Seharian kuliah membuatku lelah, senja di sore hari membuat jalanan yang ku lewati menjadi sedikit silau.
Ku parkirkan mobil di garasi, dan masuk aku masuk ke dalam rumah."Tifani nanti malem kamu siap siap yah" sahut bunda dari balik sofa depan tv
"Mau kemana bun? Tumben ngajak Fani" sahutku saat memasuki dapur untuk mengambil susu
"Pokoknya kamu siap siap aja jam tujuh, oke" kata bunda dan berlalu dari depan tv menuju kamarnya.
Entah ini perasaan senang karena ini kali pertamanya mereka mengajakku keluar atau malah perasaan yang lainnya, sudahlah aku hanya harus bersiap untuk malam nanti. Waktu begitu cepat berlalu, aku pun bersiap untuk malam yang seertinya penting. Ku lihat bunda dan papa memakai pakaian yang begitu formal, berjalan menuju teras rumah dengan membawa omah.
"Tifani ayok kita segera berangkat" Teriak bunda dari luar rumah, aku pun mengambil tas kecil hitam dan segera berjalan ke luar rumah. Bunda dan papa sudah berada di dalam mobil dengan omah, aku juga segera masuk ke dalam mobil. Dalam mobil keadaan begitu sunyi, papa dan bunda samasekali tidak mengatakan sepatah kata pun. Cukup lama kami berada di perjalanan, akhirnya papa berhenti di depan toko yang cukup besar. Papa pun membukakan pintu mobil bunda, dan bunda membantu omah untuk keluar kemudian pindah ke kursi roda.
"Kemana kita papa?" tanyaku pada papa, dengan memandang banyak orang yang sudah memadati toko itu.
"Kita masuk dulu, setelah itu kamu akan tau semuanya" Jawab paa dengan senyuman. Aku,papa,bunda dan omah pun memasuki toko itu. Beberapa orang menghampiri papa dan menjabat tangannya, semua pandngan tertuju pada keluarga kami.
"Terimakasih semuanya atas kehadirannya" kata papa, dan membuat alunan musik seketika berhenti.
"Saya dan istri saya membangun usaha ini berkat dukungan rekan rekan semua" lanjut papa dengan senyuman
"Perkenalkan, ini putri tunggal saya Tifani Anggraini dan mertua saya"sahut bunda. Lalu aku tersenyum kepada beberapa orang di hadapan kami, dan mereka pun membalasnya dengan baik.
"Kalian semuanya bisa menikmati makanan yang dihidangkan, dan sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas kehadirannya dalam acara grand opening toko Kue saya" kata papa, kemudian alunan musik mulai terdengar dan semua tamu pun menikmati pesta ini. Papa bunda dan omah pun membaur dengan beberapa tamu, tapi aku memilih untuk duduk di meja sendiri.
"Apa apaan bunda sama papa, mereka membuka satu usaha tanpa memberitahukan sedikit pun padaku. Sial!" gumamku kesal, tak sedikit orang yang menghampiriku dan menjabat tanganku dengan melemparkan senyuman. Seorang pelayan membawakan ku beberapa makanan dan minuman ke mejaku
"Anak mu cantik yah" terdengar suara sepasang suami istri yang berbicara dengan keluargaku di sebrang sana, dan sesekali melihat ke arahku.
"Bisa aja kalian" sahut bunda dengan sedikit senyuman
Ku kira mereka akan mengajakku dan omah pergi untuk makan malam diluar dan menghabiskan waktu hanya bersama keluarga kecil kami tapi sialnya malah sebaliknya,mereka sibuk dengan para tamunya bahkan tak menawarkanku untuk makan sesuatu.ingin rasanya aku segera pergi dari tempat ini, tapi rasanya tak bisa. Ku mainkan ponselku berharap menghilangkan sedikit rasa jenuh, tak lama kemudian papa,bunda dan omah menghampiriku dengan tamu.
"Tifani kenalin, ini teman bisnis papa dan bunda" sahut papa padaku. Aku pun mencium tangan sepasang suami istri itu
"Nama tante Dania" katanya, aku pun mengangguk dengan senyuman paksa.
"Nama om Dodik" sahut suami tante dania dan mereka pun duduk bersamaku dan keluargaku.
"Kamu semester berapa nak?" tanya tante Dania padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
cewek hits dan cowok cupu.
Teen FictionSetiap anak pasti menginginkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, namun aku tak seberuntung kalian. Orang tuaku terlalu sibuk dengan dunia karirnya, hingga tak punya waktu untuk mengurusku. 20 tahun lebih dibesarkan tanpa pengawasan orang tua,tu...