Bagian Tujuh

812 108 8
                                    

Sudah dua minggu lebih Naeun merasa dijauhkan oleh Lucas. Setiap dirinya berpapasan dengan lelaki itu Naeun selalu tersenyum dan mendekat kearah Lucas, tapi yang ia dapatkan hanyalah tatapan datar Lucas yang setelah itu pergi meninggalkannya.

Jika awalnya Naeun hanya mengira Lucas memiliki masalah dengan Nara, maka sekarang Naeun ingin menarik ucapannya kembali.

Karna Naeun melihat Lucas dan Nara selalu bersama.

Naeun sudah mencoba bertanya baik-baik kepada Lucas, memberikan pesan atau bahkan menelpon nomornya. Tapi sepertinya itu tidak berhasil.

Naeun bisa frustasi jika seperti ini. Karna ini adalah pertama kalinya Lucas marah dengannya. Tapi jika diingat-ingat, Naeun sama sekali tidak membuat kesalahan kepada lelaki itu. Apa karna kekasihnya? astaga Naeun jangan berfikir seperti itu.

Naeun juga sedikit merasa kesepian karna tidak ada kehadiran sahabat gilanya itu, ditambah Baekhyun yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Membuat Naeun benar-benar merasa seperti manusia tanpa ada teman.

Naeun beranjak keluar dari kelasnya. Sudah sekitar setengah jam kelas ini selesai dan Naeun baru saja ingin keluar. Jangan tanya apa alasannya, sudah pasti berharap Lucas masuk dan mengatakan hal-hal yang membuat lelaki itu kesal karna menunggu dirinya diluar sangat lama.

Harapan yang membuat hati Naeun sakit sendirinya.

Naeun menjalankan kakinya pelan. Kampus juga sangat sepi tidak seperti biasanya.

Naeun memghela nafasnya pelan, wanita itu masih saja berjalan hingga merasa perutnya seperti diaduk-aduk. Membuat wanita itu berhenti dan memegang dinding disebelahnya dengan tangan yang menutupi mulutnya.

Naeun meremas bajunya pelan, seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari mulutnya, tapi ia tidak bisa pergi ke toilet karna pusing yang tiba-tiba melanda kepalanya.

Rasanya Naeun ingin pingsan saja.

Wanita itu menyiapkan mentalnya, menatap papan toilet didepan sana yang jaraknya tak terlalu jauh dari tempatnya sekarang dan setelahnya wanita itu berlari kecil ketoilet. Masa bodoh dengan pusingnya karna sekarang ia tidak bisa menahan cairan yang ingin keluar dari mulutnya itu.

Naeun memuntahkan isi makanannya setelah masuk kedalam kamar mandi. Wanita itu benar-benar merasakan hal yang sangat tak ia sukai.

Setelah memuntahkan isi perutnya Naeun langsung mengambil tisu dan membersihkan muntahannya itu. Membuka keran air dengan tubuh yang mendadak lemas.

Selesainya Naeun langsung berjalan pelan keluar, sangat amat pelan dengan tangan yang memegang pelipis kepalanya.

Tubuh Naeun tiba-tiba lunglai, Naeun benar-benar sangat lemas sekarang. Sepertinya tubuhnya akan benar-benar terjatuh ke lantai marmer jika saja lelaki yang sekarang sudah menatapnya panik itu tidak menangkap pinggang rampingnya.

"Naeun! kau kenapa!" Pekik pria itu yang sudah menyelipkan tangannya di pipi Naeun.

Naeun tersenyum simpul, akhirnya harapannya terkabul. Wajah serta bibir pucat Naeun membuat lelaki dihadapan Naeun panik seketika.

"Gomawo..Lucas.." Lirih Naeun.

Lucas ingin sekali mengutuk sahabatnya yang sekarang membuatnya panik. Lelaki itu mengangkat tubuh lemas Naeun, berlari dengan mimik wajah panik menuju parkiran sekolah dan menidurkan Naeun dikursi penumpang belakang.

Dan setelahnya, Lucas langsung berlari memutari mobilnya dan masuk kekursi pengemudi. Menyalakan mobilnya cepat dan langsung menancapkan gas detik itu juga.

Hal yang ada dikapala Lucas saat ini hanyalah Naeun. Padahal jika dikatakan, Naeun tidak separah apa yang Lucas kira. Wanita itu hanya mendadak lemas dan pucat layaknya orang pada umumnya.

Monodrama ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang