Penawaran Keluarga Irawan

57 1 0
                                    

Tiara kini sudah berada di rumah, keadaannya sudah semakin membaik, luka di perutnya sudah berangsur kering tapi masih menyisakan rasa sedikit ngilu. Hari ini adalah hari minggu, keluarga Tiara semua kumpul di rumah. Adiknya Kaila juga sedang libur kuliah.

" Kak, tumben nggak kesini kakak gantengnya" Ucap Kaila sambil duduk di dekat Tiara, Tiara mengernyitkan dahinya.

" Siapa?" Tanyanya

" Kak Tama lah" Goda Kaila, kemudian Tiara mendengus pelan

" Ada kerjaan di luar kota dari kemaren" Jawab Tiara, kemarin lusa Tama pamit sedang ada seminar di luar kota.

" Kamu udah punya pacar Kai?" Tanya Didik tiba-tiba ikut nimbrung

" Ah, Ayah.. Cariin yg kayak Kak Tama" Kaila reflek menutup mulutnya

" Dasar kamu!!" Ujar Didik pada putri keduanya.

" Tiara, kapan Tama melamarmu hem?" Tanya Didik membuat putrinya tersipu

" Yah, namanya ngarep itu, Tama nggak pernah ngomong itu sama aku"
Ujar Tiara, dia tidak mau berharap lebih karena memang Tama belum pernah membicarakan itu serius.

" Siapa tau" Didik tersenyum pada putrinya kemudian ia berdiri

" Ayah kemana?" Tanya Kaila

" Laper" Didik meringis sembari memegang perutnya, sontak membuat dua putri cantiknya tertawa.

Tiara menatap layar ponselnya, ia tersenyum membaca pesan yg baru saja dikirim oleh Tama

( Jangan telat Makan.. Kalau aku pulang nanti aku ajak kuliner)

( Iya, kamu juga)
Balas Tiara kemudian tersenyum.

Tiara menerawang, apa ia akan menjadi bagian dari keluarga besar Yudhianto, ah.. Angan-angannya terlalu tinggi rupanya. Di luar sana dia tau banyak sekali perempuan berlomba ingin menjadi Nyonya Pratama Yudhianto.

********

Beberapa hari kemudian

Tama baru saja memarkirkan mobilnya di bagasi, ia baru saja pulang seminar dari luar kota selama 5 hari, ia berjalan ke dalam rumah.
Matanya tertuju pada Yuniar yg sudah rapi seperti akan menghadiri acara resmi.

" Assalamualaikum Mi.. ". Tama langsung mencium tangan Maminya. Matanya memperhatikan Yuniar dari ujung kepala sampai ujung kaki, kemudian ia tersenyum sangat manis.

" Waalaikumsalam.. "

" Mami cantik " Bisiknya tepat di telinga Yuniar, benar-benar membuat Yuniar tersipu

" Kau jangan buat Mami malu, seperti anak muda saja" Ujar Yuniar dengan wajah yg sudah merah merona

" Mami menyambut kepulanganku saja sampai secantik ini, bagaimana aku tak terharu Mi.. ". Kemudian Tama mencium kembali pucuk tangan Yuniar.

" Kalau kita seumuran, Mami jamin akan jatuh cinta sama kamu"

" Oh.. Ya??" Tama menunjukkan senyum devilnya

" Hey..anak muda.. Sudah kembali kau?" Suara bariton Gandhi membuat Tama dan Yuniar menoleh.

" Papa.. Assalamualaikum ". Tama langsung mencium tangan Papanya

" Waalaikumsalam.. " Jawab Gandhi

" Papa tampan sekali.. Sarimbitan pula sama Mami..berlebihan sekali menyambutku" Ujar Tama terkekeh yg melihat Gandhi dan Yuniar memakai pakaian corak batik yg sama.

PLETAKK..
Gandhi menjitak kepala Tama, seketika membuat Tama meringis

" Kami akan ke rumah Mamamu, Kakakmu akan lamaran" Ujar Gandhi

Perjuangan Cinta Pratama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang