Prolog

1.1K 71 16
                                    

3 Months Earlier

Hari lain telah datang, membawa harapan baru. Hari-hari dengan derai air mata telah mengering, meski luka itu tak pernah pergi. Rasa rindu selalu datang bersama senja, memberikan malam-malam yang panjang semakin penuh penderitaan. Cahaya-cahaya dari langit selalu disana, membagikan senyuman-senyuman girang. Panas membakar bagai bara api, menggelapkan kulit-kulit manusia.

Adalah hari kamis ketika Alissa keluar bersama Drift untuk membeli supply makanan dan beberapa peralatan lain. Tangannya mendorong troli belanja dengan isi dua krat bir dan satu dus coke kemudian roti, telur dan sereal serta daging. Ditroli yang lain berisi kabel entah berapa puluh meter kemudian mesin bor, beberapa bola lampu dan banyak peralatan lain.

Dengan wig berwarna pirang dan kacamata hitam, Alissa berhenti di meja kasir.

"Selamat siang, Nona Charles," sapa sang kasir bernama Markus.

"Siang, Tn. Markus," ia menyapa dengan tenang. Alissa sudah sering belanja di sini, dengan alias Jean Charles.

Ia terkejut melihat isi troli itu. Terutama untuk seorang perempuan muda yang membeli banyak peralatan elektronik dan komputer.

"Anda belanja perlengkapan elektronik banyak sekali. Apa Anda ingin membuat sesuatu?" Mark pria tua berusia 55 tahunan dengan rambut abu-abu. Ia pria yang ramah.

"Well, kau tahu, aku punya sedikit masalah listrik di rumah. Jadi ku pikir aku harus memperbaikinya sebelum itu melukai orang lain," jawab Ms. Charles tenang.

"Anda tinggal didekat sini?" Ia bertanya lagi.

Nona Charles berdecak seraya memberikan troli itu kepada Kasir. "Tidak juga, aku sering keluar kota. Tapi kau bisa bilang itu seperti tempat berkumpul dengan teman-teman," katanya.

"Ah, bisa ku lihat," katanya. Tangannya memunguti satu persatu barang dari troli belanja.

Ia menatap keluar pintu. Matanya menangkap ada beberapa mobil polisi yang melintas. Ia tiba-tiba teringat sesuatu hal. Drift ia parkir di depan Supermarket itu. Masih ada rasa takut ketika harus meninggalkan Drift atau Autobot yang lain didepan publik. Meski perburuan sudah tidak segencar dan seganas dulu, tetap saja rasa khawatir itu membuat Alissa gusar.

Ia mengambil ponselnya, lalu mengetik sesuatu. "Kau baik-baik saja?" Kepada Drift.

"Aku baik-baik saja. Justru aku merasa tenang," Drift membalas dua detik setelahnya melalui commlink.

"Baiklah. Aku melihat mobil polisi melintas, dan itu membuatku takut," balas Alissa lagi.

"Alissa, tenang. Selama aku disini, tak ada yang perlu ditakutkan," katanya lagi.

"Kau terlalu manis untuk seukuran robot besar, tahu?"

"Aku memang manis dan mengagumkan!"

"Bleaargggh!!!" Alissa menyisipkan emoticon muntah disertai monyet yang menutup mata.

Alissa akan mengetik lagi. Tetapi ucapan Markus membuatnya kaget dan mengabaikan ponselnya.

"Semuanya $1198, Ms," kata Markus.

"Bisa ku gunakan uang online?"

"Tentu saja," kata Markus. Ia pun menunjukkan barcode di monitor dihadapan Alissa. Dengan sigap gadis itu memindainya.

Transaction Complete

Alissa menarik ponselnya lagi. Lalu mengantongi ponselnya lagi. Sarung tangan putih yang ia gunakan untuk menutupi sidik jari, mendorong trolinya keluar. Markus mengucapkan terima kasihnya dan membiarkan Alissa kembali menuju parkiran.

Transformers: Dance with The DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang