Sixth

47 7 7
                                    


Seluruh siswa bergerombol di depan majalah dinding dan setia membaca papan pengumuman disana, hanya siswi yang gila akan cogan lah yang membaca pemberitahuan itu sampai teriak histeris. Membuat telinga Clara berdengung sewaktu melewati kerumunan itu.

"Lebay banget sih, tuh cewek alay" Cibir Tasya.

"Eh, ada apa sih? Kok itu teriak-teriak" Tanya Clara pada salah satu siswi yang baru melihat mading.

"Itu, nanti bakal ada pertandingan basket disini" Ucapnya memberitahu.

"Oh gitu, makasih ya" Clara tersenyum ke siswi itu, dan dibalas anggukan.

"Gue heran deh, cuma pertandingan gitu aja, mereka teriak histeris?" Oceh Clara.

"Ye. Wajar sih, orang yang tanding para cogan" Sahut Evelyn.

"Yang tanding aja bucinnya si Eve!" Kaira membuka suara.

"Kalian mau ke kantin apa masih setia dengerin ocehan cewek alay?" Alana mulai jengah dengan suasananya.

"Ya udah yuk, cabut!" Ajak Erika.

"Gue traktir lagi, tapi jangan ketoprak mulu dong, gak bosen apa?"

"Wuiih, tumben Marva baik hati. Gue siomay deh" Ucap Kaira, Marva menatap teman temannya yang belum mengucapkan pesanannya.

"Samain!" Serempak mereka.

Mereka menyantap siomay sampai habis tak ada sisa, mungkin itu efek habis memperkerjakan otak untuk ulangan harian fisika yang berakhir kelaparan.

Brakk!!

Tiba tiba meja yang mereka tempati di dubrak oleh sekelompok cowok.

"Wuanjiiirr! Lo bisa gak sih gak buat gue kaget, untung es teh nya kaga muncrat ke muka lo" Cecar Evelyn menatap kesal kearah cowok yang sudah mendubrak mejanya.

Teman teman Evelyn tidak kaget melihat reaksi cewek itu, Eve memang tidak takut kepada siapapun, terlebih cowok dihadapannya yang membawa para prajuritnya.

"Biasa aja kali, Ve. Lebay amat lo" Sahut Ridho

"Biasa hidung Lo! Hampir keselek nih"

"Udah, Ve. Jangan marah-marah mulu, ntar cantiknya hilang" Zidane membuka suara dan mulai menenangkan pacarnya yang bereaksi berlebihan itu.

Marva, gadis itu masih setia memandangi ketampanan Nathan yang bisa ditonton gratis. Kenikmatan yang disuguhkan oleh tuhan, menurut Marva, ini sangat memanjakan mata.

Nathan, cowok itu adalah alasan Marva rajin beli kuota hanya untuk stalking medsos Nathan, Nathan juga alasan Marva untuk bersikukuh meraih ranking kelasnya agar masuk bimbel yang setara dengan Nathan. Cowok itu mendekati kata sempurna untuk tipe idaman Marva, kecerdasannya, tampangnya, sikapnya yang cuek membuat Marva semakin jatuh cinta. Jika ditanya, kenapa Marva suka cowok cuek? Jawabannya adalah; "kalo punya pacar cuek tuh gak perlu khawatir, dia bakal cuekin cewek diluar sana dan jaga perasaan untuk cewek yang sedang menetap dihatinya".

"Mau ngapain kesini?" Tanya Alana, ia tidak suka melihat keributan karena itu hanya membuat kepalanya pusing.

"Tuh temen lo" Kata Devon menunjuk Clara. "Gue udah nungguin lama diperpustakaan, tapi gak dateng" Ucapnya terdengar kesal.

"Lagian suka batalin, gue kira hari ini juga dibatalin" Sindir Clara.

"Kan gue udah bilang, gue kemarin ada urusan"

Heartbeat [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang