Tiga hari berlalu, kemaren Irene sudah diperbolehkan untuk pulang dan sekarang mereka bersembilan sedang dalam perjalanan menuju tempat kemah.
Sebelumnya, mereka sudah mengajak Tiffany yang masih berada di Korea untuk ikut kemah. Namun Tiffany menolaknya, karena Tiffany mau acara kemah hanya khusus mereka bersembilan yang baru kembali akur. Lagi pula, Tiffany harus menjemput orang tuanya yang akan datang ke Korea. Hal itu juga yang membuat Tiffany tidak ikut.
"Orang tua Kak Fany dateng hari ini Kak?" tanya Joy penasaran.
"Iya, gak tau deh nanti tidur di mana. Kakak sih kemaren bilang sama Kak Fany kalau mau tidur di rumah ya gak apa-apa. Kan ada kamar kosong satu tuh. Kamar kosong bisa dipakai Mom dan Dad terus Kak Fany bisa tidur di kamar Kakak. Kakak sih bilang gitu kemaren," jawab Irene.
"Apa orang tua Kak Fany sangat baik Kak?" tanya Lisa.
"Tentu aja, kalau mereka tidak baik mereka tidak akan membantu Kakak saat kejadian itu," jawab Irene. "Lalu kenapa kalian nanya-nanya deh?"
"Hanya penasaran aja Kak," jawab Lisa, diangguki oleh Joy.
Irene mengangguk. "Besok kalian juga ketemu kok."
"Kita ini cuma semalam aja Kak?" tanya Wendy, sambil menyetir dengan ditemani Seulgi dibangku sampingnya.
"Iyaa...mau gimana lagi? Kalau dua hari yang ada nanti Seul dan Jisoo ambil cuti. Lagi pula kan Jennie dan Joy juga harus fokus skripsinya. Ini hanya liburan sejenak dari penat kejadian kemaren," jawab Irene.
"Kita tidur di tenda Kak?" tanya Jisoo.
"Di tanah Kak, yang namanya kemah ya di tenda lah Kak!" ketus Yeri.
"Apa deh, Yeri sok tau banget. Kita aja nanti tidur di rumah pohon," jawab Seulgi.
"Lahh iya apa?" tanya Yeri lalu menatap Irene. "Emang bener Kak?"
"Iya bener, takutnya nanti kalau di tenda hujan jadi lembab dan gak enak banget tidurnya. Jadi Kakak pesen yang rumah pohon," jawab Irene.
"Tuh Yer dengerin di rumah pohon, bukan di tenda." ucap Jisoo sambil meledek Yeri.
"Ishhh...." Yeri menatap tajam Jisoo.
"Horee rumah pohon. Aku udah lama pengen coba tinggal di rumah pohon!" ucap Rosé berseru senang.
"Samaa!! Aku penasaran tinggal di rumah pohon. Walau cuma sehari," timpal Lisa.
"Emang muat Kak, bersembilan?" tanya Jennie.
"Kata yang punya sih muat," jawab Irene.
"Kata yang punya muat. Jelas dia bilang muat Kak, kan dia jualan." ucap Jennie.
"Yaudah ntar kalau gak muat pesen lagi," ucap Irene.
"Kan kaya motto Kakak, jangan kayak orang susah." ucap Yeri sambil menepuk bahu Jennie.
"Aku jitak juga kamu Yer," ancam Jennie menatap tajam Yeri.
"Awww ada harimau betina ngamuk guys," ledek Yeri.
"Kim Yerim!!!" ucap Jennie sambil menatap tajam Yeri.
"Peace Kak," ucap Yeri sambil membentuk jari menjadi V.
~💗~
"Ternyata beneran muat ya," ucap Jennie begitu masuk ke rumah pohon sambil membawa tas ransel dipundaknya.
"Ini mah luas banget," sahut Lisa menyerobot masuk disusul oleh Rosé dan Yeri.
"As always ya paling heboh," ucap Wendy sambil menggelengkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indestructible
Fiksi PenggemarA Sequel from Sisters ⚡Formal, Non Formal ⚡Harsh Words