Perjuangan Cinta Pratama

Mama

" Papa bangga padamu, Nak!!"
Ucap pria berusia 50an tahun itu tapi masih terlihat gagah dan tampan. Pria itu memeluk anak lelakinya semata wayang yg baru saja diwisuda Pasca Sarjana.

" Selamat sayang, Mami bangga padamu!" Ucap seorang wanita berusia 50an tahun dengan senyum manis

" Papa punya kejutan buat kamu, mari ikut Papa!" Pria itu mengajak anaknya untuk menaiki mobil mewahnya, diikuti wanita di belakangnya.

Mobil mereka melaju menuju sebuah rumah minimalis sederhana. Di dalam pekarangan rumahnya terdapat mobil mewah warna merah.

" Assalamualaikum.. "
Sapa pria itu ketika akan memasuki rumah

" Waalaikumsalam.. Masuk Gan!"
Seorang wanita berusia 50 tahunan berhijab panjang menyambut mereka.

" Yuniar... Apa kabarmu?"
Wanita berhijab panjang itu langsung memeluk wanita yg datang bersama pria itu.

" Delisa, apa yg terjadi? Kamu awet cantik" Yuniar memeluk erat Delisa.
Gandhi sedari tadi mematung menatap dua wanita itu.

" Tama?"
Delisa menatap seorang lelaki muda tampan bersama Gandhi yg sangat mirip dengannya. Tama tersenyum tipis mengangguk menyapa Delisa.
Delisa berjalan menghampirinya, ia usap pipi lelaki muda itu, matanya berkaca-kaca.

" Tama.. "
Delisa langsung memeluk anak lelakinya itu. Tama masih diam tidak mengerti.

" Gandhi.. Yuniar.. " Sapa seorang pria

" Yudha.. " Gandhi langsung memeluk pria itu.

" Mari duduk!" Yudha mengajak Gandhi dan Yuniar untuk duduk di sofa.

" Ma, ajak Tama duduk dulu!"
Ujar Yudha membuat Delisa melepas pelukannya. Kemudian Delisa menggandeng tangan Tama untuk duduk ke sofa.

" Dekat Mama Nak!" Ucap Delisa, Tama masih menatap Delisa pias

" Mama Delisa?" Tanya Tama ragu. Delisa mengangguk, Tama langsung menghamburkan pelukannya pada Delisa lagi, membuat air mata Delisa tumpah, bayi kecil yg ia tinggalkan 25 tahun yg lalu kini tumbuh menjadi lelaki muda yg gagah dan sangat tampan.

" Tama, ada yg ingin Papa sampaikan padamu, Nak" Ujar Gandhi, Tama melepas pelukannya lalu menatap Papanya.

" Ini Mama Delisa dan ini Ayah Yudha" Gandhi mengenalkan pada Tama.

" Ada sesuatu yg harus Papa sampaikan" Gandhi mengehela nafas berat

" Apa itu Pa?"

" Tama, Mama Delisa ini adalah Mama kandungmu" Ucap Gandhi, Tama membelalak tidak percaya.

" Kata Papa Mama Delisa ini adik Papa kan?" Tama menatap Gandhi dengan heran

" Maafkan Papa, Papa bohong sama kamu"

" Maksudnya aku bukan anak Papa sama Mami?" Tama sedikit binggung

" Kamu anak Papa sama Mama Delisa"
Jawab Gandhi

" Aku.. Aku tidak mengerti Pa!"
Tama tampak frustasi, Yuniar mendekatinya.

" Dengarkan Mami......... " Yuniar mulai menceritakan bagaimana awalnya semua itu bisa terjadi.

BRUAKK..
Tama langsung menggebrak meja, Delisa berusaha menenangkan Tama, tapi tangan Delisa ditepis oleh putranya

" Kenapa Mama tidak pernah pulang menemuiku? Sampai sekarang usiaku 25 tahun Ma? Jawab!!" Tama tampak emosi

" Kenapa Mama tega sama aku? Mama tidak adil!!" Bentak Tama kemudian langsung berjalan pergi meninggalkan ruang tamu itu, ia berjalan penuh emosi

" TAMA..!!"
Panggil Gandhi, tapi Tama tetap berlalu tak menghiraukan

" Biar aku bicara sama dia!"
Gandhi berjalan keluar menyusul anaknya. Ternyata Tama sudah pergi dengan menggunakan ojek. Gandhi menatapnya gelisah. Kemudian dia kembali lagi ke dalam rumah.

" Bagaimana Gan?" Delisa tampak cemas

" Dia pergi, biar nanti saja aku bicara sama dia, kamu tenang saja" Gandhi menatap Delisa penuh arti, diusia yg tak lagi muda namun Delisa masih terlihat sangat cantik.

" Kalian berapa lama di Indonesia?"
Tanya Yuniar

" Yaa.. Tidak sampai satu tahun" Canda Yudha

" Rheina dan Rhesya kemana?"
Yuniar tampak celingak celinguk mencari dua anak gadis Delisa dan Yudha

" Mereka masih di rumah adikku, Yun.. Mereka senang tinggal di desa, daripada disini katanya " Jawab Yudha.

" Rheina belum mau menikah?" Tanya Gandhi

" Belum, entahlah dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya " Yudha mengangkat bahunya.

" Rhesya?"

" Rhesya masih melanjutkan Magisternya di Tokyo"