Selamat membaca spesial chapter pertama!!
Jangan lupa untuk vote dan komen!• • •
Pijakan kaki itu berhenti diantara dua batu nisan yang bertuliskan 'Im Woyeon' dan 'Kim Miya'. Ia tersenyum simpul, menaruh bunga diantara tanah berumput itu dengan pelan.
"Hai Ibu," Ucapnya menatap makam milik Ibu mertuanya.
Ia pun juga menoleh ke makam sampingnya. "Hai juga Miya."
Naeun menunduk. Duduk diantara kedua makam wanita yang menemani dirinya di dunia nyata. Ibu Baekhyun, yang dikenal dengan sebutan Byun Woyeon adalah mertua yang sangat menyayangi Naeun di sini. Sama halnya dengan Kim Miya atau nama lainnya Kim Mihee, wanita cantik itu juga memberikannya banyak hal untuk mengenal Byun Baekhyun, suaminya, lebih dalam karena wanita Kim itu sudah bersahabat lama dengan suaminya.
"Maaf, aku baru bisa datang ke tempat peristirahatan kalian sekarang."
Naeun mengarahkan dirinya pada makam Ibu mertuanya, menghelus batu nisan Im Woyeon dengan pelan dan penuh rindu.
"Ibu, aku ingin mengucapkan terimakasih karena sudah melahirkan anak lelaki bernama Byun Baekhyun. Mungkin, jika bukan kau, aku tak akan pernah bertemu dengan manusia seperti dirinya."
"Aku juga berterimakasih untuk dirimu yang menerimaku sebagai istri dari anakmu. Aku sangat menyayangi dirimu seperti aku menyayangi kedua orang tuaku."
Naeun tersenyum dengan air mata yang menetes. "Soal pesanmu di mimpi terakhirku, aku akan berjanji akan menyayngi anakmu dan menjaganya dengan penuh kasih sayang.
"Ibu, yang tenang di surga sana."
Kini, Naeun kembali membalikan tubuhnya. Menatap nisan milik sahabat suaminya yang sudah ia anggap juga sebagai sahabat juga.
Ia terkekeh pelan, memori kenangan antara dirinya dan Miya berputar begitu saja di kepalanya. Ia juga teringat hal yang sempat membuat wanita Kwan itu emosi dulu.
"Hai, Kim Miya atau Kim Mihee," Ucapnya pelan dengan kekehan diakhirnya.
"Astaga, Miya. Namamu sudah bagus-bagus Kim Miya, tapi kau ingin mengubahnya karena suamiku dulu memanggilmu dengan sebutan Kim Mihee."
Naeun menggelengkan kepalanya kala memingat perkataan Miya ketika Baekhyun dan dirinya ingin menikah.
"Kau begitu menyayangi Baekhyun, ya?" Tanyanya dengan satu tangan menghelus batu nisan itu lembut dengan senyuman simpulnya dan tatapan sendunya.
"Maaf karena mengambil Baekhyun darimu, Miya. Aku yakin. Walaupun kau menyayangi Baekhyun sebagai lelaki, tapi Baekhyun juga menyayangi dirimu, walaupun hanya sebagai adik."
Naeun menaruh beberapa helai rambutnya ke belakang telinganya, memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya membuka dengan nafas yang ia buang.
"Terimakasih karena sudah baik padaku. Terimakasih juga sudah selalu membantuku untuk mengetahui Baekhyun lebih dalam lagi, kalau bukan kau, sepertinya aku tidak akan pernah mengenal sosok Byun Baekhyun dengan benar."
Naeun menahan nafasnya, manahan sesak di hatinya karena masih tak percaya ia kehilangan dua orang penting di hidupnya.
"Kau sudah melihat anakku kan? persis seperti perkataanmu waktu itu. Kau ingin melihat anakku lebih dulu dari Baekhyun."
"Miya, sekali lagi terimakasih untuk semua yang kau berikan ketika masih ada di dunia ini. Aku sangat sayang dirimu."
Naeun lagi-lagi meneteskam air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monodrama ✔️
Fanfiction[Complete] Mungkin kesalahan Kwan Naeun adalah bertemu Byun Baekhyun saat malam pernikahan sang mantan kekasih. Atau Mungkin kesalahan Naeun adalah datang ke acara penikahan itu yang membuatnya bertemu dengan pria bernama Byun Baekhyun. Byun Baekhyu...