Tipuan

1.5K 152 30
                                    

Yang di bawah umur, agak bijak yaaah bacanya.

Nggak bukan konten yang 'itu', kok.

Cuma ada kekerasan dan butuh pemahaman mencerna.

•°•

Pulang sebelum Nichole, dibayar sesuai kesepakatan, dan tidak ada masalah dalam pekerjaan. Tandanya tidak ada yang bisa Nichole protes atau larang.

Di beberapa akun instagram bisnis, fotoku terpajang.

Tante Silva menyukainya. Bahkan dia memuji, karena aku terlihat sangat cantik di foto.

Nichole tetap sama. Dia tidak suka.

Aturannya masih  berlaku. Aku harus pergi dengan Juno ditambah tidak boleh ambil pekerjaan saat libur.

Cara Nichole memperlakukanku, dibanding sebagai bukti kalau dia sayang, aku justru merasa  sangat dibatasi dalam setiap hal yang kulakukan.

Kalau begini, semakin sulit bagiku untuk membuka hati untuknya.

Seharusnya, Nichole bisa lebih longgar sedikit. Agar ada kelegaan dalam hatiku. Supaya dadaku tidak terlalu sesak dengan aturan dan tekanan darinya.

Hanya bisa mengalah. Sementara, sampai aku sanggup mandiri.

Hari ini, Juno tidak enak badan. Katanya dia terserang flu. Aku ada pemotretan dua tempat. Satu out door--tepatnya di taman kota--satu in door.

Tidak mau memaksa Juno, aku pilih naik angkutan umum. Lagipula, bahaya kalau menyetir saat tidak fit.

Selama tiga minggu bekerja, sudah terbukti kalau memang tidak pernah ada apa-apa. Semua aman. Nichole tidak perlu khawatir.

Rute pertama bukan ke studio, melainkan Taman Kota.

Barang yang harus kupakai kali ini, sandal casual. Karena pemotretan lebih menyorot bagian kaki, aku tidak perlu menggunakan riasan tebal.

Xafier mengarahkan beberapa gaya. Foto dibuat candid dari beberapa sudut.

Tidak makan waktu lama--dengan menumpang mobil Xafier--selanjutnya aku ke studio.

Kali ini aku harus buat video review foundation merek lokal.

"Nanti ngomongnya jangan terlalu text book."

Aku yang sedang dirias Amanda--make up artist--mengangguk.

"Kulit lo senisitif, nggak?" Xafier seperti menimbang untuk aku pakai langsung foundation yang baru diproduksi.

"Setauku, nggak." Dasarnya aku memang tidak pernah pakai  make up berat. Rutinitas perawatan wajah, hanya cuci muka dan bedak bayi. Yang lain tidak ada. Baru sekarang-sekarang ini, lantaran keperluan kerja, aku mau merias wajah.

"Kalau sensitif, nanti pakai yang biasa lo pakai aja. Tapi, kalau nggak masalah, bisa langsung pakai ini. Biar hasil videonya kelihatan real."

Xafier menaruh kembali foundation yang dipegangnya ke meja. Sekarang dia memperhatikan aku.

Make up selesai. Untuk tampilan awal, riasan sengaja dibuat agak samar. Nanti untuk take video kedua, baru akan dibuat lebih glow.

Ada catatan kecil yang perlu kuhapal untuk diucapkan saat take video.

Seperti iklan instagram yang sering aku lihat, video pertama, aku berakting layaknya orang merasa wajah kusam dan tidak  percaya diri karena bedak mudah luntur.

Bajingan yang MencintaikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang