Kini hari yang dinantikan tiba dimana Lala harus mewakili sekolah dan kelasnya yang membuat cerpen meski semalam ia tidak mendapatkan izin dari Ayahnya membuat dirinya tidak mau keluar kamar hingga rian memperbolehkan dirinya untuk mewakilkan dirinya untuk acara ini.
Dengan ia berjanji pada ayahnya ia harus menang dalam acara ini, bayangkan saja ini adalah lomba umum pesertanya saja ratusan ribu ,jika ia tidak menang dalam kompetensi ini maka ayahnya tidak akan membiarkan dirinya untuk mengikuti kompetensi seperti ini lagi dan fasilitas yang ia dapat akan diambil lagi dan dikembalikan setelah ia lulus dari sekolah ini.
"SEMANGAT LA KAMU PASTI BISA"ujar lala menyemangati dirinya sendiri setelah ia menangis karena aturan ayahnya yang semakin ketat dan ia tidak boleh hal itu sampai terjadi pada dirinya.
"Gimana udah dapat la judul yang pas buat nanti"tanya Lulu dan Lala hanya mengangguk saja.
"Semangat ya la ,semoga lo bisa jadi juara dan impian lo terwujud jadi penulis" Kata Nasya menyemangati lala ya memang lala menceritakan kejadian semalam hanya pada nasya.
"sya gue mohon jangan sampe yang lain tahu ya masalah ini gue gak mau membuat semua orang khawatir"ujar Lala berkaca-kaca dan Nasya hanya menggangukan kepalanya dan memeluk lala untuk menguatkan sahabatnya ini.
"Udah ah jangan nangis , gue yakin kok lo pasti bisa bikin ayah lo bangga walaupun lo nanti gak jadi juara tapi seenggaknya lo itu jadi panutan buat orang lain la , bahkan sekolah aja milih lo dan gue bangga banget sama lo la, lo udah berhasil bisa wujudin mimpi lo "Kata Nasya membuat Lala semakin menangis andai saja ayahnya yang berbicara seperti itu mungkin Lala tidak akan memikirkannya.
"jadi penulis itu gak ada guna buat apa kamu ngewakilin sekolah, sudah merasa pinter kamu bahkan sekolah aja sampe milih kamu sekolah aja gak bisa milih sudah tahu kamu gak punya bakat ini jadi perwakilan sekolah"ujar Ayahnya membuat Lala tidak terima atas ucapannya.
"Yah aku janji untuk kali ini aja ya, ini kesempatan buat aku yah walaupun ayah gak suka aku suka karena diri aku sendiri ya Lala mohon"ujar Lala memohon,
Rian menatap Lala dengan kasihan sebeneranya dia tidak mau sampe Lala kecapean karena dia juga terkadang membaca blog anaknya yang membuatnya dia merasa bersalah atas tindakanya akhir-akhir ini.
"Oke akan ayah kasih izin tapi kamu harus janji"
Lala merasa tidak percaya atas ucapan ayahnya dan menjadi kesenanganya"Apa yah "ujarnya.
"Kamu harus jadi juara kalo gak kamu gak akan ayah kasih izin buat ikutan kompetensi ini dan ayah akan sita Laptop kamu"ujar Rian dengan tegas.
Tanpa Lala dan Nasya ketahui ada seseorang yang mendengarkan dan merekam percakapan keduanya tersebut, kini ia mengetahui mengapa lala seperti itu yang menjadikan saksi sekolah dalam mengikuti lomba cerpen ini.
"jadi ini alasan lo kenapa lo gak selalu cerita ke gue la, gue akan siap dukung lo"batin seseorang itu yang merekam percakapan Nasya dan Lala.
"MOHON UNTUK PERHATIANNYA UNTUK PESERTA LOMBA MENULIS CERPEN DIHARAPKAN SEGERA KERUANGAN MELATI LOMBA AKAN SEGERA DIMULAI 10 MENIT LAGI"
"Sya gue keruangan dulu ya, lo sama yang lain semangat ya dancenya"ucap Lala meninggalkan Nasya dan Nasya juga langsung menghampiri temen-temenya.
sebelum Lala memasuki ruangannya ada orang yang Lala tidak kenal memberikan susu membuat Lala binggung.
"Maaf, kamu Lala amanda kan ya"ujar salah satu cowok sekolah lain.
Lala hanya mengganguk "Iya kenapa ya ?"tanyanya dan cowok itu memberikan susu dan roti coklat kepada lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend ✅
Teen FictionKatanya mencintai itu mudah, menyenangkan, mengasyikan tapi bagi perempuan seperti Lala mencintai itu menyakitkan ,rumit nyatanya orang yang dicintainya itu mencintai orang lain. "Gue suka sama lo Akmal" "Gue sukaanya sama sama temen lo" "Tapi tem...