Pernikahan ( END )

150 6 0
                                    

" Makasih ya, sampaikan ke Kak Rheina, baju, makanan, camilan, duh banyak banget sih oleh-olehnya, Tam" Ujar Tiara sumringah melihat 2 kantong kresek besar berisi oleh-oleh dari Jepang.

" Sama-sama Sayang, nanti disampein" Jawab Tama kemudian keluar dari mobil yg sudah terparkir di halaman rumah Tiara, diikuti oleh Tiara.

" Ayah Ibu udah tidur?" Tanya Tama ketika melihat rumah sudah sepi.

" Udah, ini udah jam setengah 12 malam"

" Astaga..iya..maaf deh mulangin malem, habis diajak ngobrol sama Papa lama banget!"

" Nggak apa-apa, aku bisa lebih deket sama keluargamu kan?" Ujar Tiara dengan senyum merekah.

" Oke, sampai besok ya...aku pulang dulu!" Pamit Tama, tubuhnya tiba-tiba tersentak ketika merasakan pelukan hangat dari Tiara.

" Udah berani nih?" Kata Tama membuat Tiara melepas pelukannya.

" Maaf.." Ujar Tiara dengan menundukkan  kepalanya.

" Udah berani main peluk-peluk nih, nantangin apa gimana, hm?"

" Apa sih Tam, rindu aja!" Jawab Tiara malu-malu, entah kenapa malam ini rasanya sangat ingin memeluk Tama, rasa rindunya yg 3 bulan tidak bertemu rasanya sangat kuat.

" Kirain minta pangku-pangkuan" Tama menaikkan alisnya, main mata seperti ini yg membuat wanita di luar sana tidak bisa menolak pesona seorang Pratama, termasuk Tiara.

" Ishh... "

" Auwhh.." Tama meringis merasanan cubitan di lengannya.

" Ya udah aku pulang!" Pamit Tama, kemudian menarik lagi tubuh Tiara, kini mereka kembali berpelukan lagi. Tiara tersenyum, ia merasakan kenyamanan yg sudah 3 bulan tidak dia rasakan, mendengar detak jantung Tama, mencium aroma tubuh Tama.. Hmm...sungguh memabukkan!.

*********

Satu bulan kemudian

Tiara tampak malu-malu melepas hijabnya di depan Tama, Tama sudah menatapnya dengan deru jantung yg tak terkendali, rasanya sudah sangat ingin menerkam perempuan malu-malu di depannya ini.

" Cepat!" Titah Tama karena Tiara lama untuk melepas gaun pengantinnya.

" Iya, sabar napa, susah ini!" Decak Tiara kesal

" Sini aku bantuin!" Tama berdiri di belakang Tiara untuk membuka resleting di punggung Tiara. Sejenak Tama terpana melihat mulusnya punggung Tiara yg kini sudah sah menjadi istrinya.

Perlahan Tama memajukan wajahnya, mendekat ke leher jejang Tiara yg sudah tidak terbalut hijab. Dia hembuskan nafas pelan membuat Tiara terkejut.

" Tama!"

" Hm...wangi Sayang" Suara parau Tama, dia mencium leher jejang Tiara, membuat Tiara memejamkan matanya.

" Geli Tam!" Alih-alih membentak tapi suara parau yg Tiara keluarkan

" Sssstttt..Jangan berisik Sayang! Kamu nikmati aja!" Desah Tama pelan, sambil mulai memberikan tanda merah di leher Tiara.

Desahan lolos dari bibir Tiara, ini pengalaman pertama baginya dan tentunya dengan suami sahnya. Tama terus memelukkan dari belakang dan terus menciumi setiap lekuk lehernya.

" Tama!" Teriak Tiara ketika merasakan tiba-tiba tubuhnya digendong Tama menuju ranjang pengantin.

Perlahan Tama membuka satu persatu kain yg menempel di tubuh Tiara, hingga hanya menyisakan pakaian dalamnya saja. Begitupun dia melepaskan semua pakaiannya yg hanya menyisakan celana boxernya.

Perjuangan Cinta Pratama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang