rindu

88 5 0
                                    


Kesibukan menyita perhatian yg selama ini dia berikan , proker , kegiatan kampus merupakan sedikit kesibukan nya.
Kerap kali pekik ini mengusik pikiran "apa bukan lagi prioritas nya " seolah pemikiran itu terpatahkan saat dia meluangkan waktu di tengah kesibukan nya.

Lama gue nunggu dia keluar dari ruang BEM entah program kerja apa yg dia bicarakan, rasa dingin yg menyentuh pipi membuat tubuh ini tersentak kaget

"Lama ya " sambil menempelkan ice cream di Pipi

" Iya lama aja ih , Mau kemana kita? "
"Terserah kamu aja yg penting sama kamu"
" Ga cocok gombal tuh serius deh zid "
" Masaaa? "
"Iyaaa"
"Bodoo"

Senyum nya begitu manis , hati ini kerap kali merasa iri dengan teman teman nya kini yg bisa duduk , bercengkrama lama dengan dia.

" Capek kah ?"
"Gendong kmu aja aku kuat masa kaya gini capek "
"Apaan sii mulai deh "

Candaan nya mencairkan susana. Tempat makan menjadi tujuan utama suara perut kami yg sudah mulai menjerit meminta jatah nya.

" Nasi goreng tanpa kecap 2 yg satu pedes yg satu gak pedes , minum nya teh anget 2 ya" pinta dia ke penjual nasi goreng

"Nanti kita pangkas rambut ya ? "
" gak mau "
" Kenapa ? Udah panjang tuh "
"Nanti kamu ga bisa iket rambut ku lagi"
" Risih tau liatnya "
"Bilang aja takut ke saing sama aku, klo rambut aku panjang nanti cowok di kampus ga ngelirik kamu lagi kan ?"
"Hahaha emang kamu mau di deketin sama cowok lagi "

Pesanan nya sudah tersedia di meja dengan anak kecil yg mengantar kan makanan nya.

" Makasih ya "
" Iya a sami sami "

Begitu lahap dia makan tanpa tersisa sedikit nasi itu di piring nya, melihat dia makan membuat gue merasa kenyang

"Ko ga habis"
" Aku kenyang liat kamu makan juga "
" Kalo makan itu harus habis tuh lihat orang pinggir disana belum tentu bisa makan kaya kita sekarang, hidup itu harus disyukuri"
" Tapi kenyang "

Diambil nya nasi goreng gue dan langsung dia makan.

" Untung perut nya Made in Allah bukan Made in China " seru gue

Dia hanya tersenyum tipis sambil berjalan untuk membayar

" Aku mau pulang ke rumah ibu aja "
" Baik lah non sesuai aplikasi ya "

Dia mengayuh sepeda nya begitu kencang

" Teriak Zil yg kenceng aku tau kmu ada masalah, ga cerita sama aku juga ga apa apa " pinta nya
" Dari mana kmu tau"
" Mata kamu"

Dia makin mengayuh sepedanya nya begitu kencang

" Akuuu rinduuuuuu"

Tanpa sadar air mata menetes, dia mulai memperlambat Kayuhan sepeda tersebut dan berhenti , lalu menatap kearah gue

"Klo rindu maka berdoa lah , setidak nya Al-fatihah kmu tau Adam dan hawa mereka di pisahkan setelah memakan buah yang Allah larang , mereka terpisah jarak waktu yg begitu jauh , tapi mereka hanya bisa doa untuk menyampaikan rasa rindunya itu. Sejati nya rindu itu adalah ujian yg di berikan oleh Rabb mu"

Mendengar perkataan nya rasa kagum makin menyelimuti, dia berbeda dimana banyak laki-laki akan merespon dengan begitu berlebihan.

"Ko kamu ga suruh aku berhenti nangis " seru gue
"Kirain kecolok atau kelilipan "
"Zidaaaaann "
" Aku gak akan nyuruh kamu berhenti nangis , jika dengan menangis bisa membuat kamu merasa lega "

*Ruamah Zidan

"Assalamualaikum ibu oh ibu "
" Kaya Upin Ipin aja "
" Kitakan Zidan dan zilan "
"Walaikumsalam , zilan masuk neng "
" Aku nya Bu "
" Tunggu di luar "
" Yaallah anak kandung rasa anak tiri"

ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang