TUAN MISTERIUS

5.2K 351 78
                                    

◆○◆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◆○◆

BEBERAPA detik aku merasa tegang, karena Nichole diam saja. Manik legam matanya, seolah memanah mataku.

Aku menelan saliva. Minta maaf atau bagaimana, ya?

"An--" Nichole mau mengatakan sesuatu, tapi ponselnya bergetar.

Dia rogoh kantung celana, kemudian mengambil telepon pintarnya.

"Kenapa?" Nichole bertanya langsung, tanpa basa-basi.

Aku lihat, dia mengangguk. Sebentar telunjuknya menempel di bibir dengan alis berkerut. Kelihatannya itu telepon penting.

Melihat jam, sekarang sudah jam setengah enam--hampir magrib. Berarti sudah hampir dua jam aku pergi bersama Nichole.

Lama.

Buang-buang waktu. 

Kalau aku pakai untuk belajar atau mengerjakan tugas, jauh lebih baik. Benar-benar, aku harap habis ini kami pulang.

"Ayo, An!" Nichole yang sudah selesai dengan obrolannya di telepon mengajak pergi.

"Bang, aku harus pulang."

"Iya." Mata Nichole memejam sebentar. "Abang antar pulang."

Kali ini, sama sekali Nichole tidak meraih tanganku.

Aku mengikutinya.

Kami turun ke lantai bawah, tepatnya ke area parkir. Naik motor, kemudian pergi meninggalkan mall.

Nichole tidak bicara apa-apa. Hanya terus memacu motor, sampai kami berhenti di warung makan pinggir jalan.

"Mau beli makanan untuk nenek." Nichole seolah menjawab pertanyaan yang ada di otakku. "Soalnya, kalau mau beli makanan yang tadi, takut nenek enggak suka," sambungnya.

Bibirku terkatup rapat, tidak menjawab apa-apa. Cuma berani mengungkapkan dalam hati. Sedikit merasa kagum,  karena dia ingat dengan Nenek.

Memesan nasi sayur dan ikan untuk nenek, Nichole bertanya juga aku mau apa.

"Kan, tadi udah makan." Aku jawab tak sesuai pertanyaan.

Nichole mencebik. "Itu tadi siang, An. Ini untuk makan malam."

"Nggak usah, Bang. Di rumah juga ada makanan."

Aku dengar helaan napas Nichole, sebelum dia bicara pada pelayan di warung makan.

"Bungkus ikan, ayam, daging, yang itu juga--"

Astaga, Nichole gila. Dia pesan semua makanan.

"Bang!" Aku menahannya.

Nichole menunggu.

Aku pilih satu menu, biar dia tidak pesan semua.

"Ayam goreng, aja."

Bajingan yang MencintaikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang