Twentieth

34 4 0
                                    

Ps: kalau ada typo tolong ingatkan! 🙂

Happy reading<3

~ heartbeat ~



Devon baru membuka mata dan tangannya langsung meraih kotak pemberian Clara. Ia baru akan membukanya siang ini, karena tadi dia pulang pagi sekali setelah mengantar Clara.

Cowok itu membuka kotak tersebut dan tersenyum tipis ketika melihat kemeja berwarna navy. Ia beralih menatap kertas di tangannya, membukanya pelan-pelan lantas tersenyum kecil. Mengenali tulisan Clara yang begitu rapi.

Harapanku untukmu, semoga kamu bisa capai apa yang kamu inginkan, selalu menjadi kebanggaan orangtua, dan terhindar dari segala hal yang nggak baik. Setelah ini, rajin belajar ya.. aku tau kamu pengen jadi orang sukses kayak ayah kamu, aku dukung itu.

Jangan berantem lagi ya, di sekolah maupun luar sekolah, aku yakin kamu bisa lakukan itu. Aku nggak mau kamu malem-malem dateng ke rumahku dengan keadaan babak belur terus alasan minta di obati. Sebenarnya aku nggak keberatan ngobatin kamu, tapi aku nggak suka lihat kamu luka-luka.

Kayaknya harapan aku untuk kamu banyak jadi nggak bisa aku tulis semuanya disini..hh, satu yang pasti; doaku selalu untukmu, semoga kamu bahagia.

With love

Austryn Clara Alecya.

Devon melipat kembali kertasnya dan menyimpannya di laci dekat tempat tidur, sungguh ia simpan untuk kenang-kenangan.

Atensinya beralih pada ponsel di nakas, tangannya mengambil ponsel tersebut dan melihat ada sebuah pesan Whatsapp yang dikirim nomor tidak dikenal dua jam lalu.

+6289476******

[ Save no gue, Inaya ]
[ coba lo cek di luar, gue kirimin kue spesial buat lo ]

Cowok itu berdecak melempar ponselnya di ranjang, ia keluar kamar dengan kaos polos berwarna abu-abu, celana jeans selutut dan rambut yang berantakan karena bangun tidur. Devon melihat sebuah kotak yang ia yakini isinya kue kiriman Inaya, tanpa membukanya, Devon berjalan keluar pintu utama dan memberikannya pada satpam rumahnya. Daripada dibuang, ia lebih tahu cara menghargai orang.

Dia kembali ke kamarnya dan mandi, Devon memiliki rencana untuk mengajak Clara ke mall. Devon tau gadis itu pasti tidak mempunyai pekerjaan lain selain membersihkan rumah di hari libur.


~ heartbeat ~


Hari ini mereka menghabiskan banyak waktu bersama. Mereka sudah mengitari lantai mall, Devon membeli dua hoodie berwarna biru, inginnya memiliki barang couple dengan Clara. Kemudian menemani Clara membeli novel di toko buku.

Devon dan Clara juga masuk ke dalam photobooth dan itu Clara yang memaksa karena Devon tidak suka berfoto. Jadi sempat ada adegan tarik menarik dan paksa memaksa yang akhirnya di menangkan oleh Clara. Gadis itu tidak berhenti tertawa ketika melihat ekspresi Devon yang kaku saat blitz kamera menyala.

Awalnya Devon melakukan dengan berat hati, tapi melihat begitu bahagianya Clara. Cowok itu melakukannya dengan sepenuh hati, walaupun wajahnya yang kaku dan dingin di cetak dalam photobooth tersebut.

Heartbeat [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang