Twenty-Nine

1.6K 119 4
                                    

"Aku tahu wajahku tampan, Tak perlu menatapku seperti itu".

Eun Jae memberenggut lucu untuk kemudian menghela nafasnya panjang sembari memperbaiki posisi duduknya.

"Aku cukup bangga pada diriku sendiri karena sanggup membuat seorang Cho Kyuhyun meninggalkan kantor di tengah jam kerja seperti ini. Kau luar biasa sibuk, Bahkan untuk menyempatkan makan siang pun terkadang kau tak bisa karena banyak-nya tumpukan pekerjaanmu tapi lihatlah, Sekarang kau duduk dibalik kemudi untuk menemaniku".

Kyuhyun tersenyum melirik padanya, "Istriku ingin menemui pria yang hampir menjadi pendamping hidupnya, Bagaimana aku bisa tetap duduk tenang diatas kursi kerjaku?".

"Bukan aku yang ingin menemuinya tapi dia yang meminta untuk bertemu".

"Lalu kau menyetujui untuk bertemu dengannya".

Kyuhyun melebarkan senyumnya saat mendapat tatapan kesal dari istrinya, "Ye-ye-ye, Aku mengerti". Tambah Kyuhyun.

"Dia bilang ingin mengakhiri semua ini".

.

.

Ji Hwan tak berhenti menatap wajahnya dengan tatapan kagum.

Sudah lima menit berlalu tapi pria itu belum juga membuka suara untuk mengutarakan maksud dan tujuan mengajaknya untuk bertemu hari ini.

"Suamiku sedang melihat kita jadi—".

"Aku tahu". Ji Hwan menjeda kalimatnya kemudian melanjutkan, "Aku tahu dia mengantarmu kesini, Aku melihatnya membukakan pintu mobil untukmu tadi".

"Lalu kenapa terus diam? Bukankah kau mengajakku bertemu untuk mengatakan sesuatu? Cepat katakan, Aku tak mau membuatku suamiku menunggu lama".

"Apa kau bahagia dengannya?".

"Ye?".

"Apa tak ada lagi tempat di hatimu untukku?".

"Yahhh—".

"Apa aku tak lagi bisa menjadi satu-satunya pria yang kau cintai? Semua perasaan yang kau miliki untukku dulu, Apa semuanya benar-benar telah hilang? Apa aku benar-benar tak lagi memiliki kesempatan?".

"Kau mengajakku bertemu untuk mengatakan hal konyol itu?". Menarik nafasnya dalam, Eun Jae melanjutkan, "Kau dimana saat aku mengisi keseluruhan hatiku hanya untukmu? Kau berulang kali mengkhianatiku dan bodohnya aku masih bisa terus memberimu maaf. Sekarang setelah semua yang terjadi kau bertanya apa kau masih memiliki kesempatan? Aku tak akan membuat diriku menjadi bodoh lagi seperti dulu yang selalu bisa kau kendalikan. Pria yang sedang duduk di dalam mobil menungguku adalah pria yang seribu kali lebih baik darimu, Dia adalah satu-satunya untukku sekarang".

"Jika aku menyingkirkannya apa kau mau kembali padaku?".

"Apa?".

Ji Hwan menggeleng sembari tersenyum kecut melirik pada perut besarnya, "Saat Bae Min Soo menyusun rencana untuk menyakitimu, Aku merasa aneh. Aku seperti bukan diriku lagi, Aku merasa marah setiap kali dia ingin menyakitimu. Aku bertanya dalam diriku sendiri, Mengapa sikapku seperti ini? Mengapa hatiku menjadi sakit dan tidak bisa menerima saat Min Soo ingin menyakitimu? Kau tahu kenapa?".

Eun Jae terlalu cepat menjawabnya, "Jangan katakan. Tak perlu kau katakan sebab penyesalan apapun yang ingin kau katakan sekarang tak akan merubah apapun".

"Karena kupikir aku mencintaimu". Ji Hwan melanjutkan dengan tersenyum kecil, "Sangat terlambat bukan? Aku menyiakan hati dan perasaanmu, Kau begitu mencintaiku dulu tapi aku dengan brengsek hanya memanfaatkan perasaanmu. Apakah aku sedang mengalami sebuah karma sekarang?".

Love Agreement, EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang