Twenty Five

5.4K 778 168
                                        

"Tuh Bang Suho sama Kak Irene. Pas banget kan, jadi gak usah minta ketemuan." Yeri menunjuk ke luar mobil.

Lisa yang membawa mobil pun, segera memakirkan mobilnya tepat di belakang mobil Suho. Mereka segera keluar dari dalam mobil dan langsung melihat wajah datar Kakak pertama mereka.

"Jangan lupa makan Rene. Gue langsung pulang ya," ucap Suho sambil melambaikan tangan pada Irene.

"Iya hati-hati," ucap Irene lalu segera masuk ke dalam rumah. Tanpa menyapa adik-adiknya yang baru pulang kuliah.

Suho menghela napasnya pelan, mukanya tampak sangat kusut, tapi Suho langsung mengubah raut mukanya menjadi tersenyum begitu menyadari ada empat pasang mata yang menatapnya.

"Hai Joy, Rosé, Lisa, dan Yeri!" sapa Suho melambaikan tangannya sambil mendekati mobil mereka yang terparkir di belakang mobilnya.

"Hai juga Bang," sapa Yeri dan Rosé.

"Kenapa muka, kusut banget Bang?" tanya Lisa.

"Hah enggak kok," elak Suho.

"Bang udah meliatan banget itu muka kusut daritadi, semenjak turun bareng Kak Irene. Jadi jangan ditutup-tutupin deh," ujar Joy.

"Nah betul itu Bang, sama kita mah santai aja." Yeri menimpali.

"Keliatan banget emang muka aku sekusut itu?" tanya Suho sambil mengusap kasar mukanya.

"Banget Bang," jawab Rosé.

"Emang kenapa sih Bang?" tanya Joy.

Suho terlihat ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan Joy. Mereka pun menyadari keraguan Suho itu.

"Apa ini tentang Kak Irene?" tanya Lisa sambil memelankan suaranya.

Suho langsung menoleh ke Lisa dengan tatapan seakan mengatakan 'Gimana kamu bisa tau'.

"Well, jika iya tentang Kak Irene kasih tau aja ke kita Bang. Kita nggak akan bocor kok," lanjut Lisa mengerti dengan tatapan maksud Suho.

"Beneran? Bukannya aku gak percaya, tapi kan kalian Adiknya Irene gak mungkin kalo gak cerita," ujar Suho.

"Beneran Bang, tenang aja kami gak akan cerita sama Kak Irene. Rahasia Abang terjamin," ucap Lisa, dan diangguki oleh ketiga saudarinya.

"Baiklah," ucap Suho sambil mengangguki kepalanya.

"Jadi Bang suhi kenapa?" tanya Yeri.

"Irene udah masuk kan ya?" tanya Suho sambil mengintip ke dalam rumah.

"Udah Bang, tenang aja. Gak bakal denger," jawab Rosé.

"Kalian bener ini tentang Irene. Entah kenapa akhir-akhir ini dia berubah. Aku tau dia emang kadang sifatnya dingin, datar, nggak gampang ditebak dan semacamnya, tapi akhir-akhir ini, dia seperti benar-benar membentengi dirinya sendiri. Pesan dan telpon suka gak dijawab dan dibalas. Lalu akhir-akhir ini juga, aku jarang liat senyumannya. Walaupun biasanya kadang hanya liat senyum tipisnya sih, tapi kalo sekarang malah gak keliatan sama sekali. Mukanya datar gitu terus," cerita Suho.

"Bang Suho gak ngapa-ngapain Kak Irene kan?" selidik Yeri.

"Atau mempengaruhi Kak Irene dengan sesuatu yang buruk?" tanya Rosé.

"Ya enggak lah. Mana berani aku ngapa-ngapain Irene atau mempengaruhi dia dengan buruk sehingga sifatnya berubah. Aku bukan orang yang seperti itu ya! Aku kalo itu maunya ngerubah Irene, untuk jadi lebih baik! Bukan malah seperti yang kalian bilang barusan. Kadang aja liat mukanya Irene yang kelewat datar, aku merinding sendiri. Apalagi berbuat seperti yang kalian bilang," jawab Suho.

Indestructible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang