17 Mei 2024Sangat sepi ketika si gadis kucing memasuki studio. Studio yang terakhir kali ia kunjungi sekitar 3 bulan lalu untuk comeback solonya.
Tak biasanya, sebab jika kesini pasti ada 1 atau 2 produser yang sedang bekerja membuat lagu di depan PC nya masing-masing.
Atau kehebohan yang selalu diciptakan oleh gadis blasteran Korea-Belanda-Kanada; Jeon Somi. Dengan para 'oppa' nya di studio ini yang selalu berhasil membuat suasana hati Jennie menjadi lebih baik.
Ia berjalan kearah yang berlawanan dengan pintu masuk. Menatap sendu foto yang di bingkai besar pada dinding abu-abu tua itu.
Foto empat gadis yang membelakangi kamera dengan pose melompat. Di ambil sekitar delapan tahun yang lalu. Benar, poster debut member Blackpink.
Ternyata debut yang selalu ia perjuangkan sampai mengorbankan masa remaja dan kesenangannya, malah membuatnya terjerat permainan kotor para petinggi di negaranya sendiri.
Cklek!
Pintu studio terbuka, lamunan gadis Kim langsung buyar dan melihat siapa yang masuk.
"Jendeukki! ada apa calon 'menantu' Lee Sooman berkunjung ke studio pengap ku ini?" sebenarnya alih-alih pertanyaan, kalimat tadi lebih terdengar seperti ledekan di rungu Jennie.
Bahkan pria itu membuat tanda kutip di udara kala mengucapkan kata 'menantu' dengan penekanan pada intonasinya.
Pria yang menjadi tempatnya berkeluh kesah ketika ia tak mau membebani member Blackpink dengan masalahnya.
Member lain sudah punya masalahnya sendiri jadi Jennie tak mau membuat masalah mereka bertambah.
Dengan masker hitam yang selalu ia pakai di wajah, pria tadi menduduki sofa panjang di ujung studio.
Jennie mendekatinya, duduk di salah satu kursi beroda kepunyaan pemilik studio itu.
Helaan nafas berat meluncur bebas dari mulutnya. Hening tercipta diantara keduanya.
Jujur dari adik-adiknya yang lain, Jennie-lah yang terlihat paling banyak menanggung beban. Walaupun semuanya dari mereka punya bebannya masing-masing.
Hanya saja di mata pria Park itu, Jennie, selalu Jennie yang di bebankan untuk 'urusan' semacam ini. Namun kali ini yang terparah dari sebelumnya.
Ia menatap gadis yang pernah di rumorkan berkencan dengannya, memang asal-asalan, entah siapa yang menyebarkan berita tak berdasar seperti itu.
Mata kucing miliknya sudah berkaca, tapi ia terus menahan agar selapis bening air di sudutnya tak menetes membasahi pipinya.
"Tak apa kalau mau menangis dulu," pintanya lembut.
Jennie menggeleng keras kemudian menengadahkan kepalanya agar air matanya tidak keluar dan membuatnya menangis.
"Aku sudah lelah menangis, percuma" lirih Jennie membuat Teddy semakin prihatin pada adiknya itu.
"Menangis memang tak merubah keadaan, tapi setidaknya akan melegakan rasa sesak yang kau rasakan sekarang, Jane..," hanya selang sedetik setelah Teddy berujar.
Tangisnya langsung pecah, namun gadis Kim menggigit kuat bibir mungil itu agar isakannya tak terlalu berisik.
Teddy melepas maskernya, terdiam kembali membiarkan Jennie melepaskan semua beban yang ia rasakan.
Setelah isakannya mereda, produser ternama YG itu memandang Jennie dengan atensi penuh, bersiap mendengar curhatannya, seperti biasa.
Tak asing lagi bagi idol yang bernaung di YG Entertainment. Fungsi lain dari studio Teddy Park adalah tempat curhat paling sering di kunjungi oleh para idol YG.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stsenariy [JenBin] ✔
FanfictionMasa lalu demi keberlangsungan masa depan berada dalam kendalinya. "Aku hanya perlu mengaturnya sedikit kan?"-KJN "Tapi merubah hati manusia bukan hal yang mudah"-TDP (!) idol life but fantasy indeed (!) all multimedia include in this story ©owner...