SIAPA

4.5K 306 34
                                    

◆○◆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◆○◆

TAMARA lari ke arahku, ketika dia masuk kelas. Begitu sampai, tangannya langsung mencengkranm tanganku. Oh, sebelumnya dia lakukan pengereman yang sempurna.

"Cowok yang kemarin, datang lagi, nggak?" tanyanya dengan napas tersengal.

"Nichole?"

Tamara mengangguk cepat.

Cih. Kenapa semua orang sibuk mencari Nichole.

"Dia nggak bilang mau datang, berarti kemungkinan besar dia nggak bakal datang."

Tamara duduk di bangkunya dengan wajah kecewa.

"Bagi nomor hp-nya, dong!" Dia memutar badan ke arahku.

Aku punya nomor HP Nichole, tapi tidak mungkin kasih sembarangan. Bisa marah dia. Apalagi, Nichole anak yang cenderung tertutup.

"Nanti aku tanya dulu sama orangnya."

Tamara mendekat. "Kalian nggak pacaran, 'kan?"

Tidak akan pernah!

"Nggak."

Tamara menghela napas lega.

"Berarti ...." Matanya berbinar-binar menatapku. "Gue bisa dong PDKT sama dia?"

Alisku berkerut. Bagaimana bisa, Tamara menyukai Nichole?

Dia pasti asal omong.

"Kok, muka lo gitu?" Tamara menegur. "Lo nggak suka, gue coba deketin dia?"

"Bukan," jawabku.

"Terus kenapa?"

Tamara menaruh tasnya di meja, kemudian mengeluarkan minyak wangi. Sambil menunggu aku menjawab, dia semprotkan cairan beraroma tuty fruity ke tubuhnya.

"Abis dari angkot, nih, bau rokok!" Dia mengeluh.

Melihatnya, aku malah membayangkan apa jadinya kalau dia sampai dekat dengan Nichole--si perokok berat.

"Mending jangan dekat-dekat Nichole," saranku pada Tamara.

"Kenapa?" Dia keheranan.

"Lo nggak tahan sama bau rokok, Nichole perokok berat."

Tamara menopang dagu dengan satu tangan.

"Kayaknya, nggak masalah."

Hah! Jawaban yang tidak sesuai dugaan.

"Nggak ada hal baik dari Nichole."

"Maksudnya?" Tamara mengernyit.

"Lo beneran suka dengan dia?" Aku memastikan.

Tamara terkikik. "Sekali lihat juga, gue udah yakin kalau gue itu suka dengan dia. Ya ... meskipun belum tau, sih, ini cinta atau semacam kekaguman biasa. Habisnya, dari pandangan pertama jantung gue dagdigdug."

Bajingan yang MencintaikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang