Kehamilan Nensy

66 3 0
                                    

Tama beranjak dari duduknya kemudian berjalan keluar dari ruangannya meninggalkan Irawan yg melongo menatapnya.

Irawan menghela nafas berat melihat Tama pergi meninggalkannya begitu saja, sangat mirip dengan Gandhi, pertahanannya kuat sangat sulit untuk dirayu. Irawan berdiri kemudian berjalan keluar dari ruangan Tama.

Tama tersenyum melihat mobil Irawan yg  baru saja pergi dari kantornya. Mana mungkin dia mencabut tuntutannya, yg dilakukan Nensy sudah sangat keterlaluan.

" Mbak Lita, bagaimana jadwal saya untuk bertemu dengan perusahaan Tirtagrup?" Tanya Tama pada sekretarisnya

" Nanti pukul 9.00 Pak!" Jawab perempuan berusia 27 tahun itu dengan senyum manis.

" Terimakasih.. " Ujar Tama kemudian berjalan kembali ke ruangannya.

****

Tama menyandarkan tubuhnya di badan mobil, dia baru saja menyulutkan sebatang rokok, dia terlihat menikmati hisapan demi hisapan sambil menikmati jalanan depan Rumah Sakit Umum Daerah tempat Dinas Tiara.

Sesekali dia melihat ponselnya, banyak pesan di grub sengklek bersama kawannya Noval dan Aldo. Banyak notif dari grub itu tapi Tama tak ingin membukanya sama sekali. Ia fokus menunggu Tiara yg masih belum juga keluar.

Tiara tersenyum melihat punggung lelaki yg diam-diam sudah mengambil hatinya itu. Ia berjalan menghampiri.

" Maaf lama menunggu " Ujar Tiara membuat Tama menoleh kearahnya kemudian tersenyum manis.

" Yuk!!" Tama langsung membukakan pintu mobil agar Tiara masuk.

" Jangan berlebihan Tama, aku bisa sendiri" Tiara merasa tidak enak kemudian langsung masuk ke dalam mobil. Tama juga segera memasuki mobil, kemudian mulai melajukan mobilnya pelan, jalanan cukup ramai malam ini.

" Makan dulu ya!" Ajak Tama

" Terserah Tuan Yudhianto " Jawab Tiara kemudian tersenyum. Tama melajukan mobilnya menuju sebuah rumah makan yg terkenal dengan seafoodnya.

" Lagi pengen makan cumi" Kata Tama ketika memasuki halaman luas rumah makan seafood.

Setelah memesan menu mereka memilih tempat duduk, mereka duduk berhadapan. Tiara tampak asyik dengan ponselnya, sementara Tama asyik memperhatikannya.

Tiara tampak sedang berbalas pesan dengan seseorang, tidak sadar sejak tadi Tama menatapnya.

" Ah, maaf.. " Ujar Tiara seketika

" Kenapa?"

" Aku nyuekin kamu" Tiara tersenyum manis membuat Tama memegang jemarinya.

" Aku nggak ngerasa dicuekin, kalau memang penting ya dibalas dulu pesannya" Ucap Tama sambil mengelus jemari Tiara.

" Iloveyou" Ucap Tama lirih tapi bisa didengar Tiara, seketika Tiara menunduk tersipu, sudah dua kali Tama mengucapkan ini, tapi dia belum pernah membalas mengucapkan  apa-apa.

" Maaf, ini cumi asam manis, ini udang krispy, dan dua juice alpukat "
Kata pelayan tiba-tiba membuat Tama dan Tiara terkejut tapi tangan mereka tidak terlepas, Tama masih menggenggamnya erat.

" Makasih.. " Kata Tama, pelayan itu tersenyum dan segera pergi.

" Makan dulu" Ucap Tiara sembari melepas tautan tangan mereka. Kemudian mereka segera menikmati hidangan yg tersedia.

**********

Keesokan harinya, jam sudah menunjukkan pukul 7.00 pagi tapi Tama belum nampak keluar dari kamarnya. Yuniar segera berjalan menuju kamar putranya, takut Tama kesiangan.

Perjuangan Cinta Pratama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang