Twelfth

41 6 5
                                    

Okey, semoga ceritanya gak makin aneh ya, haha. Selamat membaca:)

*****

Setelah kejadian beberapa hari lalu, perlahan Clara sudah melupakannya agar tidak menjadi trauma yang akan membahayakan dirinya. Ia lebih fokus kepada hal-hal yang menyenangkan. Seperti saat ini, seluruh siswa mulai di sibukkan dengan persiapan HUT sekolah mereka.

Seperti biasa, saat jam istirahat Clara masih melakukan aktivitasnya sebagai pengajar Devon, kekasihnya. Harus dengan sabar jika mengajari manusia seperti Devon, butuh tenaga agar bisa menjelaskan ulang satu materi.

"Dev, serius!" Clara mulai kesal melihat Devon yang daritadi hanya fokus sama ponselnya, cowok itu tengah bermain game PUBG nya. Sesekali Devon mengumpat mengeluarkan semua nama hewan di kebun binatang  membuat orang yang berada di perpustakaan menyorot tak suka karena berisik, guru yang menjaga pun juga geleng-geleng kepala dengan sikap Devon yang tak pernah berubah.

Cowok itu meletakkan kembali ponselnya dan menatap buku di hadapannya.

"Kan kemarin soal ini udah, kenapa harus di kerjain lagi sih?" Protes Devon

Clara berdecak kemudian beranjak dari bangkunya membuat Devon mendongakkan wajahnya bingung.

"Kalo hari ini gak niat belajar, mending aku bantu kelas aku buat nyiapin pentas seni!"

Devon merapikan semua buku dan menaruhnya ke rak yang sudah di susun rapi.

"Nah gitu dong, seharusnya jadwal belajar tuh di kosongin, Ra. Biar kita bisa fokus sama persiapan acara" Entah kenapa sejak Devon bersama Clara, cowok itu banyak bicara, padahal Clara tidak menyalurkan energi cerewet, pasalnya Clara juga gadis irit kata, terkenal kaku sih.

"Emang gak ada niat!" cibir Clara

Devon hanya tersenyum lalu menarik lembut tangan Clara keluar dari perpustakaan.

"Dev Dev Dev!!" Pekik Ferdy dari lawan arah

"Apa?" Tanya Devon

"Lo di pilih jadi vokalist band kelas kita, buat tampilan kelas" Ferdy memberitahu dan melirik Clara, "Oh ya, Ra, Kelas lo nampilin apa?" Kini beralih berbicara dengan Clara

"Hmm, masih gak tau, Fer." Ferdy mengangguk.

Sepeninggal Ferdy, Clara menatap kearah Devon penuh pertanyaan. Gadis itu baru tau kalau Devon bisa menyanyi, ternyata selama berpacaran, Clara masih belum tau menau tentang hobi dan kesukaan Devon, mungkin karena dirinya di sibukkan dengan hal lain.

"Kenapa?" Devon mengerutkan dahinya ketika Clara menatapnya seperti itu.

"Kenapa gak bilang kalo bisa nyanyi?"

"Kamu gak nanya"

"Isshh" decak Clara kesal.

*****

Seluruh kelas mulai di sibukkan dengan kegiatan yang namanya mempersiapkan acara, jam KBM di kosongkan dari jam ketiga sampai pulang. OSIS juga terlihat sibuk membagikan formulir di setiap kelas untuk segera mengisi nama tampilan mereka.

Heartbeat [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang