END

149 4 1
                                    

Entah kemana dia pergi begitu cepat dia menghilang
Gue memutuskan untuk kembali ke ruangan dimna ibu dirawat.

Terlihat wajahnya yg rentah yang sedang memejamkan mata dengan garis di bawah mata.

Entah mengapa mata ini tak sanggup untuk membuka, perlahan Kapala tersandar di tempat tidur
Entah sudah berapa lama tertidur, belaian lembut tangan nya membangunkan mata ini , diiringi senyum yg tersirat di wajah nya

"Ngantuk ya, maafin anak ibu ya" serunya

Kini gue genggam tangan halus nya.

"Zidan engga salah ibu"

Tangan lembut nya mulai membelai hangat pipi ini.

Dengan kondisi setengah sadar terlihat Zidan yg tengah tidur diatas kursi , langkah kaki ini menuju dimana dia tidur dengan perlahan tangan ini mengelus kepala dia.

Seakan kaget dengan belaian dia bangun dengan mata yang membulat merah.

"Sorry" dengan suara gemetar hanya ucapan itu yg terucap

Dia hanya diam tanpa ucapan keluar dari mulut nya. Seakan diri ini sudah asing untuknya.

"Habis ini aku bakal menjauh "

"Gausah menjauh Zil , kena saya tau caranya mundur" ujar Zidan

Mendengar ucapannya mata sudah mulai memanas dan meneteskan air mata yang kini sudah mulai membasahi pipi. Dia menarik dengan lembut tangan ini dan mengajak ke lantai atas rumah sakit.

"Jangan nangis, gunakan air mata kamu buat hal yang menurutmu penting " bisik nya pelan

"Kamu penting"

" Ada yg lebih penting" serunya

" Apa ?"

" Keluarga mu "

Seakan pecah dan tak terbendung lagi air mata ini , tangan ini langsung mendekap tubuhnya sekaan tidak mau lepas

"Jangan tinggalin aku "

" Aku ada tepat di belakang kamu "
"Aku maunya kamu di samping aku berjalan bersama ngelewatin semua nya"
"Aku gak mau kamu hidup dengan kebohongan Zil , aku mau kamu jujur , klo kamu gak bahagia bilang, aku cuma jadi beban mu doang"

"Maafin aku, engga ada maksud aku ngomong gitu "

Air mata ini terus keluar seakan tak mau berhenti

" Cari orang yang lebih dari aku Zil ,cari yang bisa bahagiain kamu tanpa jadi beban hidup mu"

"Engga bisa Zidan "

" Bisa Zilan, cari yang lebih dari aku"

Dia memegang lembut wajah dan memandang dalam mata ini
Dengan lembut di usapkan tangan nya untuk mengusap air mata yg sudah membasahi pipi dan mencium lembut kening.

Jangan menjauh kena aku tau caranya mundur

ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang