Perjuangan Cinta Pratama

Salah Paham?

Hari ini Tiara off, dia dapat jatah cuti bulanan, dia berencana memasak makanan kesukaan Tama, capjay.

" Bu.. Aku ke pasar dulu!"

" Tumben.. " Tanya Nina

" Iya, mau masakin Tama "

" Okey sayang, hati-hati "

Tiara mengendarai motor maticnya menuju pasar besar.

***

Malam harinya pukul 07.00, Tiara menaiki ojek menuju Apartemen Tama. Dia sudah bertanya Tama akan pulang jam berapa, Tama bilang dia akan pulang jam 7.00 malam.

Tiara menunggu Tama di bawah, dia menenteng rantang makanan berisi nasi, capjay dan ayam goreng.

" Tunggu disini aja deh, pasti Tama udah jalan" Tiara menunggu Tama di depan Apartemennya, dia sih mau bikin suprise dengan kehadirannya yg tiba-tiba ini.

15 menit berlalu, Tiara melihat mobil Tama baru saja datang, senyumnya melebar.

Tama keluar dari mobilnya, tiba-tiba ada seorang perempuan yg langsung memeluk Tama. Tama sedikit terkejut dengan pelukan tiba-tiba perempuan itu, Tiara tersentak dengan pemandangan itu. Perempuan itu cantik, seksi sekali, sangat modis dibandingkan dia yg hanya gadis lugu begini. Tama belum menyadari kalau Tiara ada ada disekitar itu, Renita menggandeng mesra tangan Tama untuk segera masuk ke dalam Apartemen.

" Lepasin.. Ah!" Decak Tama kesal

" Tama.. " Tiara sudah berada di depannya, dengan wajah yg sudah merah menahan tangisnya, kemudian dia langsung berjalan pergi.

" Tiara..tunggu!" Tama langsung melepas tangan Renita dan segera mengejar Tiara. Tiara lari tapi dia kalah cepat dengan Tama, Tama langsung memegang lengannya.

" Tiara.. Tunggu.. Kamu salah paham!"

" Tama.. Lepas..biarkan aku pergi!"
Air mata Tiara tidak bisa terbendung lagi

" Dia temen kuliahku dulu, hanya teman "

" Teman spesial? Izinkan aku pergi.. Ini buat kamu!" Tiara memberikan rantang makanan pada Tama.

" Tiara.." Tama mencengkeram tangan Tiara

" Lepaskan atau aku akan teriak!"

" Aku antar kamu pulang, ini sudah malam!"

" Tidak perlu, Taksi..!" Tiara memberhentikan Taksi kemudian langsung naik dan meninggalkan Tama sendiri

" ARGH... BANGSAT!!" Teriak Tama

**

Tama berjalan gontai menuju lift Apartemennya, dia masih melihat Renita ada disana.

" Siapa sih tadi?"

" Kamu pulang aja deh, dia salah paham" Ucap Tama

" Pacarmu?"

" Calon istri "

" Maaf deh, aku nggak tau!" Renita mengelus pundak Tama kemudian langsung meninggalkan Tama yg tampak rapuh.

**

Dada Tiara rasanya ingin meledak, rasanya tidak siap melihat perempuan itu berlaku mesra pada Tama. Mungkin tadi Tama janjian bertemu di Apartemennya dengan perempuan seksi yg sangat agresif dengannya, apalagi kalau tidak apa hubungan spesial. Air mata Tiara kini benar-benar meleleh.

" Mbak, kemana ini?" Tanya supir taksi konvensional

" Jalan Mahakam Pak!" Jawab Tiara parau. Ponselnya berbunyi, panggilan dari Tama. Dia abaikan.

Dia pikir dirinya adalah wanita satu-satunya di hati Tama, rupanya tidak. Ah.. Rupanya dia terlalu percaya diri. Seorang Pratama Resky Yudhianto adalah putra satu-satunya Gandhi Yudhianto, siapa yg tak kenal dengan Gandhi Yudhianto orang yg punya kerajaan bisnis Restoran yg berkembang pesat. Dia tau bahwa Tama mempunyai segalanya, wajah rupawan, kekayaan yg tidak akan ada habisnya sampai tujuh turunan mungkin, belum lagi kini Tama salah satu pengusaha muda yg baru saja naik daun di dunia Teknologi.

Siapa yg kuasa menolak pesona seorang Tama, termasuk dia kan? Tama lelaki sempurna, meskipun ada sedikit masa lalu dalam latar belakangnya yg mungkin sedikit aneh ketika orang tau, lahir dari inseminasi buatan dengan cara menyewa rahim orang lain. Belum lagi orangtuanya yg terang-terangan sangat mendukung hubungannya dengan Tama ketika tau kalau Tama adalah anak dari Gandhi Yudhianto.

Tiara sadar banyak perempuan di luar sana yg ingin memiliki Tama, Tama janji 2 minggu lagi akan melamarnya. Tetapi setelah kejadian tadi dia jadi berpikir ulang, tidak mau sakit hati berlarut-larut.

Jujur saja awal kenal dengan Tama dia tidak tau kalau Tama adalah anak dari Gandhi Yudhianto, hanya tau Tama adalah cucu dari seorang kakek yg bernama Pak Hendro yg menderita penyakit jantung. Tama yg selalu menemani Pak Hendro sampai akhir hayatnya. Setelah kematian Pak Hendro, Tama kian sering menghubunginya. Justru Tiara tau dari salah satu Dokter senior ketika dia dijemput oleh Tama, bahwa Tama bukanlah orang sembarangan.

Awal kenal dengan Tama, Tiara tau kalau Tama punya kekasih bernama Nensy, karena Nensy sering berkunjung menemui Pak Hendro ketika dirawat dulu, tentunya alibi saja karena ingin berduaan dengan Tama. Yg membuatnya heran adalah ketika Tama malah mendekatinya. Sampai-sampai dia benar-benar luluh, tentunya sebelum tau siapa Tama sebenarnya.

" No 16 Pak!" Kata Tiara pada supir Taksi yg baru saja memasuki jalan Mahakam.

" Iya Mbak"

Tiara segera menghapus air matanya, tidak mau orangtuanya tau kalau dia baru saja menangis.

**

Tiara langsung memasuki kamarnya, dia bersyukur orangtuanya sedang berada di kamar. Dia tutup pintu rapat-rapat kemudian langsung membenamkan diri di atas kasur.

Ponselnya bergetar, telepon dari Tama.

" Bodo.. " Ujarnya lirih kemudian melempar ponselnya agak menjauh darinya.

" Aku nggak boleh nangis.. Aku nggak boleh nangis.. " Tiara memejamkan matanya, ia menahan agar tidak meneteskan air matanya.

" Hiks...  " Pertahanannya luruh juga, dia terisak pilu.

**

" ARGHHHH.. BANGSAT..!!"
Teriak Tama frustasi. Dia mengacak rambutnya kasar.

Tama melihat ponselnya, pesan dan telepon pada Tiara sama sekali tidak mendapatkan balasan. Dia memejamkan matanya, ini salah paham. Dia dengan Renita sama sekali tidak janjian, entah kenapa perempuan itu tiba-tiba ada di Apartemennya.

( Kayaknya aku harus ketemu calon istrimu)
Pesan dari Renita

( Jelaskan ke dia, ini salah paham Ren)

( Dimana aku bisa bertemu dia?)

( Temui dia di RSUD secepatnya)

( Oke, namanya?)

( Dokter Tiara Rossalinna)

( Wahh.. Dia dokter rupanya, baiklah!)

Entah kenapa Tama sedikit lebih tenang, semoga Renita berhasil. Tapi sebenernya dia juga salah sempat bermesraan dengan Renita meskipun tidak ada hubungan apa-apa.