Sekian lamanya perjalanan udara, mereka akhirnya sampai di salah satu bandar udara Canada. Mereka memutuskan menumpangi taksi untuk menuju apartemen Wendy.
Karena taksi sangat tidak mungkin untuk membawa delapan orang secara bersamaan. Mereka pun terbagi dua kelompok. Taksi satu berisi Seulgi, Jisoo, Jennie, dan Joy. Taksi dua berisi Irene, Lisa, Rosé, dan Yeri.
Tentu Jennie, Joy, dan Jisoo tidak mau satu taksi dengan Irene. Maka mereka dengan cepat menarik Seulgi untuk bergabung di taksi satu dan jalan duluan menuju apartemen Wendy.
"Kalian mau makan dulu? Sekarang udah waktunya jam makan siang," tanya Irene sambil melihat jam besar di bandara.
"Nggak usah Kak. Langsung aja," jawab Rosé.
"Iya Kak nanti aja," timpal Lisa.
"Nanti yang lain malah nungguin lagi Kak," timpal Yeri.
Irene menatap Adiknya dengan tidak yakin. Ia sangat mengenali watak adiknya terlebih raut wajah mereka menggambarkan semuanya.
Kruyukkk...kruyukkk...bunyi perut Lisa, Yeri, dan Rosé secara bersamaan. Membuat si pemilik perut menjadi salah tingkah.
"Dasar perut gak mau berkompromi," rutuk Yeri pelan sambil menepuk perutnya.
"Kerja sama kenapa sih untuk kali ini aja," ucap Lisa pelan.
"Euhhh...itu kayaknya suara pesawat mau lepas landas Kak," kekeh Rosé
beralasan.Irene tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya. "Kalian itu laper, gak udah denial. Ayo kita makan dulu! Wendy pasti nggak akan marah kalau kita dateng telat."
"Oke Kak! Ayo kita makan!" seru Yeri menarik Irene menuju salah satu restoran. Lisa dan Rosé pun mengikuti mereka sambil juga menggeret koper Irene dan Yeri.
~💗~
"Ih kok gak ngabarin sih kalau datengnya sekarang?" tanya Wendy tersenyum cerah memeluk Seulgi.
"Biar surprise Wen," jawab Seulgi sambil melepas pelukan Wendy.
"Kangen Kak," ucap Joy sambil memeluk Wendy.
Wendy membalas pelukan Joy. "Aku juga kangen kamu!"
"Apa kabar Kak?" tanya Jennie bergantian memeluk Wendy.
"Fine, kamu sendiri?" tanya Wendy sambil melepas pelukan Jennie.
"Not fine," jawab Jennie.
"Why? Mana Kak Irene serta tiga bocah terakhir?" tanya Wendy sambil memeluk Jisoo.
"Gak tau, gak ngurusin." Jisoo melepas pelukannya dengan Wendy dan masuk ke dalam apartmen Wendy.
Wendy menatap Jennie dan Joy meminta jawaban dari mereka berdua.
"Gak tau Kak tadi misah," jawab Joy ketus.
"Gak tau," ucap Jennie datar.
Wendy menatap Seulgi meminta penjelasan atas sikap Jisoo, Joy, dan Jennie yang begitu terlihat tidak peduli ketika ditanya mengenai Irene, Lisa, Yeri, dan Rosé. Seulgi hanya menggelengkan kepalanya, tidak tahu harus cerita mulai dari mana.
Saat Wendy baru saja ingin beranjak pergi dari depan pintu. Bel pintu apartemennya kembali berbunyi. Begitu Wendy membuka pintu, ia langsung disambut oleh tiga pelukan dari adik terakhirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indestructible
FanfictionA Sequel from Sisters ⚡Formal, Non Formal ⚡Harsh Words