Happy reading~ heartbeat ~
Hujan semakin deras, membuat para siswa-siswi terpaksa berteduh di sekolah atau singgah ke kantin yang terpisah dengan gedung sekolah. Gadis itu berteduh di depan bangunan sekolah, ia menengadahkan kepalanya dan mengulurkan tangan merasakan sensasi dingin saat bersentuhan dengan rintikan air hujan.
Dia ingin pulang dan segera melakukan aktivitas rutinnya setiap pulang sekolah; melukis. Dari sekian banyaknya siswa yang menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, namun tetap saja ia tolak. Ia tidak ingin mereka menaruh harapan lebih terhadapnya.
Shakira menoleh sampingnya, dua detik kemudian ia mengulas senyum, senyum termanisnya. Ia melihat ada seorang pemuda tampan berjaket bomber hitam sebagai penutup seragamnya, rambutnya yang basah karena terkena hujan, kemudian pria itu menyisir rambutnya ke belakang dengan jemari-jemari itu, sehingga membuat dahi indahnya terpampang jelas. Siapapun yang melihat akan di buat goyah dan salah tingkah.
"Hai" sapa Shakira tersenyum manis.
Devon hanya menoleh sebentar kemudian kembali menghadap depan, ia tidak menggubris sapaan gadis sebelahnya ini. Devon sedikit mengernyit tipis namun pandangannya fokus lurus ke depan. Wajah gadis di sampingnya ini masih asing untuknya. Ah iya, dia ingat. Gadis ini yang membuat sekolah gempar dan membuat para siswa mabuk cinta. Apa-apaan mereka? Mudah sekali tertarik dengan gadis seperti ini. Yahh, Devon akui gadis ini memiliki paras cantik, tubuhnya semampai bak model, senyumnya? Ah, Devon lebih mengakui senyum Clara adalah yang termanis dan candu untuknya.
"Aku sering denger kamu dari siswi lain, kamu cukup terkenal ya... bisa di bilang kamu bintang sekolah ini" ujar Shakira. Ia hanya bisa tersenyum saat di diamkan oleh Devon.
"Namaku Shakira Marceline lebih akrab di panggil Shasa. Waktu istirahat aku sempat bertemu sama pacar kamu, dia ramah dan cantik. Dia teman pertamaku di sekolah ini" ucapnya dengan tertawa renyah, bahkan Devon tidak bertanya tapi gadis ini masih bicara saja. "Ya walaupun hanya aku yang mengeklaim dia sebagai teman aku. Tapi sepertinya dia nggak keberatan" lanjutnya.
Devon kesal dengan gadis di sampingnya ini, banyak bicara dengan gaya yang sok anggun. Lantas ia menoleh sinis dan mendecih pelan.
Shakira tetap tersenyum meski Devon tengah mendecih padanya saat itu.
Devon hendak pergi menerobos hujan untuk berlari menuju parkiran, namun Shakira menarik lengan jaketnya dengan kuat. Kuat untuk ukuran perempuan.
Cowok itu menoleh dan menatap Shakira dengan sarkas.
"Aku boleh nebeng?" Tanya Shakira.
Devon hanya diam.
"Aku nggak di jemput, aku takut hipotermia ku kambuh saat kedinginan" ucapnya kemudian.
"Kolerasinya sama gue?" Tanya Devon dingin.
"Aku nggak tau harus minta tolong sama siapa kalau bukan kamu"
"Kenapa lo tolak tawaran cowok-cowok yang mau nganterin lo pulang?"
"Aku bisa jelasin ke Clara kalau itu yang kamu khawatirkan" Shakira mengalihkan pertanyaan Devon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat [ END ]
Teen Fiction"Saat wajahmu semakin dekat dengan wajahku, tanganku yang gemetar menunjukkan seberapa cepat denyut jantungku." ~ heartbeat attention: penulisan masih ada yang salah atau belum tepat dalam penempatan kata, jadi mohon makhlumi🙏 [ tidak ada revisi ]