Seventeen

8.7K 924 139
                                        

Semalam, Lisa akhirnya sadar setelah Yeri. Sifat Lisa dan Yeri yang ketika sadar langsung dipeluk oleh Irene, tidak jauh berbeda. Keduanya masih tidak mempunyai tenaga untuk membalas pelukan Irene. Digantikan dengan mereka berdua yang menangis dipelukan Irene.

Dapat dipastikan, bahwa mereka berdua juga sangat rindu dengan Irene. Walau sempat sudah tau kabar Irene dari Rosé, tapi tetap saja. Bagi Lisa dan Yeri, melihat Irene dengan mata kepala sendiri adalah sesuatu yang sangat mereka tunggu selama tiga tahun belakangan ini, dan karena itu lah mereka menangis dipelukan Irene.

Sekarang, Lisa dan Yeri sedang memperhatikan Tiffany, Irene, Seulgi, Wendy, Jisoo, Jennie, Mino, dan Chanyeol yang berada di ruang rawat inapnya.

"Seperti yang aku bilang kemarin, aku akan mengatakan yang ingin aku katakan kemarin, tapi sebelum itu semua. Aku mau ngenalin diri lagi. Kenalin aku Hwang Tiffany. Kalian semua bisa memanggilku Kak Fany atau Kak Tiffany. Kenapa harus pakai Kak? Karena aku lebih tua dari kalian semua," ujar Tiffany.

"Iya udah tau Kak yang tua mah emang beda," celetuk Irene.

"Joohyun berisik ya. Lama-lama kamu Kakak suruh keluar loh," ucap Tiffany.

"Ampun Kak," ucap Irene.

"Biarin aja Kak Fany, Kak Irene suka gak nyadar diri emang. Padahal dirinya juga paling tua kalau gak ada Kak Fany," ucap Jisoo santai yang langsung mendapat tatapan tajam dari Irene.

Seulgi dan Jennie menatap Jisoo terkejut. "Wow sudah berani dia."

Tiffany mencubit pipi Jisoo gemas, "Makasih loh udah ngebelain aku dari berisiknya Joohyun."

"Kakak kamu itu siapa sih? Aku atau Kak Fany?" tanya Irene.

"Kak Fany dong. Emang Kakak siapa?" tanya Jisoo sambil bertos ria dengan Tiffany karena dapat meledek Irene.

"Au ah. Tau gitu aku gak usah balik aja!" dengus Irene.

"Ya jangan dong Kak. Aku gak mau jadi manusia paling tuir yang gantiin posisi Kakak," keluh Seulgi.

"Sabar Irene sabar," ucap Irene sambil mengusap dadanya.

"Harus sabar lah Kak, sama kita. Kita aja sabar nunggu Kakak. Masa Kakak gak sabar sama kita," ujar Jennie.

"Mantul nyelekit cuy," ucap Jisoo sambil memegang dada kirinya.

"Jleb gitu ya," timpal Seulgi

Lisa dan Yeri hanya bisa menonton perdebatan Kakak-Kakaknya itu. Mereka tidak mempunyai tenaga untuk ikutan ribut. Jika mereka mempunyai tenaga, dapat dipastikan bahwa ikutan meledek Irene.

"Ekhemm..." dehem Wendy mengentikan keributan, "Ini Kak Fany jadi mau cerita apa nggak sih?"

"Itu kasian Kak Chanyeol sama Kak Mino jadi batu," imbuh Yeri akhirnya membuka suaranya.

"Eh iya, jadi dong. Gegara Joohyun sih. Aku jadi lupa," ujar Tiffany.

"Kena lagi," dumel Irene.

"Sabar Kak sabar," ucap Jisoo yang mendengar dumelan Irene dan Irene hanya memutar matanya malas.

"Okay-okay Kakak mulai ya," ucap Tiffany lalu menoleh ke Chanyeol dan Mino. "Mau Kakak duluan yang jelasin atau kalian berdua duluan?"

"Dari Kakak dulu aja. Nanti baru dari kami berdua atau dari Lisa dan Yeri atau gak nanti kita saling nyambung-nyambungin aja," jawab Mino.

"Jadi kemarin saat aku bilang mau pergi ke suatu tempat. Itu aku ke kantor polisi bersama Mino dan Chanyeol. Untuk bertemu pelaku peneror Joy, dan kalian tau nggak pelakunya siapa?" tanya Tiffany memandang Wendy, Jisoo, Jennie, Seulgi, dan Irene.

Indestructible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang