Perjodohan

86 3 0
                                    


" Hallo Del, Tama belum menemuimu?" Tanya Gandhi berbicara lewat telepon

" Belum Gan, biarlah mungkin dia masih menata hatinya, pasti dia shock sekali" Jawab Delisa di seberang telepon

" Nanti aku bicara lagi sama dia, bagaimanapun kamu ibu kandungnya"

" Iya terserah kamu saja, Gan!"

" Sudah ya, aku lagi perjalanan ke kantor ini"

" Oke.. "

Gandhi menutup teleponnya, ia kemudian fokus pada kemudinya.

******

Malam harinya, Gandhi melihat Tama baru saja pulang dari kantornya.

" Tama, lekas mandi Papa mau bicara!" Ujar Gandhi

" Iya Pa!" Tama berjalan ke kamarnya, ia segera melepas bajunya untuk mandi

Selesai mandi dia berjalan menuju ruang tengah yg sudah ada Papanya menunggunya. Tama duduk di samping Gandhi yg sedang asyik membaca koran terbaru. Melihat anak lelakinya, Gandhi melipat koran itu kemudian menatap Tama dengan seksama.

" Kamu belum menemui Mamamu?"
Tanya Gandhi, Tama menggeleng

" Kenapa?" Tanya Gandhi lagi membuat Tama menundukkan pandangannya.

Hening

" Temui Mamamu besok!" Kata Gandhi tegas

" Baik Pa!"

" Tam, kapan kamu menikahi Nensy?"
Tanya Gandhi membuat Tama menatapnya

" Aku tidak pacaran sama Nensy Pa!"
Jawab Tama

" Papa ingin kalian menikah, kalian sudah sangat dekat!"

" Tapi Pa.. Aku mau menikah tapi bukan dengan Nensy " Ujar Tama membuat Gandhi menatap tajam kearahnya.

" Apa-apaan kamu! Papa sama Om Irawan sudah menjodohkan kalian!"

" Tidak Pa! Aku sudah dewasa, aku tau mana yg harus aku pilih!"

" TAMA!! Kenapa kamu keras kepala sekali!" Bentak Gandhi, Tama langsung pergi meninggalkan Papanya. Membuat Gandhi mengeram emosi.

********

Keesokan paginya, Gandhi dan Yuniar sedang sarapan berdua. Tama melihat Papanya langsung berbalik arah menuju ruang tamu. Ia masih tidak mau bertemu dengan Papanya gara-gara semalam.

" MI.. AKU LANGSUNG BERANGKAT!"
Teriaknya

" Tidak sarapan dulu?"
Jawab Yuniar tapi tidak dijawab oleh Tama karena sudah berjalan jauh ke depan.

Tama mengemudi mobilnya menuju kantornya.
" Arghhh... " Teriaknya frustasi, ia memukul stir kemudi.

" Mama.. Ya Mama pasti bisa menolongku!" Ucapnya lalu memutar balikkan mobilnya menuju rumah Delisa.

**

" Assalamualaikum.. "
Sapa Tama ketika di depan pintu rumah Delisa.

" Waalaikumsalam.. "
Jawab seorang perempuan muda berhijab menghampiri Tama

" Rhesya.."

" Kak Tama.. "

Mereka langsung berpelukan, saudara kandung seibu.

" Tama.. "
Sapa Delisa, Tama langsung menatap Mamanya kemudian berlari mencium kaki Mamanya.

" Astagfirullah.. Berdiri Nak!!"
Delisa menarik tubuh putranya kemudian langsung memeluknya.
Cukup lama mereka berpelukan sama-sama merasakan kenyamanan antara ibu dan anak yg lama tak berjumpa.

" Maafkan aku Ma" Ucap Tama dengan derai air mata

" Sudah cukup, ayo duduk!" Delisa mengajak Tama duduk di kursi ruang tengah.

" Rhesya, ambilkan Kakak minum!"

" Siap Ma.. " Jawab gadis berusia 23 tahun itu

" Kamu tampan seperti Papamu!"
Ucap Delisa lirih dengan senyum lebar

" Oh ya..??" Goda Tama pada Mamanya, Delisa mengerutkan dahinya

" Kamu menggoda Mama? Dasar!!"
Tama terkekeh melihat ekspresi tersipu Mamanya.

" Ma, aku sudah dengar semua cerita dari Papa, tapi.. " Tama tak melanjutkan kalimatnya

" Kenapa? Hem.. "

" Aku penasaran kenapa Papa lebih memilih Mami daripada Mama"

Delisa tersenyum tipis menatap putranya.

" Karena Mami lebih sayang dan cinta pada Papamu" Delisa tersenyum

" Mama nggak cinta sama Papa?"

" Bukan tidak cinta, tapi Mami Yuniar lebih mencintai Papamu"

Tama menghela nafas pelan, ia sama sekali tidak mengerti percintaan rumit orangtuanya dulu seperti apa.

" Mama mengalah?" Pertanyaan Tama sontak mengagetkan Delisa

" Mengalah untuk sebuah keharmonisan Papa dan Mamimu, sudah, cukup lupakan!" Delisa mengelus pipi putranya, pandangan Tama menerawang, membuat Delisa peka dengan keadaan putranya yg sedang tidak baik-baik saja.

" Kamu kenapa?"

" Ma, Papa memaksaku menikahi seorang perempuan" Tama mulai cerita

" Menjodohkan maksudmu?"

Tama mengangguk " Aku tidak mencintainya Ma!"

" Kamu punya pacar?" Tanya Delisa, Tama menggeleng

" Aku suka sama seseorang"

" Perjuangkan!" Kata Delisa tegas, membuat Tama menatapnya

" Perjuangkan kalau memang kamu mencintainya, jangan menikah dengan perempuan yg tidak kamu cintai, itu akan menyiksamu Nak!"
Ucap Delisa, ia tidak mau Tama menjadi lelaki bajingan seperti Papanya ketika sudah menikah tetap mencintai perempuan lain yg bukan istrinya.

" Papa memaksaku Ma!"

Delisa menghela nafas berat, dia tau Gandhi orang yg keras kepala.

" Mama ingin kamu memperjuangkan cintamu!"


Perjuangan Cinta Pratama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang