"Kak, kapan aku boleh pulang?"
"Besok kamu udah boleh pulang, tapi jangan kerja dulu ya.
"Yah masa gitu Kak."
"Kalau kamu gak mau ikutin kata Kakak. Yaudah kamu dirawat terus aja sampe bener-bener pulih."
"Yah jangan dong Kak, bosen di sini terus."
"Makanya kalo mau pulang gak usah kerja dulu."
"Iya deh Kak Iya."
"Oh iya," ucap gadis berambut cokelat dan duduk di tepi ranjang gadis berambut hitam. "Gimana jadi perkembangan memori ingatan kamu?"
"Ya begitu lah Kak. Masih berusaha mengingat."
Gadis berambut cokelat mengusap kepala gadis berambut hitam. "Pelan pelan aja. Jangan di paksa yang ada nanti kamu tambah sakit."
"Tapi aku penasaran Kak."
"Kakak tau, tapi kalau dipaksa gak baik juga buat otak kamu, let it flow."
"Arasseo Kak. Oh iya, Mom dan Dad kapan datang Kak?"
"Nanti sore."
"Kakak yang jemput?"
"Nggak. Mom dan Dad naik taksi."
"Kenapa gak Kakak jemput aja?"
"Kalo Kakak jemput yang jaga kamu siapa?"
"Lah aku mah gak usah di jaga Kak. Udah besar gini."
"Prettt ... gak dijaga aja bisa masuk rumah sakit gini. Mana letak udah besarnya?"
"Ya ... kan aku juga gak tau Kak, kalo ternyata bisa separah ini sampai masuk rumah sakit."
"Yaudah makanya diam aja kalo Kakak lebih milih jagain kamu."
"Iya deh."
"Nah gitu nurut," ucap gadis berambut cokelat, membuat gadis berambut hitam yang mendengarnya memutar matanya malas.
"Oh iya Kak, kan bentar lagi aku ulang tahun. Boleh gak aku minta sesuatu?"
"Boleh asal gak aneh aneh."
"Nggak aneh-aneh kok Kak."
"Apa emang kamu mau apa?"
Gadis berambut hitam menyodorkan kartu nama ke gadis berambut cokelat. "Kakak kerja sama dengan perusahaan ini atau setidaknya ketemu dengan pemilik perusahaan ini. Bisa gak Kak?"
"Untuk apa?"
"Menyelidikinya Kak, untuk mastiin bener atau nggak ingatan aku ini."
"Ah i see okay, berati Kakak harus kesana ya?"
"Coba aja Kakak hubungin dulu. Kali aja dia bisa ke sini."
"Nggak deh. Kakak aja yang kes ana."
"Dih gak jelas. Gak usah ngomong mesti ke mana kalo gitu."
"Ya suka suka Kakak lah,yang penting Kakak ketemu sama pemilik perusahaan ini kan? Itu yang kamu mau kan?"
"Iyaaa. Awas ya kalo Kakak gak ketemu sama pemiliknya."
"Iya nanti Kakak awas kok kalo jalan."
"Gak jelas," ucap gadis berambut hitam sambil melempar bantal ke Kakaknya.
"Lempar aja lempar. Nanti gak Kakak nurutin loh permintaan kamu," ucap gadis berambut cokelat memegang bantal yang dilempar adiknya.
"Idih ngancem. Ga asik banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Indestructible
FanfictionA Sequel from Sisters ⚡Formal, Non Formal ⚡Harsh Words