Twenty first

43 5 0
                                    

Happy reading

~ heartbeat ~



Gadis itu mengikat rambutnya dengan rapi, ia memakai jaket karena malam ini cukup dingin. Clara mengecek ponselnya berharap ada pesan dari Devon, seketika kedua bahunya merosot. Tidak ada notifikasi pesan dari pria itu.

Clara beranjak keluar dari kamarnya, malam ini ia ingin mencari ketenangan, menghirup udara segar.

Gadis itu merapatkan jaketnya dan menarik napas panjang, melangkah menuju pintu utama namun ada seseorang yang mencekal tangannya. Ia menoleh belakang dan mendapati Kakaknya dengan kaus hitam dengan celana kain selutut.

"Mau kemana?" Tanya sang kakak.

Clara melepas cekalan tangan itu, "mau ke minimarket sebentar"

Rafli mengernyit, "malam-malam gini? Kakak anterin ya" cowok itu baru melangkah akan mengambil kunci mobilnya namun suara Sang Adik menghentikan langkahnya.

"Gak usah, Kak. Kakak mau titip apa?"

Cowok itu tampak berpikir sejenak kemudian kembali bersuara, "beliin martabak di depan minimarket"

Clara mengangguk lantas membuka pintu utama.

Gadis itu berjalan dengan tenang, kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku jaket, menengadahkan kepalanya melihat langit gelap di malam hari. Berharap pria yang sangat ia rindukan itu berdiri di hadapannya, atau setidaknya sekedar mengirim pesan. Ini sudah hari ketiga sejak dirinya tidak melihat Devon dan tidak mendapatkan kabar apapun, ia sudah bertanya kepada teman-temannya tapi tidak ada yang tahu.

Ia membuka pintu minimarket, dinginnya AC langsung menusuk kulitnya, ia akan membeli cemilan saja. Setelah itu, ia membayarnya di kasir. Saat ia membuka dompet untuk mengambil uang, fotonya dengan Devon yang pertama kali ia lihat. Itu adalah foto mereka saat di photobooth.

Clara menyunggingkan senyum lantas segera membayar dan keluar dari minimarket.

Ponselnya yang berada di saku jaket bergetar, ia mendapatkan panggilan. Tanpa melihat siapa yang menelepon, ia langsung mengangkatnya dan menempelkan benda pipih itu di telinganya. Clara sangat berharap bahwa itu Devon.

"Dev—"

"Kamu kemana kok lama banget? Ini udah malem Clara"

Clara menghembuskan napasnya pasrah, itu suara Rafli, Kakaknya.

"Kak, yang jual martabak tutup" ucapnya lesu.

" ya udah langsung pulang aja!"

"Iyaaa"

"Jangan bel—"

Pip

Clara langsung mengakhiri obrolan tersebut, ia lelah mendengar omelan Kakaknya akhir-akhir ini.

~ heartbeat ~

Clara merotasikan bola matanya jengah saat melihat tamu tidak di undang itu, siapa lagi jika bukan Kenan. Cowok itu sedang bermain PS tapi kali ini sendirian, Rafli sedang membuat susu coklat di dapur. Selama orangtua Clara dan Rafli berpergian, Rafli lah yang mengurus Clara.

Heartbeat [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang