkan pembicaraan.

"Belum sih Rosé. Mau istirahat lagi aja dulu," jawab Jennie.

"Oke deh. Ayuk Rosé antar ke kamar," ucap Rosé sambil memegang kedua bahu Jennie lalu menoleh ke Lisa. "Baju kotornya Kak Jen taruh di cucian ya Li!"

"Siap," ucap Lisa langsung menaruh baju kotor Jennie di cucian.

Beberapa menit kemudian. Rosé sudah selesai mengantar Jennie ke kamarnya, segera bergabung dengan dua saudarinya yang sedang duduk di bangku pinggir kolam renang.

"Apa yang harus kita lakuin lagi sekarang?" tanya Lisa begitu melihat Rosé duduk di samping dirinya.

"Entah aku juga gak tau. Udah kehabisan akal," jawab Rosé.

"Sama, semua udah ke makan ego masing-masing. Nyadarin mereka nggak semudah nyadarin Kak Lisa yang langsung ngerti sama keadaan," ucap Yeri.

"Karena mereka jauh lebih dewasa dan pikiran mereka lebih luas, tapi kadang itu juga yang jadi boomerang untuk diri sendiri. Karena tertutup oleh banyaknya kemungkinan di dalam pikiran yang sangat terbuka, membuat mereka hanya menyimpulkan dari satu sisi aja," ucap Lisa.

"Bahkan sebenarnya tanpa kita sadari, di antara kita itu udah tercipta benteng untuk saling menutup diri masing-masing. Ya...kecuali kita bertiga ini," ucap Yeri.

"Kenapa ya kita selalu bertiga terus? Sama sama maknae line lagi. Suka bingung dan bosen aku sama kalian terus," ucap Lisa.

"Akujuga bingung, emang dikira Kakak doang!" ketus Yeri.

"Please, deh ya. Ini lagi serius. Jangan malah melenceng kemana-mana deh," tegur Rosé.

"Sorry," ucap Lisa dan Yeri.

"Back to topic ya, apa rencana kita kali ini?" tanya Rosé.

"Aku juga bingung sumpah Sé. Apalagi Kak Irene bener-bener jarang pulang banget semenjak Kak Jen di rumah sakit. Jadi kayak buat jarak banget sama kita gitu loh dan yang paling aku takutin, nantinya salah paham ini akan semakin besar."

"Gak usah Kak Irene. Kak Seul dan Kak Ji aja lebih suka ke kantor kalau gak ke kantor ya jaga Kak Jen. Terus Kak Joy juga agak kelihatan ngindarin kita. Setelah kejadian aku turun dari mobil. Makanya pas Kak Rosé mau ngomong kemaren malah didiemin."

Indestructible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang