Irene kembali melakukan tugasnya setiap malam, sebelum dirinya tidur. Yang tentunya sudah sangat lama tidak ia lakukan, yaitu mengecek apakah adik-adiknya sudah tidur atau belum.
Pertama, Irene membuka pintu kamar adik bungsunya. Melihat kamar Yeri yang terlihat tidak ada perubahan semenjak dia pergi. Irene tertawa pelan, melihat cara tidur Lisa dan Yeri yang sangat rusuh. Entah mengapa rasanya Irene seperti deja vu.
"Kalian udah kuliah, tapi kalo tidur tetep saja nggak berubah. Masih aja rusuh," ujar Irene sambil membenarkan posisi tidur mereka berdua.
Irene memakaikan mereka selimut lalu mencium dahi mereka. "Have a nice dream!" ujar Irene lalu keluar dari kamar Yeri dan beralih ke kamar Joy.
Irene membuka pintu kamar Joy lalu mengkerutkan dahinya, heran. Karena melihat Jisoo tidur bersama Joy dengan posisi pelukan. "Tumben banget tidur berdua? Biasanya juga udah kaya tom and jerry."
Irene merapihkan selimut keduanya lalu mengecup dahi mereka. "Have a nice dream!" ujar Irene lalu keluar dari kamar Joy beralih ke kamar Jennie.
Irene masuk ke kamar Jennie yang kamarnya sangat berantakan oleh tas dan kertas tugas di mana-mana. Irene merapihkan kertas-kertas tersebut serta meminggirkan tas koleksi Jennie yang menghalangi jalannya. Irene menggelengkan kepalanya pelan, "Sepertinya nggak ada yang berubah. Masih aja suka membeli tas Chanel."
Irene melihat Rosé juga tidur bersama Jennie dengan Rosé yang memeluk Jennie dari samping. Irene membenarkan selimut keduanya, tidak lupa mencium dahi mereka. "Have a nice dream!" ucapnya lalu keluar dari kamar Jennie, menuju kamar Seulgi.
Irene membuka pintu kamar Seulgi dan melihat Seulgi serta Wendy sedang berbincang di balkon kamar Seulgi.
"Kalian kok belum tidur?" tanya Irene menghampiri dua adiknya dan berdiri di belakang mereka.
"Belum ngantuk Kak," jawab Seulgi sambil menoleh ke belakang.
"Langit malamnya lagi bagus Kak. Sayang kalo dilewatin," jawab Wendy sambil menoleh.
"Tapi emang kalian gak kedinginan apa? Udah jam sepuluh malam lebih loh."
"Nggak terlalu dingin juga Kak," ucap Seulgi.
"Nggak Kak. Tenang aja," ucap Wendy.
"Oke Kakak tenang, tapi besok kalau masuk angin jangan rewel ya!"
"Siap Ratu," ucap Wendy sambil gaya hormat.
"Jadi malu ada yang perhatian sama aku aw," ucap Seulgi dengan gaya sok imutnya.
"Gak usah sok imut lo. Geli gue," ucap Wendy.
"Emang biasanya gak ada yang perhatian sama, Seul?" tanya Irene.
"Orang jomblo ya jelas gak ada yang perhatian lah Kak," ucap Wendy sambil melirik ke Seulgi.
"Mbaknya kalau mau ngomong ngaca dulu ya. Kayak sendirinya gak jomblo aja," ucap Seulgi.
"Maksud aku kan kayak Wendy, Jisoo, Jennie, Joy, Rosé, Lisa, dan Yeri. Masa gak perhatian sama kamu?" tanya Irene lalu menunjuk Wendy. "Bukannya dia otw? Kan itu udah ada Chanyeol."
"Mereka perhatian kok Kak, tapi kan beda rasanya kalau Kakak yang perhatian. Udah lama soalnya gak ngerasain," ucap Seulgi sambil cengengesan. "Wendy jangan diharapin Kak. Dia mah ngegantung Chanyeol mulu. Udah jelas-jelas ada kodenya. Malah pura pura bodoh gak tau."
"Ish gue tuh setia sama lo, Seul. Selama lo belum pacaran ya gue gak pacaran lah. Lagian kan tiga tahun kemarin mana sempet gue mikirin pacaran. Karena prioritas gue kan nunggu Kak Irene pulang, bantu lo jaga enam adik laknat, dan lanjutin S2. Itu yang ada dipikiran gue. Namun sekarang ada yang berubah, karena sekarang Kak Irene udah pulang. Ya...prioritas gue berubah juga, jadi menjaga kalian berdelapan dan menuntaskan S2 gue. Baru setelahnya gue melakukan hal yang belum gue sempat capai," ujar Wendy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indestructible
FanfictionA Sequel from Sisters ⚡Formal, Non Formal ⚡Harsh Words