Mereka berjalan di koridor, Devon biasa mengantar Clara sampai ke kelasnya. Gadis itu berjalan dengan langkah lemas, wajahnya menampilkan pucat yang kentara, Devon khawatir Clara akan jatuh sakit. Sebenarnya hari ini Clara tidak ingin sekolah dulu, tapi karena ada ujian fisika, alhasil dia harus melawan rasa malas dan takutnya. Devon menggenggam tangan Clara, gadis itu hanya tersenyum tipis. Untung mereka berangkat agak pagi, jadi tidak banyak pasang mata yang menyorot mereka."Clara.." panggil seseorang dari arah belakang sontak membuat Clara dan Devon memutar badan.
Clara mengerutkan keningnya bingung melihat gadis di hadapannya sekarang.
"Inaya?"
Gadis yang di panggil Inaya itu berjalan mendekati Clara, matanya sesekali melirik tangan Clara yang di genggam oleh cowok di sampingnya.
"Ini kejutan yang gue maksud!" Soraknya riang
"Lo?"
"Iya gue pindah ke sini" ucap Inaya tak henti-hentinya tersenyum. "Eh Devon ya?" Inaya berganti melihat Devon, cowok yang tatapannya dingin.
"Lo tau dia, Nay?" Clara mengernyit
"Iya lah tau, gue sama Devon satu SMP. Tapi gak tau tuh kaya nya dia yang lupa sama gue" Sindir Inaya
"Ooh gitu" Clara beralih menatap kekasihnya itu, "Kamu ingat kan Dev sama Inaya?"
"Lupa" jawabnya dingin membuat Inaya tersenyum kecewa.
"Ah gak papa, wajar sih" ucap Inaya. "Kalo gitu kenalan biar lo gak lupa sama gue" Inaya mengulurkan tangannya.
Devon menatap ke arah Clara, tatapannya seperti meminta pendapat. Akhirnya Clara mengangguk pelan dan tersenyum. Devon mengulurkan tangannya membalas uluran tangan Inaya.
"Kenalin gue Inaya putri temen sekompleknya Clara dan gue masih jomblo" ucapnya tersenyum di kata terakhir.
"Gue Devon Rovalno, cowoknya Clara" Devon memberi penekanan pada kata 'cowoknya Clara'.
Inaya terkejut, tapi dia cukup mahir dalam menyembunyikan reaksinya itu. Lantas ia tersenyum. Mereka melepas uluran tangan masing-masing.
"Oh ya, Nay, lo kelas mana?" Tanya Clara
"12 IPS/4" jawab Inaya yang mendadak raut wajahnya datar
"Sekelas sama Devon kalo gitu, ya udah kalian buruan gih ke kelas." Ucap Clara lalu menatap Devon dan tersenyum, kemudian berjalan ke arah kelasnya yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Beruntung ya Clara punya Lo, gue jadi iri" Ucap Inaya saat Clara sudah meninggalkan mereka berdua, Devon hanya diam tak menggubris gadis itu dan pergi meninggalkannya menuju kelas.
Inaya hanya berdecak sebal, baru tahap pertama seakan tujuannya pindah di sekolah ini hampir gagal, tapi Inaya masih mau berusaha, bagaimana pun caranya!.
*****
Sudah dari tadi pagi sahabat-sahabat Clara bersikap aneh bahkan teman sekelasnya juga.
"Kalian kenapa sih?" Tanya Clara
"Apanya? Yuk ah ke kan.." Erika menghentikan kalimatnya saat melihat cowok berjalan kearah mereka dengan tersenyum.
"Hai, Ra." Sapa cowok itu sambil melambaikan tangannya.
Clara menoleh dan seketika tubuhnya menegang, kakinya melemas, jari-jarinya mulai meremasi roknya. Wajahnya berubah menjadi pucat.
"Udah lama gak ketemu" ucap cowok itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat [ END ]
Fiksi Remaja"Saat wajahmu semakin dekat dengan wajahku, tanganku yang gemetar menunjukkan seberapa cepat denyut jantungku." ~ heartbeat attention: penulisan masih ada yang salah atau belum tepat dalam penempatan kata, jadi mohon makhlumi🙏 [ tidak ada revisi ]