Maaf

95 4 0
                                    

Dengan penuh penyesalan hidup ini semakin tidak tenang dengan kebohongan yang gue bikin , tapi ga ada guna nya gue menyesal, yang harus gue lakuin adalah memperbaiki diri untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, langkah ini seketika terhenti melihat dia yg berjalan di depan gue dan mengambil duduk paling belakang ketika, semua pergi dia tetap duduk dan tetap fokus dengan apa yg dia kerjakan. Dengan langkah kaki yg penuh ketidak pastian gue coba berjalan ke arah dia , mulut soalah terkunci

" Gue tau gue salah , gue tau juga lu marah maafin gue "

Dia yg hanya diam tak sehuruf pun dia keluarkan . pelit emang

" Gue gak tau cara nya minta maaf harus dengan cara apa , biar lu maafin gue "

Dia menatap gue dengan sinis
" Itu tanda nya lu sok tau , gue ga marah
Marah cuma buang-buang tenaga Zil "

" Tapi kemaren lu tutup telfon tiba-tiba"

" Banyak yg harus gue kerjain, minggir gue mau ke perpus "

"Ngapain?"

"Jualan es cendol dawet " seru dia.

"Berapaan ? "

"500"

"Terus "

"Gak pake ketan "

Mendengar celetukan nya gue kembali tersenyum

"Gue ikut " seru gue

"Ga mau ah"

"Knpa ih "

"Ya ngapain lu ikut ke perpus cuma buat liatin gue belajar "

"Ih gr lu ya gue belajar juga asal ajarin "

Gue ikut zidan ke perpus buat kerjain tugas yg di berikan dosen, Sesekali gue melihat kearah Zidan yg begitu serius mengerjakan tugas

"Ada yg blm ngerti ? "Tanya zidan

" Semuanya gue ga ngerti "

Dengan memutarkan bola matanya dia berkata

" jadi Dateng ke kampus cuma absen doang "

Dengan sabar dia ngajarin gue sampai gue bener2 paham.

" Gue udah ngerti , Pradipa  laper ke kantin yuk" ajak gue

"Mbok tun ya" ujar Zidan

"Ay ay capten"

Gue dan Zidan berjalan menuju mbok tun sesampainya di mbok tun

" Mbok aku ganteng ga ? " Tanya Zidan dengan PD

" Kasep den "

" Mbok kaya biasa ya  "pinta Zidan

" Siap den " seru mbok tun yang sudah tau apa yg di minta Zidan

" Kaya biasa apaan mbok ?" Tanya gue

" Itu neng mie goreng spesial cinta "

" Aku juga dong mbok " ujar gue

"Mbok buat dia jgn pedes "ujar Zidan

" Ko lu tau "

" Emang lu doang yg tau tentang gue "

Anak anak mbok tun keluar dari bilik tempat jualan mbok tun  sembil membawa buku , mereka menyapa Zidan dan gue

"Assalamualaikum aa handsome and teteh beautiful"

"Walaikumsalam ,damang?
Gayaan euy nyarios inggris ati- ati lidah nya bisi keseleo " ujar Zidan
(Gaya ngomong Inggris , ati ati takut lidah nya keseleo )

"Alhamdulillah a , aa atuh ajarin lagi , loba pr ih gues liyer abdi "
( Alhamdulillah a, aa ajarin lagi dong , banyak pr saya udah pusing )

"Embung ah "
( engga ah )

"Ih naha kitu?  "
(ih knpa gitu )

"Anjeun acan menta doa ke ibu "
( kmu belum minta doa ke ibu)

"Geus a "
(udah a )

"Bener mbok? "

"Iya a bener"

"Yaudah hayu atuh "

Zidan dengan telaten mengajari  anak2 mbok tun sampai mereka mengerti dan paham, bukan hanya mengajarkan peljaran di sekolah Zidan juga mengajarkan untuk menghargai sosok seorang ibu

"Ayena geus paham ? "Tanya zidan
(sekarang udah paham )

"Geus a makasih ya "
(Udah a makasih ya )

"Nih buat kalian "

Zidan mengeluarkan coklat dari dalam tas nya untuk anak2 mbok tun

"Makasih a "

Senyum di wajah anak2 menjadi kebahagian tersindiri untuk Zidan
Makanan yg dipesan pun sudah jadi
Tanpa basa basi Zidan langsung memakan nya , tanpa menyisakan sedikitpun makanan di piring,  karena bagi dia di setiap makan terakhir mengandung berkah tersendiri, menu favoritnya mie goreng dan es teh manis

" habis kenyang terbitlah bayar ,Mbok berhitung " seru Zidan

"Semua nya 30. 000 den"

Zidan menguarkan sejumlah uang untuk membayar makanan nya yg sudah dia santap

"Den kembalian nya"

"Ambil aja mbok "

"Den saya ga enak, anak2 sudah di ajarkan pelajaran secara gratis "

"Ga friend nih " acam Zidan

"Makasih ya den "

Sikap nya yg ramah tidak pernah membeda bedakan mulai dari status sosial nya  ,pendidikan, ras , warna kulit maupun agama yg mebuat dia diterima di semua kalangan 

"Habis ini kita mau kemana " tanya gue

"KUA "

"Mau , bentar zid "

Gue mengekuarkan ikat rambut dan mengikatkan rambut depan Zidan yg sudah mulai panjang

" Jgn di lepas! " Acam gue

Dia cuma menatap gue tanpa berkata apapun dan melangkahkan kaki nya kembali meninggalkan kampus. Gue yg menunggu di halte ditemani dia yg setia menunggu jemputan gue datang , mobil yg berhenti di depan gue ternyata pak Maman , Zidan berjalan menghampiri pak Maman

"Pak pastiin dia aman sampe masuk rumah ya , ini buat bapak barangkali bapak ngantuk "

Dia mengeluarkan kopi dari dalam tas nya , yang sudah seprti punya Doraemon banyak benda yg keluar dari dalam nya

" Iya a makasih ya "

Gue pun masuk kedalam mobil dan melihat ke arah kaca spion . Zidan sudah tidak ada hilang entah kemna

Maaf aku bukan pembohong yg profesional

ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang