"Apa?".
Ji Hwan menatap mata Min Soo yang terpancar marah, "Bisa kau ulangi? Kau apa? Bertemu dengan gadis sialan itu?".
"Dia bukan gadis sialan".
"Kau pikir aku peduli?".
Min Soo berteriak menatap tajam pada manik Ji Hwan yang jelas tak suka dirinya lagi dan lagi menyebut Eun Jae gadis sialan.
Sebenarnya apa yang terjadi pada pria ini? Apa otaknya yang bodoh itu kembali memunculkan kenangannya dulu saat masih bersama Eun Jae? Kenapa terkesan membela gadis itu akhir-akhir ini?
"Kenapa kau menemuinya? Apa rencanamu? Tak seharusnya kau bertindak sendiri tanpa memberitahuku. Tak seharusnya kau bertemu dengannya. Yah, Kau tidak boleh lupa kau sudah punya istri".
Ji Hwan menyeringai terlalu lebar dengan meneguk red wine-nya, Ia mengangguk lalu berdiri dan berjalan kearah Min Soo yang duduk diatas sofa dengan wajah yang masih terlihat marah. Ji Hwan membawa sebelah tangannya untuk menjepit dagu Min Soo agar menatapnya sembari berkata, "Jangan bersikap seolah kau istri yang baik. Tidak ada wanita berstatus istri yang mengincar pria lain dengan sangat terang-terangan". Ji Hwan melanjutkan dengan menyapukan jarinya diatas bibir merah Min Soo, "Apa kau pernah melakukan tugasmu sebagai seorang istri?".
Ji Hwan tersenyum menyeringai mendapati raut Min Soo yang berubah lebih marah, Ia kembali berjalan dan berdiri di depan jendela besar apartemen-nya dengan berkata, "Kau bahkan membiarkan calon anakku pergi".
Min Soo mengepal kuat tangannya dengan garis rahang tegas, "Kau mau mengungkitnya lagi? Salahmu jika aku kehilangan anak itu".
"Tidak. Kau-lah yang terlalu serakah, Min Soo-ah".
"Yak, Oppaaaa".
"Diamlah, Jangan berisik. Bukan saatnya untuk marah padaku". Ji Hwan membalik tubuhnya untuk menatap wajah marah Min Soo, "Lebih baik pikirkan cara untuk membuat mereka menjadi kepingan agar tak dapat menyatu kembali".
Min Soo mempererat kepalan tangannya.
Otaknya sudah sangat penuh sekaligus sakit.
Ia baru saja mendapat kabar jika gadis tak tahu diri itu lebih memilih untuk pergi dan tak melanjutkan rencana yang telah ia rancang dengan sangat baik. Setelah apa yang ia lakukan seharusnya gadis itu tak pergi begitu saja bahkan tanpa berkata satu kata pun padanya. Ia telah menggelontorkan banyak uang untuk pengobatan adik gadis itu, Tak seharusnya ia mendapat kabar jika ia pergi meninggalkan rencana yang telah ia rancang hanya karena hatinya yang tak sanggup menyakiti Park Eun Jae.
Choi Han Su, Sialan.
"Kau menjalankan rencanamu dan biarkan aku juga berjalan dengan rencanaku".
Min So membeo, "Apa katamu?".
Menyeringai dengan lebar, Ji Hwan melanjutkan, "Aku juga akan bertindak kali ini. Aku tak akan lagi tinggal diam hanya untuk menunggu perintahmu".
"Yah, Oppa. Kau—".
Dengan wajah yang sangat datar, Ji Hwan berkata dengan sangat dingin, "Aku tidak mau dibantah".
-J-
Cho Kyuhyun adalah penggambaran pria tegas yang memiliki hati lebih lembut dari segala jenis sutra.
Pria itu bukan jenis pria yang akan mudah marah atau salahpaham saat tak diusik, Kyuhyun tak pernah mencampuri hidup orang lain tapi jangan merasa tetap tenang jika kau telah mencampuri hidup Kyuhyun. Pria itu tak mudah tersentuh, Kyuhyun bukan orang yang gampang memberi pengasihan pada orang lain terlebih jika kau jelas pernah menjadi alasan luka di dalam diri pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Agreement, End
RomancePernikahan bukan sesuatu yang dapat kau mainkan. Setidaknya begitu menurut Park Eun Jae, Hidupnya mendadak berubah setelah pria itu masuk dalam kisahnya. Apakah hidup bersama orang yang tak kau kenali sebelumnya akan membawamu pada kebahagiaan? Cho...