"CLARAA!!" Panggil seorang gadis dari pintu kelas. Sontak Clara yang semula membaca novel kini mendongakkan kepalanya. "Ada yang cari.""Siapa?." Tanya Clara seraya menutup bukunya dan meletakkan di laci meja.
"Gak tau, anak baru kayaknya." Ucapnya langsung meninggalkan kelas.
Clara beranjak dari bangkunya dan melangkah menghampiri seseorang yang ingin menemuinya, saat berbelok dari pintu kelas, ia melihat Inaya tersenyum ke arahnya.
"Ke taman belakang, yuk!" Tanpa menunggu jawaban, Inaya langsung menarik tangan Clara.
Dua gadis itu duduk di kursi taman belakang sekolah, tempatnya tidak terlalu ramai, hanya ada satu sampai empat orang saja. Dan kali ini hanya ada mereka berdua, ini kesempatan emas bagi Inaya untuk membicarakan sesuatu yang penting dengan Clara.
Mereka tak tau saja, Devon dan teman-temannya berada di gazebo yang tempatnya agak jauh dari mereka duduk.
Inaya mengeluarkan sesuatu dari kantong plastik yang tadi sempat di berikan Andra, ia ingin memakannya bersama Clara, karena tidak mungkin untuk melahapnya sendiri.
"Ini kesukaan lo" Inaya menyodorkan susu kotak strawberry.
Biasanya mereka berdua akan membeli susu kotak strawberry untuk pelengkap menonton film di laptop Clara. Mereka selalu melakukan itu ketika Hari Minggu, pagi-pagi Inaya akan berlari menuju blok rumah Clara dan membangunkan gadis itu untuk melanjutkan episode yang sebelumnya sempat tertunda.
Mata Clara berbinar dan menerimanya dari tangan Inaya, mereka berdua sudah asik menyeruput minumannya seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru taman.
Inaya menghentikan aktivitasnya yang menikmati minuman tersebut, lantas ia menoleh ke arah Clara.
"Lo mau nolongin gue gak?" Tanya Inaya. Clara mengangguk sebagai respon. "Lo inget kan? Gue pernah bilang waktu masih SMP, kalo gue suka sama cowok"
Lagi-lagi Clara mengangguk.
Inaya menghela napasnya pelan, "Dan sekarang dia sekolah disini, alasan gue pindah ya cuma pengen dapetin dia" ujar Inaya membuat Clara menoleh melempar tatapan bingung. "Gue butuh bantuan lo, karena hanya lo yang gue kenal di sekolah ini"
"Siapa?" Kali ini Clara bersuara.
Untuk yang kedua kalinya Inaya menghela napas pelan, bagaimana pun ia harus jujur, karena memang ini rencananya dari awal. "Devon"
Deg.
Terkejut, itu yang Clara rasakan, jantungnya mulai bergemuruh, merasa udara di sekitarnya sesak hingga kesulitan untuk bernapas.
"Beneran Devon? Lo gak salah, Nay?" Tanya Clara dengan suara gemetar.
"Kenapa? Karena dia pacar lo?" Kini Inaya malah balik bertanya.
Untuk sejenak Clara terdiam, bibirnya kelu untuk menjawab, "Nay gue gak bisa"
"Lo bisa!" Bentak Inaya membuat Clara tersentak. Ini bukan Inaya yang Clara kenal. "Putusin Devon!"
"Nay, gue.."
"Lo juga suka sama Devon? Clara please! Gue curhat ke lo, agar lo bisa bantuin gue."
"Tapi lo gak pernah bilang kalo cowok itu Devon" ucapan Clara membuat Inaya terdiam. Benar, Inaya tidak pernah memberitahu bahwa cowok yang di sukainya adalah Devon, gadis itu hanya bilang kalau ia menyukai cowok paling tampan di sekolahnya. Hanya itu!.
Inaya menghela napas kasar dan mengusap wajahnya gusar, "Sekarang lo udah tau kan? Jadi lo bisa ikhlasin Devon buat gue" ucap Inaya ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat [ END ]
Teen Fiction"Saat wajahmu semakin dekat dengan wajahku, tanganku yang gemetar menunjukkan seberapa cepat denyut jantungku." ~ heartbeat attention: penulisan masih ada yang salah atau belum tepat dalam penempatan kata, jadi mohon makhlumi🙏 [ tidak ada revisi ]