Disebabkan kamar apartemen Wendy hanya ada dua dan disetiap kamar sudah ditempati oleh Seulgi-Wendy, Jisoo-Jennie-Joy. Maka Rosé, Lisa, dan Yeri tidur di depan televisi beralaskan karpet yang agak tebal.
Seharusnya Yeri tidur dengan Seulgi dan Wendy, tapi entah kenapa tiba-tiba dia ingin bersama Rosé dan Lisa. Maka berakhirlah Yeri tidur bersama Rosé dan Lisa di depan televisi dengan posisi Yeri berada di tengah Rosé dan Lisa.
Jam hampir menunjukkan pukul 11 malam. Cahaya lampu kecil menemani mereka bertiga tidur. Namun, Lisa masih enggan menutup matanya. Sudah berulang kali ia mencoba menutup matanya, tetap saja tidak kunjung tertidur.
Lisa mengubah tidurnya menjadi menghadap kiri dan melihat Rosé yang sama masih terjaga sama seperti dirinya.
"Kenapa belum tidur Rosé?"
"Lah lo sendiri kenapa?"
"Gak bisa tidur."
"Sama."
"Kirain karena lo laper."
"Ya gak gitu juga ih. Emang gue laperan mulu apa."
"Kenyataannya begitu Rosie. Emang siapa lagi yang suka ngetok kamar malam-malam buat nemenin makan selain lo, Rosé."
"Hehehe peace lah."
"Kakak-Kakak apa gak bisa diem?" Tanya Yeri tanpa membuka matanya.
"Eh belum tidur Yer? Aku kira udah," ujar Lisa.
"Mana bisa aku tidur sedangkan kalian berdua ngebacot," jawab Yeri membuka matanya sembari menatap Lisa dan Rosé bergantian.
"Ya mohon maaf," ucap Lisa.
"Tapi sebenernya alasan aku belum tidur bukan karena kalian berdua berisik sih Kak," ucap Yeri sambil bangun duduk bersila.
"Lalu?" Rosé mengikuti Yeri yang duduk bersila. Begitu juga dengan Lisa.
"Karena saat ini ada pikiran yang ngebuat Yeri takut. Takut kalau yang Yeri pikirin benaran terjadi," jawab Yeri.
"Emang apa yang lagi Yeri pikirin sekarang?" Tanya Lisa.
"Kalau Yeri gak mau cerita gapapa kok. Kakak selalu nunggu Yeri siap," ucap Rosé sambil mengusap punggung Yeri.
"Nggak papa Kak. Yeri cerita sekarang aja," ucap Yeri.
"Oke Kakak siap mendengarkan," ucap Rosé dan diangguki oleh Lisa.
"Kakak tau, aku takut banget kalo nanti Kakak-Kakak semua ninggalin Yeri. Walau Adek yakin emang pasti ada waktunya kalian ninggalin, tapi aku gak siap kalo kalian harus ninggalin kayak Kak Irene. Aku takut kalo itu sampai terjadi lagi diantara kalian. Adek takut sendirian. Aku takut gak punya tempat untuk pulang, karena tempat untuk pulang aku hanya kalian aja. Yeri gak punya siapa-siapa lagi selain kalian," ucap Yeri dengan isak tangisnya.
Memang, mereka tidak punya siapa-siapa lagi selain satu sama lain. Orangtua mereka telah meninggal karena kecelakaan pesawat, sedangkan Kakek Nenek mereka dari kedua orangtua juga sudah meninggal dan orangtua mereka merupakan anak tunggal yang artinya tidak punya saudara satu pun. Ada Paman dari sepupu Papa mereka, tapi mempunyai perangai yang buruk dan tidak diketahui entah bagaimana kabarnya.
Rosé mengusap kepala Yeri dengan pelan, "Yeri harus tau kalo Kakak gak akan pernah ninggalin Yeri sendirian. Bahkan Kak Lisa, Kak Joy, Kak Jennie, Kak Jisoo, Kak Wendy, Kak Seulgi maupun Kak Irene pasti selalu berusaha untuk nemenin Yeri. Kenapa? Karema Yeri itu Adik kami. Adik yang harus kami jaga. Kakak dan Kakak yang lain akan selalu berusaha agar sesuatu yang buruk gak terjadi sama Yeri ataupun ninggalin Yeri sendirian. Kami sama kayak Yeri, rumah menurut kami adalah tempat di mana saat kita semua berkumpul bersama dengan formasi sembilan orang, tapi jika kita terpisah karena kematian. Kita juga gak bisa berbuat apa-apa, karena itu udah takdir yang gak bisa kita ubah. Kita hanya bisa berdoa serta berharap agar dapat berkumpul kembali dikehidupan selanjutnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Indestructible
FanfictionA Sequel from Sisters ⚡Formal, Non Formal ⚡Harsh Words