Sampai di rumah setelah pulang dari kemah, mereka bersembilan dikejutkan oleh keberadaan Orang tua Tiffany dan Tiffany yang berada di rumah mereka.
Delapan adik Irene menatap canggung orang tua Tiffany. Tidak tau harus berbuat apa, karena baru pertama kali bertemu.Berbeda dengan Irene yang tidak menyangka bahwa orang tua Tiffany yang sudah ia anggap seperti orang tua sendiri, berada di rumahnya.
"Aku kira, Mom dan Dad menginap di hotel," ujar Irene sambil melepas pelukannya dengan Tuan dan Nyonya Hwang.
"Memang di hotel, tapi begitu tau kamu akan pulang. Mom minta Tiffany untuk ke rumah kamu. Agar bisa memasak makanan untuk kalian," ucap Nyonya Hwang.
"Oh begitu, lalu Kak Fany mana Ma?" tanya Irene.
"Apa nyari nyari aku?" tanya Tiffany datang dari arah dapur.
"Nanya doang yaa," ucap Irene.
"Ekhem...apakah kamu nggak mau ngenalin Adik-adik kamu ke Daddy, Joohyun?" tanya Tuan Hwang.
"Tau nih. Adiknya malah didiemin aja," timpal Nyonya Hwang.
"Hehehe oh iya lupa, belum kenal ya." Irene lalu menatap delapan adiknya yang tersenyum canggung melihat Tuan dan Nyonya Hwang.
"Jadi Mom dan Dad, yang pertama ini Seulgi," ucap Irene mengenalkan Seulgi.
"Yang kedua ini, Seungwan. Tapi biasa dipanggil Wendy," ucap Irene mengenalkan Wendy.
"Yang ketiga ini Jisoo," ucap Irene mengenalkan Jisoo.
"Yang keempat ini Jennie," ucap Irene mengenalkan Jennie.
"Yang kelima ini, Sooyoung. Tapi biasa dipanggil Joy," ucap Irene sambil mengenalkan Joy.
"Yang keenam ini, Chaeyoung. Tapi biasa dipanggil Rosé," ucap Irene mengenalkan Rosé.
"Yang ketujuh ini Lisa," ucap Irene mengenalkan Lisa.
"Yang kedelapan dan terakhir yaitu, Yeri." Irene mengenalkan Yeri.
"Annyeonghaseyo," sapa delapan adik Irene sambil sedikit bungkuk menghadap kedua orang tua Tiffany.
"Annyeonghaseyo," balas kedua orang tua Tiffany juga sambil sedikit membungkukkan badan.
"Jangan terlalu kaku dengan kami, nak. Joohyun aja sudah kami anggap seperti anak sendiri. Begitu juga dengan kalian," ujar Tuan Hwang sambil tersenyum.
"Panggil kami dengan Mom dan Dad juga. Seperti Tiffany dan Joohyun," ucap Nyonya Hwang.
"Baik Tu— Dad dan Mom," ujar Wendy yang grogi.
"Bagus bagus," ucap Tuan Hwang sambil mengusap kepala Wendy.
"Apa nggak lebih baik kita ngelanjutin ngobrolnya didalam rumah aja? Daripada di teras kayak gini," ujar Tiffany.
"Ah iya, ayuk kita mengobrol sambil makan. Kebetulan Mom sudah masak banyak untuk kalian. Maaf kalau Mom membuat dapur kalian menjadi kotor," ucap Nyonya Hwang.
"Tidak apa-apa Mom. Malah kami yang ngerasa ngerepotin Mom karena udah repot-repot masak buat kami," ujar Seulgi.
"Tidak ngerepotin kok Seul," ucap Nyonya Hwang.
"Memang Kakak-adik ini hobi bilang ngerepotin ya," cibir Tiffany.
"Kak Fany berisik ya," ucap Lisa.
"Emang, usir aja juga gak apa-apa kok. Daddy dukung Lisa," ucap Tuan Hwang.
"Ngeselin ya Dad. Aku anak Daddy apa bukan sih?" tanya Tiffany.
"Nggak, anak Daddy itu Joohyun, Seulgi, Wendy, Jisoo, Jennie, Joy, Rosé, Lisa, Yeri. Gak ada itu yang namanya Tiffany," ledek Tuan Hwang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indestructible
FanfictionA Sequel from Sisters ⚡Formal, Non Formal ⚡Harsh Words