Thirteen

8K 864 166
                                    

"Gimana Dok kondisi cedera di kepalanya? Semakin membaik kah?" tanya Tiffany.

Sekarang, Tiffany sedang menemani Irene untuk melakukan pemeriksaan kembali cedera di kepala Irene akibat kejadian saat itu.

"Kondisinya semakin membaik, saya juga sudah membandingkan hasil tes ini dengan hasil tes yang Joohyun lakukan di Los Angeles oleh Dokter sana dan hasilnya memang semakin membaik. Hanya mungkin terkadang Joohyun masih akan agak merasa pusing karena mengingat memori yang suka datang tiba-tiba," ucap Dokter sambil memegang kertas hasil tes Irene. Lalu menoleh pada Irene. "Benar tidak Joohyun?"

"Iya benar Dok. Terkadang masih pusing," jawab Irene.

"Prosesnya memang begitu dan anda harus tetap bersyukur, karena anda hanya mengalami cedera kepala ringan yang membuat anda hilang ingatan sementara. Ada kasus lain yang mengalami cedera kepala berat sehingga mengalami amnesia secara permanen," ucap Dokter.

"Syukur kalau begitu Dok. Lalu apakah nanti kedepannya harus tetap kontrol lagi atau tidak?" tanya Tiffany.

"Saya rasa tidak usah. Kecuali jika ada keluhan," jawab Dokter.

"Hmm begitu, baiklah Dok." ucap Tiffany.

"Saya juga melihat dari berkas yang dibawa oleh Nona, kalau Nona Joohyun juga melakukan Psikoterapi untuk kembali mengingat memorinya. Itu bagus. Namun, jangan dipaksa jika sudah pusing atau tidak enak. Selain ini, apakah masih ada yang ingin ditanyakan?" tanya Dokter.

"Tidak Dok, sudah cukup. Terima kasih Dok, kami permisi dulu." Tiffany dan Irene keluar dari ruangan Dokter.

"Berati aku harus ke Psikoterapi lagi atau nggak Kak?" tanya Irene begitu keluar dari ruangan Dokter.

"Terserah kamu. Kamu ngerasa udah cukup ingat semua belum? Kalau belum ya ayuk kita pergi ke Psikoterapi. Kalau udah yaudah nggak usah."

"Aku sih ngerasa cukup Kak. Lagi pula, sekarang kan ada Kakak dan Max yang bantu aku untuk aku tanyain siapa aja orang yang disekitar aku dan disekitar Adik-adik aku dengan kegiatan mata-mata itu."

"Mata-mata gak tuh."

"Kan aku berbicara fakta Kak."

"Ya terserah kamu lah, Hyun. Sekarang kita ke ruangan Dokter yang akan memeriksa kaki kamu ayo," ucap Tiffany sambil menarik Irene.

"Astaga, masih ada Kak? Seriously? Mau pulang aku duh."

"Yes i'am seriously. Setelah dari Dokter yang ini kita pulang. Ingat, ini demi kebaikan kamu, Hyun!"

"Iya Kak," ucap Irene yang pasrah ditarik oleh Tiffany.

~💗~

"Kapan mau kabarin Kak Wen, Kak? Kalo kelamaan, nanti yang ada makin lama juga kita nguak pelakunya," tanya Yeri.

"Iya sih bener," ujar Rosé.

"Sekarang aja kali ya, ngabarin Kak Wen?" tanya Lisa.

"Lebih cepat kebih baik sih Kak," jawab Yeri sambil mengunyah cokelat. "Tapi Kak Wen udah selametin kalian ultah belum?"

"Belum," jawab Lisa dan Rosé bersamaan.

"Mungkin hari ini dan aku rasa sebentar lagi bakal nelpon," ujar Yeri.

That playlist, my favorite, so play it, but baby, F a love song I need you to say, it say it...suara dering ponsel Lisa, menampilkan Wendy yang meneleponnya.

Indestructible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang