Chapter 1 - Wind Blows

529 56 7
                                    


Adalah siang yang tenang didalam sebuah sel berukuran 3x4 meter berwarna putih dengan pengaman ganda. Sebuah pintu baja dengan dua lubang. Yang pertama lubang dibawah untuk mengirimkan makanan. Lubang kedua sebagai tempat untuk meletakkan tangan untuk diborgol sebelum seseorang masuk atau ketika penghuni sel itu keluar. Di lapisan kedua terdapat teralis baja kuat dengan jarak lima belas sentimeter per celahnya.

Ketika melangkah masuk, akan disuguhkan dengan sebuah ranjang spons dengan bedsheets berwarna putih ditemani satu bantal tunggal. Wc duduk menghadap kearah utara tepat dibawah CCTV. Sebuah meja dipenuhi dengan kertas putih berisi coret-coretan pensil. Sebuah kursi kayu masih hangat terkena pacaran dari sinar matahari yang menembus ventilasi tebal.

Alister Harris telah memutuskan untuk merelakan dirinya agar ditangkap oleh FBI dan TRF sebagai satu-satunya cara untuk menghentikan penyiksaan TRF dan kroni-kroninya terhadap Sideswipe. Tak ada alasan lain selain untuk menolong Sideswipe. Ia tak ingin melihat ada Autobot yang gugur karena ulah manusia. Setidaknya ini hal yang bisa ia lakukan.

Autobot telah mengorbankan nyawa mereka untuk menyelamatkan bumi 4x. Dan Optimus kini berada di entah dimana mengejar Creator agar menjauhkan tangan kotornya dari Bumi. Pejelasan singkatnya adalah, sementara Autobot dan sekutunya tengaj berjuang, ia tak bisa diam tidak melakukan apa-apa. Apalagi harus melihat adanya Autobot lain yang terancam. Tidak menutup kemungkinan jika ada Autobot selain Sideswipe disini. Di Pentagon.

Di hari yang sama, Alissa masih berolahraga untuk menjaga dirinya tetap bugar. Terlebih setelah merasa makanan dan minuman disini sangat mengerikan. Alissa mungkin kehilangan berat badannya sebanyak beberapa kilo, namun ia telah bertambah tinggi sejak peperangan di China. Ia masih sama gesitnya seperti dulu, bahkan mengalami peningkatan.

Crack

Suara seseorang membuka sel mengagetkan Alissa yang tengah melakukan sit up. Jumpsuit berwarna putih yang ia ikat setinggi pinggang, dibalut kaos hitam polos terlihat berantakan. Rambutnya lebih panjang dari 3 bulan lalu. Ia pun duduk dilantai, melihat siapa yang datang.

"Kemarilah, Harris!" Suara opsir laki-laki dengan nama Carlos di seragamnya.

Alissa belum beranjak. Ia menyandarkan lengannya diatas lutut. Diterpa cahaya, cincin di tangan kirinya bersinar terang. Ia berdecak. "Ada apa lagi kali ini? Aku sudah bilang jika aku tidak akan pernah bergabung dipihak kalian!"

Carlos membuka pintu baja yang pertama. Alissa langsung berdiri. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam celah setinggi seratus dua puluh meter. Carlos memborgolnya dengan borgol khusus. Kemudian masing-masing borgol itu dikaitkan dengan kakinya.

"Katakan itu pada Kolonel! Ayo, jalan!" Sentaknya.

Ia mendorong Alissa keluar dari selnya. Saat keluar ia baru menyadari jika Carlos tidak sendiri. Ia ditemani oleh seorang opsir baru dengan face mask dan helm lengkap. Ditangannya terdapat M14. Ia memiliki mata hazel yang berkilau dan kulit agak kecoklatan. Di dadanya terdapat nama R. Rheines dengan pangkat sersan. Logo TRF menempel disana juga.

"Dia pacarmu, opsir?" Tanya Alissa setengah bergurau. Rheines adalah seorang perempuan.

"Bukan!" Sentak Carlos. Ia berbadan besar, dua atau tiga kali tubuh Alissa.

"Padahal kalian serasi," cemooh Alissa.

"Diam, atau ku lakban mulutmu!" Bentak Carlos. Si Rheines tidak bersuara sama sekali. Ia mendorong Alissa hingga ia hampir terjengkal oleh borgol kakinya.

Ia tertawa datar. "Baiklah, Tuan-Tidak-Punya-Selera-Humor," katanya.

Alissa kemudian melangkahkan kakinya kedalam elevato khusus. Disana telah ada banyak pasukan yang berjaga. Tampaknya mereka sangat khawatir jika akan ada serangan mendadak. Alissa tahu itu. Jadi ia hanya tertawa dibalik seringainya, matanya memandang sekitar.

Transformers: Dance with The DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang