41

79 3 0
                                    

Masakan sudah siap di meja makan menunggu saat nya tiba gue dan Nadya bercuhat ria , semua cerita kami tumpah kan, gue ceritakan semua kejadian selama dia ga ada di Indonesia, dia seolah terbawa susana meneteskan air mata nya mendengar cerita pahit yg gue tuturkan,  Nida pun memeluk gue, dia hanya bungkam seribu bahasa.

Tampak samar dari atas seorang yg sudah di tunggu dengan sepeda nya dan kaos polos nya dia membawa belanjaan

"Tuh nid orang nya"
"Mana ? "
" Itu loh yg bawa sepeda yg bawa belanjaan"

Terlihat dari atas Zidan masuk ke halaman rumah dan menyalami pak Maman yg membukakan gerbang untuk nya. Gue segera turun ke bawah untuk menemui dia, sebelum dia ketuk pintu gue sudah berdiri di depan pintu

" Assalamualaikum"
"Walaikumsalam "
" Nih belanjaan nya "
" Makasih ya"

Terlihat wajah nya yg nampak lelah dan sedikit kusam kena asam kendaraan di jalan,  gue persilahkan dia masuk ke rumah

" Masuk zid"
" Papah ada "
" Lagi pada keluar "
" Cuci muka gih "
" Iyaa"

Ga beberapa lama dia keluar dan tersentak kaget melihat orang asing di rumah gue

" Oh ini anak nya " seru nida

Dia hanya menatap sinis dan langsung pasang muka dingin nya. Gue menarik tangan nya untuk duduk dan makan bersama

" Makan dulu belum makan kan ?"
"Iya "
" Ini temen aku nida dia sekolah di Turki "

Zidan hanya menganggukan kepalanya

" Enak engga masakan nya?"
" Enak ko"
" Thnks ya udah jagain sahabat gue "

Dia hanya diam mendengar perkataan nida

Gak lama nida berbisik
" Zil ini anak jinak nya sama lu aja  kah ? "
" Gue denger" seru Zidan
"Eh kedengaran "

Mendengar Zidan bicara nida hanya bisa menyeringai sambil melanjutkan makan kembali.

"Bi udah makan ? "Tanya Zidan
"Belum a "
"Makan dulu atuh bi "
"Iya a nanti di belakang aja"
"Sini aja bi bareng " seru gue
"Ga enakan bibi teh neng "

Zidan langsung berdiri dan melangkahkan kaki nya ke bi iyem dan mengajak bi iyem untuk makan bersama

"Geus cicing "seru Zidan
(Udah diem )

Zidan pun mengambil kan makanan untuk bi iyem

"Geus a ulah loba-loba teuing "
(Udah a jgn banyak-banyak bnget)

" Naha kitu , keur diet nyak "
(Knpa gitu? Lagi diet ya)

"Engga atuh a kan sayang klo ga habis mubazir "

" Ydh makan dulu ya bi "

Bi iyem pun makan bersama dengan kami . Seketika ekspresi wajah  nida berubah drastis melihat layar handphone nya , melihat hal tersebut gue beranikan diri untuk menegur nida

" Nid knpa?  "
" Biasa Zil "
" Nid coba cerita ya , lu berhak cerita lu juga berhak nangis"

Nida menceritakan rasa tertekan dalam dirinya selama menjalin hubungan dengan pacar nya yg sangat kasar dan over protective.

Sampai akhir air mata sudah tidak bisa dibendung nya lagi 

"Ke rumah makan Padang yu ? "Seru zidan

" Ngapain ? Kan udah makan " 

" Mau beli otak buat temen mu , biar pinteran dikit "

"Hust kalau ngomong , maaf nid emang mulut Zidan belum di setting"

Nida yg mendengar perkataan Zidan tersentak keheranan

"Lu di lahirkan itu buat bahagia bukan buat menderita. Gini  ya nid orang tua lu aja yg melahirkan lu itu gak pernah nyakitin lu , tapi dia yg status nya hanya pacar berani gitu nyakitin lu" ujar Zidan

"Tapi gue udah lama sama dia, segan juga kena dia sering banget bawakan barang-barang mewah" tutur nida

"Cinta itu bukan perkara seberapa lama nya hubungan lu, tapi seberapa tahan dia menahan nafsu nya ,emosi nya dan seberapa sabar nya dia ngahadepin hubungannya
Hubungan itu ga perlu mewah nid, yg penting sakinah mawadah dan warahmah"

"Ya kan bi? "

"Iya neng bener kata a Zidan"seru bi iyem

"Lu anak Mario teguh ya? "

Dengan malas menjawab Zidan memutarkan bola mata nya dan membereskan makanan yg sudah tidak tersedia lagi di meja makan, dia melangkah menuju dapur dan membantu Bu iyem cuci piring

"Biar kita ber dua aja zid yg cuci piring nya"

"Ga usah lagi pada kesel kan takut piring nya malah di banting kan bahaya"

"Ayo bi "

"Iya a "

Begitu bijak nya dia menanggapi setiap permasalahan. Dia hanya manusia biasa dengan sejuta pemikiran.

Fashion itu harus di barengi dengan action

ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang