"Hati sebagai salah satu organ tubuh manusia yang terletak di rongga perut sebelah kanan, tepat di bawah rongga dada. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 1 sampai 1,5 kilogram dan berwarna kemerah-merahan." Clara mendengarkan seorang guru yang sedang menjelaskan materi organ manusia, tapi pikirannya berarah terus kepada Devon."Gawat kalo gue mikirin Devon mulu" batin Clara.
Clara beranjak dari bangkunya dan izin untuk ke toilet, ia ingin membasuh wajahnya.
*****
"Olahraga apa nih?" Tanya Ferdy saat mereka sudah berada di lapangan dan mendapat kabar bahwa Pak Idris—guru olahraga, berhalangan hadir karena rapat di kantor dinas. Jadi kelas mereka di bebaskan asal tidak keluar lingkungan sekolah.
"Basket aja gimana?" Usul Zidane
"Yoilah man" setuju Ridho
"Bagi kelompok" ucap Arka
Wasit di tengah lapangan melambungkan bola dan permainan pun di mulai. Devon langsung mengambil alih bola tersebut dan mendribble nya, lalu ia mengoper ke Zidane, dengan sigap Zidane langsung menggiring bola tersebut dan akan di masukkan ke keranjang lawan. Tapi sebelum memasukkannya, tiba-tiba Rifqi—lawan main mereka, merebut bola itu dan entah apa yang ia lakukan karena posisinya tetap, bolanya tidak di dribble melainkan di lambungkan pada seseorang.
"Aww!!" Ringis cewek tersebut saat bola yang di lambung Rifqi mengenai kakinya cukup keras.
Devon langsung menajamkan tatapannya kepada Rifqi, cowok itu mendekati Rifqi dan mendaratkan pukulan luar biasa di pipi Rifqi. Yang di hajar malah tersenyum sinis.
"Lo sengaja anjing!" Kini amarah Devon sudah meluap
"Dev udah , entar di lihat guru BK gawat" Zidane menengahi sambil menahan lengan Devon.
Nathan langsung menarik paksa kerah seragam Rifqi dan menyeretnya keluar lapangan, bukannya Nathan menolong cowok itu, tapi wajahnya sudah babak belur gara-gara Devon dan ia tidak mau Devon masuk ruang BK lagi. Nathan langsung membanting kasar kerah Rifqi, sehingga cowok itu sempoyongan.
"Eh lo anjing!" Umpat lio dan melangkahkan kakinya mendekat ke Rifqi, namun Nathan dengan cepat tapi terkesan santai menahan lengan lio. Agar tidak memperkeruh keadaan.
Sedangkan Devon langsung berlari menuju Clara yang lagi terduduk, mungkin karena hantaman bola basket yang cukup keras membuatnya meringis kesakitan.
"Dev tadi Rif..." Clara tidak melanjutkan kalimatnya karena tiba tiba Devon membopong Clara ala bridal style dan berjalan menuju UKS.
Devon membaringkan Clara di ranjang UKS, tapi dengan segera gadis itu merubah posisinya menjadi duduk.
"Kamu berantem lagi" ucap Clara
"Mana yang sakit?" Devon mengalihkan ucapan Clara dan melihat kaki gadisnya itu
"Gak apa kok, cuma tadi benturannya keras"
"Aku kompres air hangat ya?" Tanya Devon
"Gak usah, beneran gak apa"
"Kok gitu?"
"Aku gak selemah itu" ucap Clara membuat Devon tersenyum dan mengacak lembut puncak kepala Clara.
Kemudian Clara merogoh saku seragamnya dan seperti mengetikkan pesan untuk seseorang.
"Ngapain?" Tanya Devon
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat [ END ]
Teen Fiction"Saat wajahmu semakin dekat dengan wajahku, tanganku yang gemetar menunjukkan seberapa cepat denyut jantungku." ~ heartbeat attention: penulisan masih ada yang salah atau belum tepat dalam penempatan kata, jadi mohon makhlumi🙏 [ tidak ada revisi ]