25

101 7 0
                                    

Seorang tukang kebun dengan membawa gulungan kertas dan selembar kertas kecil yg berisi pesan  memberhentikan langkah gue menuju ruang kelas , dengan begitu sopan dia memberikan gulungan tersebut

"Neng ini buat neng "

"Dari siapa mang? "

"Saha nya poho neng "
(siapa ya lupa neng)

" Makasih ya mang "
tertulis di gulungan tersebut " buka di rumah"

Hari ini begitu aneh banget
Temen2 di kls gue memberikan kertas kecil yg berisi pesan dan harapan bukan hanya temen2 kelas mbok tun  penjaga Kantin , mang oni satpam di kampus juga memberikan secarik ketas kecil yg berisi pesan dan harapan.
Kuliah hari ini berakhir dengan cepat Nadya dan ayu mengajak gue ke cafe, selama di kampus gue gak liat Zidan , seorang lelaki yg kerap kali mencuri perhatian orang dengan sikap nya yg dingin , Azmi yg merupakam teman dekat Zidan berjalan di depan gue

"Mi ,dia kemana ya ? Ko gak masuk " gue memberhentikan langkah Azmi sejenak

" Siapa ?

" Zidan "

" Ohhh , dia masuk Zil tapi ikut di kelas lain katanya , paling ada banyak paket yg harus dianter " seru Azmi

"Oh makasih ya  "

Gue dan Nadya melenggang keluar kampus untuk pergi ke cafe disusul dengan ayu , seorang pelayan yg di cafe pun ga ketinggalan memberikan kertas kecil berisi doa

"Mba zilan ? " .

" Ini ada titipan "

" Dari siapa ?"

" Cuma suruh ngangerin aja mba "

" Oh yaudah makasih ya mas"

Kesel bercampur penasaran itu yg gue rasain,entah ini serius atau hanya kerjaan orang iseng

"Nad lu ga dapet kaya ginian "

"Engga tuh , udah lah jgn di pikirin Zil paling orang iseng"

" Iya Zil liburan ke Yogyakarta kuy"

" Yuk... Yuk" sambut ayu

" Gue mah ikut aja "

Secara kebetulan gue ketemu Faris, Faris yg ngeliat gue langsung nyamperin dengan tatapan malas gue liat dia

" Boleh gabung duduk disini "
Gue dan temen-temen cuma cuekin dia aja

" Udah yu balik aja " seru nadya

"Zilan biar gue yg anterin kalian duluan aja  " seru faris

"Apaan si "

Temen-temen gue berjalan meninggalkan gue dengan Faris

"Apa lagi si ris"

"Engga ko tenang aja  , kita udah lama ga jalan berdua "

" Gue capek Faris "

"Ini yg terakhir gue janji"

Dari pada urusannya makin panjang gue turutin dia , dia ajak gue jalan , nonton  dan anterin pulang. Gue males banget sama dia , selama jalan gue cuekin dia terus, dia beliin gue boneka dan coklat

" Kenapa si Zil mau sama Zidan , anak nya urakan gitu "

" Bukan urusan lu , tolong banget ya ris gue ga mau ada masalah , anterin gue pulang "

" Iya iya "

Faris pun mengantarkan gue pulang kerumah
Sesampainya di rumah gue langsung menuju kamar untuk membuka gulungan kertas , isinya ternyata gambar

" Untuk kamu dari aku Zidan  , Barakallah fii umrikum , aku gak tau hadiah mewah apa yg harus aku kasih, karena semuanya sudah kmu miliki  "


Membaca surat tersebut air mata keluar dan membasahi pipi , gue ngerasa udah jahat sama Zidan udah bohongin dia
Gue langsung ambil hp dan telfon dia, gak lama dia angkat telfon nya dengan diiringi Isak tangis

"Itu kerjaan kmu ?" Tanya gue

" Lu kenapa ? Nangis ?"

"Maafin..."

"Kenapaaa? "

" Sebener nya hari ini gue ga ulang tahun"

"Oh" Zidan langsung menutup telfon nya

Cuma kata itu yg gue denger dari dia mungkin dia kecewa dan marah
Hari ini gue ngerasa bersalah banget udah ngebohongin dia yg udah tulus melindungi gue.

Sekecil apapun kebohongan yg di lakuin akan berdampak besar dikehidupan esok

ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang