Seventeen

1.5K 120 17
                                    

"Sekarang?".

"Kau tak bisa?".

Eun Jae menggaruk ujung hidungnya yang sama sekali tak gatal lalu melirik pada dentingan jam kemudian menghela nafas panjang sebelum kembali berbicara pada ibu Kyuhyun yang berada di ujung telepon, "Bukan begitu. Hanya saja saat ini aku—".

"Eomma, Sudah berapa kali kukatakan jangan menganggu istriku. Kali ini untuk apa? Kau menyuruhnya untuk menemanimu menghadiri pesta macam apa lagi? Kumohon, Jangan menganggunya".

Eun Jae masih menatap Kyuhyun tak percaya.

Darimana datangnya pria ini?

Ini baru pukul sembilan malam, Bukankah itu waktu yang terlalu cepat jika mengingat pria ini yang terkadang baru akan pulang tepat pukul dua belas?

Dan apa maksud pria ini dengan menarik ponselnya lalu menutupnya begitu saja ketika ia bahkan belum menyelesaikan pembicaraannya.

Bagaimana jika...

"Tak perlu khawatir. Aku yang akan menjamin, Eomma tak akan marah padamu".

Begitu saja.

Pria itu lalu berjalan menjauh darinya dengan sebelah tangan yang masih membawa ponselnya.

"Tunggu, Kau membaw—".

"Apa lagi? Apa lagi? Kali ini kau ingin meributkan soal apa? Tak bisakah kau—".

"Ponselku". Mengambil ponselnya yang berada dalam genggaman Kyuhyun, Eun Jae melanjutkan, "Aku tak ingin meributkan hal apapun atau bertanya kenapa kau selalu pulang dengan bau alcohol yang terlalu atau soal mengapa selalu ada parfum wanita yang berbeda di bajumu di setiap malam, Sungguh aku tak ingin mendapat jawaban apapun darimu. Bukankah kau juga tak lagi menganggapku ada dirumah ini?". Kyuhyun masih diam menatapnya, "Aku hanya ingin mengambil ponselku".

Eun Jae baru berniat menelepon ibu Kyuhyun kembali untuk meminta maaf ketika Kyuhyun membalik tubuhnya sedikit kasar sembari kembali mengambil ponselnya, "Kau yang membuatku melakukan ini semua".

"Lepaskan tanganku".

Tapi Kyuhyun tak pernah mendengarnya, Pria itu justru semakin menyudutkan tubuhnya dengan posisi seperti ingin mencumbunya, "Aku memiliki seorang istri yang cantik, indah, dan hampir sempurna sepertimu tapi apa hmm? Kau menyuruhku untuk menyimpan benihku pada wanita lain, Apa menurutmu aku akan baik-baik saja setelah tanpa sebab kau mengucapkan hal semenjijikkan itu padaku? Untuk apa aku menjadi brengsek dengan menyimpan benihku pada wanita lain ketika aku memilikimu".

Cara Kyuhyun menahan tubuhnya agar tak bergerak dan cara pria itu menggenggam sebelah tangannya tak bisa dikatakan wajar ketika sepertinya Kyuhyun semakin menambah kekuatannya, "Kenapa kau menawarkan tubuh wanita lain pada suamimu sendiri? Seharusnya aku yang bertanya padamu, Apa kau sudah bosan padaku? Atau aku melakukan kesalahan padamu sehingga kau mengucapkan hal seperti itu? Katakan atau lebih baik kau mengumpat padaku, Itu akan jauh lebih baik daripada aku yang harus mendengar permintaan konyolmu itu. Kau anggap aku apa? Sial, Aku suamimu. Apa kau mau menjadikan suamimu sendiri sebagai pria brengsek?".

Kyuhyun tak pernah berbicara seperti ini padanya, Biasanya pria itu akan selalu berbicara dengan lembut.

"Itu juga untuk dirimu".

Kyuhyun melepas genggamannya, Pria itu tertawa dengan sangat keras kemudian memijit kepalanya sembari berucap, "Untukku?". Kyuhyun melanjutkan, "Katakan dibagian mana hal ini bisa menguntungkanku? Kau bisa menjelaskannya padaku sekarang? Ini bukan sebuah bisnis dimana aku bisa mendapat peluang untuk untung atau rugi, Kau tahu apa artinya ketika aku benar-benar melakukan permintaanmu itu? Aku akan selalu terhubung dengan wanita itu, Kau tahu kenapa? Karena dia adalah ibu dari anakku. Lalu kau pikir setelahnya apa hubungan kita akan tetap baik-baik saja? Kau pikir memiliki anak dari wanita lain semudah ketika kau membeli baju dan membawanya pulang maka baju itu akan sepenuhnya hanya menjadi milikmu, Kau pikir begitu?".

Love Agreement, EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang