Twenty Four

5.5K 756 121
                                        

"Kak Irene udah pulang, Ji?" tanya Seulgi baru memasuki rumah saat jam menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Belum Kak," jawab Jisoo sambil menggelengkan kepalanya.

"Aishh...udah hampir sebulan ini Kak Irene selalu pulang malam deh. Bahkan kadang sampe tidur di kantor," ucap Seulgi sambil duduk di sebelah Jisoo yang sedang main nitendo switch.

"Mungkin sibuk banget Kak," ucap Jisoo sambil mengedikkan bahunya.

"Mungkin sih, gimana pekerjaan kamu sekarang?"

"Melelahkan, tapi seru! Karena aku jadi banyak belajar hal baru. Kakak sendiri gimana?"

"Sama kayak kamu melelahkan, tapi seru dan bener-bener dikejar sama yang namanya deadline."

Sudah tiga bulan, perusahaan mereka kembali dijalankan oleh Irene tanpa bantuan Seulgi atau pun Jisoo. Kini Seulgi sudah mempunyai pekerjaan lain menjadi ilustrator di salah satu penerbit buku yang cukup terkenal dan Jisoo bekerja menjadi seorang reporter di salah satu stasiun televisi favorit di Korea.

"Loh Kak Seul baru pulang?" tanya Lisa sambil berjalan menuruni tangga.

"Iya baru pulang," jawab Seulgi.

"Kak Irene belum pulang juga?" tanya Lisa menghampiri Seulgi lalu memeluk pinggang Seulgi.

"Belum Li," jawab Jisoo.

"Kok Lisa belum tidur?" tanya Seulgi sambil mengusap kepala Lisa yang sedang memeluknya.

"Iya bener itu, kok belum tidur Li? Kan kamu kuliah pagi besok," timpal Jisoo.

"Gak bisa tidur Kak," jawab Lisa.

"Emang gak tidur bareng Yeri atau Rosé? Biasanya kalau ada yang nemenin cepet tidur," ujar Seulgi.

"Nggak aku sendirian, Yeri sama Kak Joy. Terus Rosé sama Kak Jen," jawab Lisa.

"Oh gitu," ucap Seulgi sambil mengangguk.

"Mau aku temenin?" tawar Jisoo.

"Mau," jawab Lisa semangat sambil mengangguk cepat.

"Manja nih ya," ledek Seulgi sambil menarik pelan hidung Lisa.

"Biarin ah, kali-kali Kak. Emang Yeri doang yang boleh manja," ujar Lisa sambil melepas pelukannya dengan Seulgi.

"Ayuk Li," ajak Jisoo.

"Kamu juga sekalian tidur aja Ji," ucap Seulgi.

"Lah Kak Irene gimana?" tanya Jisoo.

"Biar aku yang nungguin," jawab Seulgi.

"Ookay," ucap Jisoo lalu berjalan ke atas bersama Lisa menuju kamar Lisa.

Seulgi menghela napasnya pelan, bergerak untuk mandi agar menyegarkan kembali tubuhnya dahulu. Setelah selesai mandi, Seulgi segera turun kembali ke ruang tengah untuk menunggu Kakak satu-satunya pulang.

Sudah satu jam lebih sejak Seulgi selesai mandi dan kembali menunggu Irene, tapi batang hidungnya pun belum juga terlihat. Seulgi mengecek ponselnya dan tidak ada satu pun pesan yang dibalas atau telepon masuk dari Irene.

Seulgi memandangi pesannya yang tidak dibalas Irene. "Apa lembur lagi hingga nginep di kantor ya?"

"Sepertinya iya, ditelpon juga susah. Udah deh aku tidur aja. Paling kalau gak bawa kunci tinggal telpon."

Indestructible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang