Nensy mencengkeram kemudinya dengan erat, bola matanya menatap lurus ke depan.
" Arghh.. Gagal, sialan!"
Teriaknya frustasi setelah rencana melecehkan Tiara gagal. Padahal kurang sedikit lagi Tiara akan diperkosa orang suruhannya, malah Tama datang tiba-tiba dan langsung menyelamatkan Tiara." Apa istimewanya dia daripada aku!"
Teriaknya frustasi" Aku harus melakukan rencana kedua!" Ucap Nensy penuh emosi.
*******
" Aku harus menemui Delisa, Yang, kamu ikut?"
" Aku ada arisan Yang, kayaknya tidak bisa ikut, kamu sendirian saja!" Ucap Yuniar seraya mengancingkan kemeja Gandhi.
" Baiklah, sebelum ke kantor aku harus mampir ke rumah Delisa, aku yakin dia bisa membujuk Tama!"
Ucap Gandhi yakin" Hati-hati Sayang " Yuniar membalas kecupan suaminya, kemudian Gandhi langsung bergegas menuju bagasi.
Gandhi melajukan mobilnya menuju rumah Delisa, ia berencana minta bantuan Delisa untuk membujuk Tama agar mau menerima perjodohan dengan Nensy.
Sesampainya di pekarangan rumah Delisa, tampak sepi. Biasanya ada dua mobil yg terparkir di bagasi tapi ini kosong, seperti tidak ada orang.
Gandhi bergegas berjalan menuju pintu rumah. Ia menekan bel.Ting Tong.. Ting Tong..
Tidak lama seorang wanita cantik dengan gamis daster berjilbab warna krem membukakan pintu.
" Gandhi.. Masuk!"
Gandhi tersenyum menatap Delisa yg tampak sangat cantik sepagi ini. Kemudian ia mengikuti Delisa untuk duduk di sofa.
" Mau minum apa?" Tanya Delisa
" Apa saja" Jawab Gandhi dengan tatapan yg tak beralih dari wajah Delisa
" Tunggu sebentar!!" Delisa berjalan menuju dapur, sementara Gandhi memperhatikan rumah Delisa sangat sepi sekali pagi ini, kemana Yudha, Rheina dan Rhesya?
Tidak lama Delisa kembali dengan membawa segelas teh hangat, ia letakkan di depan Gandhi.
" Sepi sekali?"
" Iya Mas Yudha dan Rhesya berangkat ke Tokyo dari kemarin, Rheina semalaman tidak pulang, dia berada di rumah kawannya yg sedang ulang tahun" Jawab Delisa
" Tidak ada orang? Artinya kita berduaan?" Goda Gandhi, langsung disambut mata melotot Delisa.
" Kamu mau apa kemari?" Delisa menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa
" Aku ingin minta tolong sama kamu"
" Tentang?"
" Bujuklah Tama agar mau menerima perjodohan dengan anak kolegaku"
" Bodoh, egois!" Delisa melengos dari tatapan Gandhi
" Kenapa kamu berkata seperti itu?"
Gandhi seperti tak percaya dengan ucapan Delisa" Biarkan Tama memilih perempuan yg jadi istrinya, kita tak perlu memaksa, Gan!"
" Tapi aku sudah sangat setuju dengan keluarga Irawan untuk besanan sama kita, tidak mungkin aku menolak, mereka keluarga terpandang"
" Itu bagimu, bagi Tama aku rasa tidak!"
Gandhi menatap Delisa, entah kenapa ia tidak bisa marah ketika berhadapan dengan wanita ini.
" Delisa, tolonglah..!" Bujuk Gandhi, Delisa menghadap ke arah Gandhi
" Aku tidak ingin Tama jadi bajingan seperti kamu!" Ucap Delisa tegas, membuat Gandhi tersentak
" Kamu bilang mencintaiku tapi tidak bisa memperjuangkanku, Gan.. Setelah kamu menikah dengan Yuniar pun kamu masih terang-terangan bilang mencintaiku!"
" Apa kamu mau Tama seperti itu, tidak menghargai istri sahnya?ha?"
Nafas Delisa memburu menahan emosinya. Gandhi hanya menunduk tak bergeming, apa yg dikatakan Delisa benar semua." Tama punya pilihan sendiri, bahkan dia cerita padaku, apa kamu tak ingin merestuinya? Maaf untuk kali ini aku tak setuju dengan keinginanmu!"
Delisa menyilangkan tangannya." Tapi Tama sudah pernah meniduri perempuan yg akan dijodohkan dengannya" Gandhi bersuara
" Bukankah itu juga kau lakukan padaku, bahkan kau sama sekali tak ingin menikahiku kan waktu itu? Apa bedanya denganmu, BRENGSEK!!"
Delisa semakin emosi dengan kemunafikan lelaki di depannya ini." Setidaknya Tama jangan sepertiku!"
Gandhi mulai tersulut emosi" Setidaknya Tama mau memperjuangkan cintanya, TIDAK SEPERTIMU!"
Gandhi menghela nafas berat, ingin melawan ucapan Delisa tapi semua yg dikatakan benar, ingin membela dirinya tapi ia tak sanggup berbicara, tenggorokannya seperti tercekat. Ia hanya menunduk seperti lelaki bodoh.
" Aku ingin setidaknya Tama bertanggung jawab, tidak sepertiku, Del!" Ujar Gandhi
" Tanggung jawab? Tanggung jawab seperti apa yg kamu mau dari Tama, ha?sementara kamu sendiri tak bisa mencontohkannya!"
Kalah telak. Itulah yg dirasakan Gandhi. Kelemahannya dari dulu adalah ketika berhadapan dengan Delisa selalu mati kutu.
" Ternyata benar dugaanku selama ini, Papa orang munafik!" Ujar Tama dengan tiba-tiba berjalan dari pintu, entah sejak kapan dia ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cinta Pratama
RomanceKisah ini sekuel dari cerita "Masih Mencintaimu". Kisah tentang Tama, Pratama Resky Yudhianto. Anak dari Gandhi dan Delisa. Dalam perjalanan hidupnya, ketika dia harus menerima kenyataan bahwa ada kisah rahasia dibalik kelahirannya di dunia yg dise...