Bagian Empatpuluh Satu

337 67 12
                                    

Untuk tulisan berbahasa prancis bakal aku translatin di komentar ya!

Selamat membaca!

• • •

Naeun baru saja keluar dari kamar penginapannya, jam sudah menunjukan pukul delapan pagi dan ia baru saja terbangun. Meninggalkan Baekhyun yang kini masih beristirahat karena menempuh kurang lebih sebelas jam perjalanan dari Korea ke Lyon, Prancis.

Dahinya menggerut. Ia mendengar suara Jaehyun yang sepertinya sedang beradu argumen di ponselnya. dengan bahasa Prancis tentunya.

Naeun memutuskan untuk mendekat kearah kamar Jaehyun yang pintunya sedikit terbuka.Maniknya mendapati Jaehyun yang sedang berbicara hingga urat di keningnya terlihat. Lelaki itu sepertinya sedang benar-benar emosi.

"Je ne sais pas ce qui se passera jusqu'à ce que les actions de la société baissent, mais je m'envolerai bientôt pour Paris."

Naeun dengan gerakan pelan membuka pintu kamar Jaehyun, berjalan mendekat kearah lelaki itu dan berhenti di belakangnya persis.

"Je suis à Lyon."

Decakan Jaehyun terdengar, Naeun juga mendengar suara helaan nafas Jaehyun yang kasar.

"Pas besoin, je peux acheter le billet d'avion moi-même. Le trajet Lyon-Paris ne prendra qu'une à deux heures, je prendrai le vol le plus rapide."

Jaehyun menjauhkan ponselnya dan langsung mematikan ponselnya sepihak. Tidak peduli dengan sekretarisnya yang masih mengucapkan sesuatu, ia sudah emosi karena mendengar kabar tidak enak.

Naeun tersenyum simpul, tangannya ia taruh di pundak lelaki itu dan menghelusnya pelan. Mencoba membuat Jaehyun tenang dan mengurangi ras emosinya.

Naeun menghela nafas pelan. "Ada apa?"

Jaehyun memutar tubuhnya agar berhadapan dengan Naeun, ia memegang kedua pundak Naeun sebelum akhirnya menariknya kedalam pelukan Jaehyun.

Ia butuh pelukan saat ini, karena pelukan dapat membuat Jaehyun sedikit tenang dari apapun. Termasuk juga emosinya.

Naeun menghelus pelan punggung Jaehyun yang masih terdiam.

"Aku akan tebang ke Paris," Ujar Jaehyun bersuara.

Naeun menjauhkan tubuhnya, menatap manik Jaehyun denganwajah bingungnya.

"Sekarang? Ada apa memangnya?"

Jaehyun menganggukan kepalanya pelan dengan wajah kusutnya. "Iya sekarang. Saham perusahaan turun, jadi aku harus kesana sekarang."

"Mengapa bisa turun? Bukannya kemarin masih baik-baik saja?"

Jaehyun menghusap wajahnya dengan kasar, mendudukan bokongnya di kasur dengan mata yang terpejam.

"Aku juga tidak tahu, tapi intinya aku akan berangkat sekarang," Jaehyun membuka matanya, menoleh kearah Naeun yang setia berdiri disana. "Kau tak apa bukan?"

"Tentu saja, tapi aku khawatir dengan kesehatanmu. Kita baru saja menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Korea ke Lyon, dan baru saja sampai kau sudah ingin pergi ke Paris?"

Naeun melangkahkan kakinya menuju ranjang Jaehyun, duduk di samping Jaehyun.

"Aku takut kau sakit, itu saja."

Jaehyun tersenyum saat mendengar penunturan Naeun. Ia merasa bahagia karena Naeun masih khawatir dengannya, itu sudah lebih dari cukup bagi Jaehyun daripada sekedar membalas perasaanya.

Monodrama ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang