Joy mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Beruntung, jalanan malam itu sudah tidak terlalu ramai sehingga tidak akan ada yang memprotesnya karena mengemudikan mobil dengan cepat. Kecuali, jika dia tertangkap basah oleh camera cctv lalu lintas, tapi Joy juga tidak akan peduli. Jika nanti dirinya harus berurusan dengan Polisi.
Karena Joy, sudah lelah dengan terror yang menghantui dan menggangu tidurnya beberapa hari ini. Lelah jika adik-adiknya terus yang menjadi sasaran si penerror. Cukup dia kehilangan Kakaknya yang tertua saat itu. Jangan sampai, kali ini dirinya harus merasa kehilangan adik-adiknya juga.
Setelah mengendarai mobil selama 20 menit. Joy sampai di gedung tua yang letaknya dipinggir kota. Gedung tua yang tidak dilapisi cat. Bahkan masih ada beberapa bentuk gedung yang bolong. Sepertinya pemilik gedung sudah tidak melanjuti lagi pembangunan gedung tua ini.
Gedung tua ini, sangat terlihat usang dan terlihat seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hanya ada lampu yang sudah redup dinyalakan di depan pintu gedung tersebut. Tidak tau bagaimana isi gedung itu nanti.
Jujur saja, Joy rasanya ingin pulang dan tidur bersama Kakak atau adiknya. Dibanding, harus masuk ke gedung yang seram ini. Namun, Joy tidak bisa menjalankan niatnya untuk pulang. Karena dia harus mengetahui siapa yang menerrornya beberapa hari ini dan kenapa selalu adik-adiknya yang kena.
Joy segera memakirkan mobilnya dan turun dari mobil. Berjalan pelan, memasuki gedung yang tidak mempunyai pintu itu. Joy menghentikan langkahnya sejenak, untuk melihat hpnya yang bunyi. Menandakan ada pesan masuk.
From: 8243xxxxxxxx
Sudah sampai ya? Segera saat masuk belok kanan dan naik ke lantai dua. Saat bertemu pintu, dorong saja pintu tersebut dan masuk ke dalam. Sampai bertemu.
Joy masuk ke dalam gedung dengan ditemani lampu senter hpnya. Bukan gedung ini tak punya lampu. Punya, tapi hanya Cahaya lampu redup yang akan menemaninya hingga ke lantai dua. Makanya, Joy menambah penerangannya dengan senter dari hpnya.
Joy berjalan melewati tangga dengan perasaan sangat takut. Takut kalau pilihannya kesini sendiri salah. Takut kalau nanti malah dirinya yang terancam, rapi mungkin itu lebih baik. Daripada dia harus melihat Adik atau Kakaknya yang terancam.
Joy sampai di lantai dua dan hanya menemukan satu pintu. Joy membuka pintu tersebut dan masuk ke ruangan yang hanya dilapisi oleh semen itu. Joy melihat ada dua orang laki-laki berotot yang berjaga di dalam ruangan tersebut, serta pemimpinnya dengan kursi yang masih menghadap ke arah tembok.
"Welcome Kim Sooyoung. Silahkan duduk di bangku yang sudah ada," ucap orang tersebut.
Joy segera duduk di tengah-tengah ruangan, di atas bangku yang sudah disediakan.
"Jadi siapa kamu? Apa mau mu? Tidak bisa kah kamu berhenti menggangguku? Mengganggu saudari-saudariku? Bukankah masalahmu denganku? Lantas kenapa Adikku harus kena juga?" tanya Joy dengan emosi.
"Woaw woaw tenang Nona. Satu persatu, apa kamu tidak kangen denganku?"
"Maksudnya?" tanya Joy, tidak mengerti.
"Well, you not miss me Kim Sooyoung?" tanya orang itu sambil membalikkan badannya ke arah Joy.
"KAUU..." pekik Joy, kaget.
~💗~
"Demi apapun. Ini Kak Joy cepet banget anjay. Masa udah mau sampai aja," ucap Lisa sambil melihat gps yang menditeksi keberadaan Joy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indestructible
FanfictionA Sequel from Sisters ⚡Formal, Non Formal ⚡Harsh Words