Seventeenth

44 4 0
                                    


Haiii!<3 maaf up nya gak bisa sesering biasanya:/
follow juga akun aku^ ^
Selamat membaca><

*****

Jeffry terlihat agak tergesa ketika menuruni tangga. Pria paruh baya itu sudah rapi dengan seragam khas tentara militer, beliau sedikit terkejut melihat pemandangan di ruang tengah, tepatnya meja makan. Dia melihat istri dan putrinya tengah menyantap sarapan pagi.

"Tumben kamu bangun pagi, Nak" suara Jeffry saat berdiri di dekat kitchen bar, menegak segelas teh hangat. Sembari menyesap tehnya, dia melirik anak perempuannya yang sibuk dengan selembar roti.

"Mau keluar, Pa" singkat Clara.

"Kemana? Sama siapa? Jam berapa pulang?" Jeffry memborbardir putrinya dengan pertanyaan.

Clara menegak segelas susu coklatnya kemudian ia taruh lagi di meja, "Ke Dufan sama Devon, kalau pulangnya masih belum tau, Pa. Gak malem-malem kok, kecuali macet" jawab Clara dengan melihat ke arah sang kepala keluarga yang hanya mengangguk sebagai respon.

"Ma, Papa berangkat ya, ada kunjungan panglima" ucap Jeffry setelah menghabiskan teh hangatnya.

"Iya, hati-hati" balas Vidia.

Jeffry mengangguk lantas menyambar kunci mobil di meja dan langsung keluar rumah.

Setelah mendengar suara mesin mobil berbunyi hingga tak terdengar lagi, Clara meletakkan piring di washtafel dan mencucinya. Hari ini Bi Hasna sedang pulang kampung karena ada urusan mendadak. Jadi mau tak mau ia harus membantu Mamanya membersihkan rumah selama Bi Hasna tidak ada. Sebenarnya Clara tidak keberatan sama sekali, ia suka memiliki kesibukan. Namun, Mamanya kerap kali melarang Clara mengerjakan pekerjaan rumah. Alasannya takut Clara kelelahan dan asmanya kambuh. Tapi, Clara sama sekali tak memusingkan hal itu.

Gadis itu segera naik ke lantai dua menuju kamarnya dan berencana untuk mengganti pakaian. Sebelum sarapan tadi, ia sudah mandi terlebih dulu dan membersihkan kamar yang sedikit berantakan, mengingat kemarin saat pulang dari acara festival sekolah, ia melempar benda ke sembarang arah dan malas membereskannya, saking kelelahan.

Clara membuka lemari pakaian, memilih baju dan celana yang akan ia gunakan. Tak butuh waktu lama, gadis itu memilih mengenakan pakaian yang santai saja. Ia mengenakan t-shirt lengan pendek berwarna hitam dan celana jeans di padu dengan sepatu kets dan slingbag.

Setelah itu, ia memakai liptint di bibirnya agar terlihat lebih segar dan tidak pucat.

"Adek, itu Devon sudah datang!" Tiba-tiba Vidia muncul di pintu dengan memegang kemoceng.

"Ih Mama, jangan panggil adek dong! Aku kan udah gede" decak Clara.

"Udah buruan!" Akhirnya Vidia melenggang dari kamar Clara.

Clara segera keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu guna menemui Devon yang sudah menunggunya. Saat sudah berada di ruang tamu, ia mendapati seorang pria dengan kaus hitam yang di rangkap kemeja serta menggunakan celana jeans. Iya, itu Devon.

"Maaf lama. Dev" suara Clara menginterupsi ruangan dan membuat Devon menoleh ke arah Sang gadis.

Cowok itu tersenyum dan berdiri dari duduknya, "nggak, baru datang kok. Ya udah, ayo."

Heartbeat [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang